Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Indonesia, Ketika Kemenangan Adalah Segala-galanya

3 November 2017   22:48 Diperbarui: 4 November 2017   12:04 6174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
El Clasico Indonesia itu berakhir tragis (foto:Kompas,com)

Duel Persija Jakarta kontra Persib Bandung, yang disebut-sebut El Clasico-nya Indonesia, berakhir dengan tragis. Ya, menyedihkan laga berlangsung tidak sampai 90 menit.

Wasit Evans Shaun Robert mengambil keputusan untuk menghentikan pertandingan pada menit ke-83. Pengadil asal Australia jelas melihat bahwa situasi sudah tidak kondosif. Persib Bandung sendiri tampak ogah melanjutkan pertandingan.

Keputusan wasit Evans bisa jadi kontroversial, terutama bagi pendukung Persib. Walau wasit juga bisa salah tetapi Evans pasti punya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan. Wasit profesional berlisensi FIFA itu jelas paham betul aturan-aturan sepak bola.

Manager Persib Umuh Muchtar menganggap timnya dijahatin. Akumulasi kekecewaan Umuh sejak babak pertama. Mulai dari tidak disahkannya gol Ezechiel N'Douassel, hadiah penalti bagi Persija, hingga kartu merah Vladimir Vujovic yang katanya sekedar 'protes'.

Sepak bola Indonesia

Apa yang yang terjadi pada laga Persija vs Persib bukan barang baru. Aksi walk out dalam liga Indonesia sudah jamak terjadi. Sudah menjadi ciri khas, atau bisa disebut juga DNA-nya sepak bola kita. Belum lagi aksi kekerasan terhadap wasit yang membuat kita miris.

Setiap akhir pekan sepanjang tahun, ditambah pertandingan spesial di tengah minggu, kita disuguhi pertandingan berkelas. Menyaksikan pemain-pemain kelas dunia beraksi. Banyak drama-drama kontroversial yang terjadi. Apakah ada aksi walk out?

Bagaimana dengan "Gol Tangan Tuhan" Diego Maradona di Piala Dunia '86? Atau coba ingat kembali gol Frank Lampard yang tidak disahkan saat Inggris melawan Jerman di PD 2010. Keduanya terjadi di Piala Dunia, bukan pertandingan sekelas liga.

Klub sebesar Chelsea pun harus gigit jari akibat gol "hantu" Luis Garcia pada babak semifinal Liga Champions 2005. Wasit menganggap gol Luis Garcia sudah melewati garis! Padahal sulit dipastikan karena bola pun belum menyentuh tanah karena keburu disapu William Gallas.

Tidak pernahkah klub-klub Indonesia belajar dari pemain-pemain kelas dunia? Pemain, pelatih, maupun pengurus klub sepertinya dalam paduan suara yang sama. Kompak menyanyikan mars "Kemenangan adalah Segala-galanya".

Mereka lupa bahwa dalam sepak bola bukan melulu soal kemenangan. Sepak bola menjadi olahraga yang paling digemari diseluruh dunia karena sepak bola sudah menjadi entertaining game. Permainan yang menghibur baik bagi pemain maupun penonton. Sepak bola lebih dari sekedar sport (olahraga).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun