Saat terpuruk, acap-kali yang sering menghampiri adalah godaan-godaan. Keputusasaan dan kejahatan biasa berjodoh. Jadi kurir sabu duit pasti cair, khan?
Mukjizat
Cuma mukjizat saja yang mampu mendongkrak roda yang macet itu. Sesuatu yang datangnya dari Sang Maha. Kapan datangnya? Itu rahasiaNya. Para bijak mengatakan bahwa mukjizat datang kalau kita terus berusaha. Sampai nafas berhenti?
Sabar, orang sabar disayang Tuhan. Gusti Mboten Sar. Kenapa harus pakai lama Tuhan? Tuhan memang penuh misteri. Tidak tidur memang, tetapi sepertinya sibuk. Kadang juga Dia seperti sedang bercanda. Walau becandanya nggak lucu sama sekali.
Di saat kita meratap sedih. Mungkin Dia sedang tersenyum. Lalu berkata," Ada jutaan manusia lain yang sama terpuruknya dengan dirimu 'nak. Bahkan jauh lebih menderita."
"Coba tengok saudaramu di Rakhine, Yaman, atau Afrika Tengah. Lihat lebih dekat penderitaan perempuan-perempuan Yazidi. Mereka yang hidup dalam bayang-bayangan ketakutan. Juga mereka-mereka yang  tidur di kolong jembatan tanpa selimut."
"Bukankah kamu masih bisa makan tiga kali sehari walau lauknya tempe sepotong tanpa sayur. Tetap masih bisa berganti pakaian dan tidur di kasur. Bisa main game, whatsapp-an sembari nonton Youtube?"
"Jalani dan nikmatilah dulu keterpurukanmu. Sekejab ingatlah masa senangmu tahun lalu. Kalau Aku tidak sempat mengirimkan mukjizat, pasti ada orang lain yang menolongmu 'nak. Pokoknya jangan lupa berdoa dan berusaha."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H