Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Buah Hati Mama, Film Jadul yang Selalu di Hati

27 Maret 2021   19:30 Diperbarui: 27 Maret 2021   19:37 2835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada malam hari baru ketahuan jika bukan Eka yang bersalah. Ada adegan menarik ketika Putri bilang  sambil menangis.

" Bukan kak Eka ma..tapi kak Indra yang salah"

Kata-kata Putri itu sontak mengejutkan Nona. Hendrik pun tidak bisa berkata apa-apa. 

Perlakuan tidak adil ibunya selama ini membuat Eka memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia hidup bersama teman di gubug pinggir sungai. Hendrik dan Nona sangat kehilangan dan berusaha mencari kemana-mana termasuk membuat iklan di surat kabar.

Suatu ketika Nona melihat Putri bermain harmonika. Ketika ditanya dari siapa, Putri mengatakan bahwa harmonika tersebut pemberian Eka. Di luar dalam kondisi hujan terlihat seorang anak dengan mantel. Nona mengira itu Eka, ternyata bukan. Ia adalah teman Eka dan mengantar Hendrik dan Nona ke tempat dimana sekarang Eka berada. Terlihat kondisi memilukan dalam gubug tersebut Eka tergeletak sakit.

Di sini ada adegan pindah di mana Eka seperti dalam situasi antara hidup dan mati. Ia mengenakan baju putih-putih berlari kea rah sekumpulan orang yang berbaju putih juga. Saya asosiasikan sebagai surga sih.

Di belakang Eka tampak keluarga Hendrik berseragam hitam-hitam memanggil-manggil nama Eka.  Eka terus berlari namun tiba-tiba ia berhenti dan menoleh ke belakang dan tersenyum. Eka kemudian berlari menghampiri keluarganya.

Terus terang waktu pertama kali melihat adegan ini saya tidak terlalu paham. Bahkan agak sedikit takut karena pakaiannya juga agak aneh. Plus musiknya juga rada serem gitu. Namun setelah melihat berkali-kali baru mengerti jika itu penggambaran Eka sedang melewati masa kritisnya.

Cerita dalam film Buah Hati Mama sendiri mungkin sederhana. Namun ada kekuatan emosional yang bisa menyentuh hati penontonnya. Apalagi acting Widyawati dalam film ini sungguh memikat. Ia menjadi seorang ibu yang jahat maupun ibu yang penuh dengan kesedihan karena kehilangan putra tercinta.

Hampir 4 dekade sudah sejak menonton Buah Hati Mama kesannya tidak pernah surut dalam ingatan. Sebuah film nasional yang bermutu dan pantas untuk disaksikan oleh seluruh keluarga. Kapan lagi film nasional menghadirkan film keluarga berkualitas?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun