Beberapa hari lalu pagi-pagi, teman saya sebut saja A, datang ke rumah. “Bang lamaran kita dibalas bang....,” katanya dengan antusias.
“Lamaran yang mana?”
“Angkasa Pura bang, ini emailnya,” kata A seraya menunjukan mailbox di hp-nya.
Sebuah email dengan judul “Surat Panggilan Tes Interview Calon Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero)”. Email itu hanya berisi attachment PT Angkasa Pura II dalam format PDF. Segera saya download. Ada lima berkas yang semuanya berkop PT Angkasa Pura lengkap dengan logo dan watermark.
Disebutkan juga bahwa semua biaya transportasi dan akomodasi yang dikeluarkan peserta tes akan diganti oleh PT Angkasa Pura II setelah tahapan seleksi selesai. Jadi para peserta harus menyerahkan bukti boarding pass, airport tax, dan dokumen lain ke panitia tes seleksi.
Pada berkas ketiga sampai lima hanya berisi keterangan, kualifikasi, syarat-syarat umum, tahapan dan jadwal seleksi, dan kebijakan-kebijakan dari Angkasa Pura II berkenaan dengan karir peserta tes nantinya jika bekerja di sana.
“Gimana bang, di Bali pula ya?” kata teman ini dengan logat Bataknya.
“Nanti saya baca-baca lagi lah.. cepat juga dibalas. Ini lihat tanggal pada tanda tangan orang Angkasa Puranya. Ini kan hari ini,” kata saya agak curiga. Baru kemarin kirim sehari bisa langsung dibalas dengan dokumen yang begitu detail. Tesnya pun dilaksanakan pada hari minggu, bukan hari kerja. Sangat tidak lazim sekali.
Sehari sebelumnya si A meminta tolong mengirimkan lamaran secara online. Informasi lowongan pekerjaan didapat dari aplikasi Android Linkedin. Waktu itu saya curiga karena berkas dikirim ke alamat email yang bukan email domainnya Angkasa Pura II.
Sore hari saya bertemu A dengan wajah yang kurang cerita. “Wah bang... masak suruh transfer 5,4 juta. Pasti nipu ini yang bang...”
“Transfer ke mana?” tanya saya.
“Ke nomor hp di email itulah bang...”
Malam hari saya coba pelajari lagi surat panggilan tersebut. Dari dokumen berformat PDF saya melihat kecurigaan di mana ketika bagian kop surat jika di klik maka akan tampak sebagai bahwa itu image yang dimasukkan saja. Agar lebih jelas saya coba mencari informasi ke situs resmi PT Angkasa Pura II. Ada kontak email yang bisa saya gunakan untuk mencari informasi lebih jauh tentang perekrutan tenaga kerja di sana. Tidak ada salahnya untuk crosscheck langsung ke PT Angkasa Pura II. Keesokan harinya masuk email balasan.
“Terima kasih telah menghubungi Contact Center Angkasa Pura II.
Saat ini PT. Angkasa Pura II (Persero) belum membuka lowongan pekerjaan kembali. Untuk informasi lowongan pekerjaan, bisa dicek secara berkala di website resmi kami di www.angkasapura2.co.id pada konten karir. PT. Angkasa Pura II tidak pernah memungut sejumlah biaya kepada calon peserta dalam proses rekrutment. Tetap berhati-hati terhadap lowongan pekerjaan yang mengatasnamakan PT. Angkasa Pura II. Untuk informasi yang Bapak/Ibu dapatkan, kami sarankan agar diabaikan saja.”
Teman saya A adalah calon korban penipuan lowongan kerja online. Setelah coba search di Google ternyata modusnya kurang lebih seperti itu. Ujung-ujungnya disuruh transfer sejumlah uang yang tidak sedikit.
Para penipu sekarang memanfaatkan internet karena sekarang banyak perusahaan melakukan perekrutan secara online. Penipu ini sepertinya bekerja secara profesional. Buktinya mereka bisa membuat surat panggilan yang terlihat ‘resmi’.
Mereka membuat situs lowongan kerja baik dengan domain gratisan maupun berbayar. Penipu ini bahkan berani membuat info lowongan kerja di situs sekelas Linkedin. Pencari kerja yang sangat membutuhkan pekerjaan bisa saja terperdaya karena tidak hati-hati.
Pada kasus A, informasi lowongan kerja di dapat dari linkedin. Tampak memang PT Angkasa Pura yang memasang. Tetapi anehnya foto profile bukan logo dari PT Angkasa Pura II. Jika di klik pada fitur “Apply on company website” maka larinya ke situs allstarjobs.ca. Sebuah situs bursa kerja luar negeri.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh para pencari kerja online:
- Jangan mau mentransfer dana ke rekening perseorangan apapun alasannya.
- Patut untuk curiga dengan lokasi test yang sangat jauh.
- Cari informasi perekrutan di situs-situs lowongan kerja yang sudah terkenal. Atau lebih baik lagi carilah informasi dari situs resmi perusahaan karena jauh lebih valid
- Bila ragu coba bertanya langsung via email ke perusahaan tersebut.
- Pastikan mengirim surat lamaran dan berkas ke perekrutan yang resmi. Dikawatirkan berkas-berkas akan disalahgunakan.
- Bagi fresh graduate, jangan tergiur dengan gaji tinggi yang tertera di lowongan kerja.
Sulitnya mencari pekerjaan ternyata dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Ada banyak modus yang sepertinya semakin canggih. Salah satunya memanfaatkan internet sebagai media penipuan. Jadi seperti yang Bang Napi selalu ingatkan. “ Waspada...waspadalah.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H