Malam minggu (11/2) saya berkesempatan berbagi pengalaman tentang 'ngeblog' di Masjid Almubaraq yang berlokasi di Jalan Pasar III Medan. Sebuah program yang digagas Kompasianer Medan Firdaus Tanjung yang kebetulan anggota jamaah di sana.
Terus terang awalnya agak ragu. Siapa yang rela menyisihkan waktu malam minggu sekedar untuk belajar menulis? Waktu di mana kebanyakan orang lebih suka menghabiskannya dengan jalan-jalan, lihat film di bioskop, atau sekadar nonton bola di TV.
Pukul 20.30 WIB selepas shalat Isya, saya memasuki ruangan pertemuan masjid. Sebuah ruang yang tidak terlalu besar dengan meja besar berbentuk oval. Di dalam sudah ada Bapak Miswanto yang menerima saya dengan hangat.
Saya lihat baru 4 orang saja yang hadir. “Duh, dikit amat ya,” saya mulai sedikit pesimisi. Lalu saya mengambil tempat duduk di ujung dekat whiteboard. Saya coba berpikir positif seandainya yang ikut sedikit pun harusnya tidak akan menjadi masalah. “Semangat..semangat!”
Belum satu menit saya duduk, satu persatu jamaah mulai berdatangan mengisi ruangan ber-AC itu. Hal yang membuat saya terkejut adalah sebagian besar adalah wanita. Saking ramainya sampai-sampai kekurangan kursi. Rasanya ada lebih dari 20 peserta yang didominasi oleh anak-anak muda itu. Ada beberapa jamah yang datang terlambat. Oh ya tidak ketinggalan ibu-ibu juga hadir lho.
Sebelum pengisian materi saya pelajari bahan-bahan dari berbagai sumber. Maklum kemampuan menulis saya juga masih jauh dari sempurna. Saya coba dalami banyak tulisan Kang Pepih di Kompasiana. Jauh-jauh hari saya minta bahan dari Mas Isjet yang ada di slideshared sebagai bekal. Beberapa saat sebelum giliran berbicara, saya sempatkan japri Mbak Yayat berkenaan dengan materi.
Sedangkan untuk gaya penyampaian materi, saya coba adopsi gaya penuturan Mas Nurul (admin) ketika memberi materi workshop di kampus USU bersama Kompas TV tahun lalu. Apalagi bahannya kurang lebih sama yaitu ngeblog di Kompasiana. Cara ini sepertinya cukup efektif dan tidak terkesan monoton.
Ternyata antusiasme untuk menulis itu begitu besar. Selama ini mereka terbentura kendala yang kerap muncul yaitu tidak pede dan tidak tahu harus menulis dimana. Selama ini yang teman-teman jamaah lakukan sebatas bikin status di Facebook.
Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah lewat pukul 10 malam. Bagi saya tujuan utama sudah tercapai yaitu memperkenalkan apa itu ngeblog dan ngompasiana. Materi yang diberikan sengaja belum terlalu detail dan teknis. Baru sebatas kulit luar, tapi rasanya untuk awal-awal sudah lebih dari cukup.
Sesuai dengan rencana awal bahwa program tidak berhenti di situ tetapi berkelanjutan. Ternyata hal itu pula yang juga diinginkan oleh para jamaah. Keinginan agar jamaah membentuk komunitas menulis terwujud. Nantinya pada setiap pertemuan ada tema khusus terutama berkenaan dengan konten yang akan dipelajari bersama.