Pemberdayaan Masyarakat Papua
Sama seperti jenis wisata lainnya, ekowisata harus juga dikelola secara profesional. Maka dari itu perlu dibangun sarana dan prasarana pendidikan kejuruan (khusus) yang berhubungan dengan pariwisata dan pengetahuan pelestarian lingkungan hidup. Anak-anak muda asli Papua harus menjadi pelaku aktif ekowisata.
Ekowisata memerlukan sinergi semua pihak dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak pengelola, masyarakat setempat, dan juga para wisatawan. Selain pemerintah, dibutuhkan peran serta pihak swasta sebagai tanggungjawab dan kepedulian mereka terhadap masyarakat.
Seperti yang sudah di lakukan PT Freeport  Indonesia dalam menggali potensi ekowisata di Kabupaten Mimika. Bersama Yayasan Yayasan Maramowe, PT Freeport Indonesia turut memberdayakan suku Kamaro  lewat pembinaan dan pemasaran hasil kerajinan mereka.
Papua memiliki ‘sejuta’ obyek wisata yang memikat dengan orang-orangnya yang sederhana dan bersahabat. Papua sudah menyediakan ukiran-ukiran indah, batik khas papua, dan kopi terbaik untuk dibawa pulang sebagai cinderamata. Jadi tidak ada yang kurang dari Papua untuk menjadi The Next Bali-nya Indonesia.
Optimaliasasi ekowisata yang bersandar pada kearifan lokal Papua dan berkelanjutan adalah langkah bijak dalam menyejahterakan masyarakat Papua. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Perlu perencanaan dan waktu yang panjang untuk sampai pada sebuah ekowisata yang ideal. Pada akhirnya ekowisata Papua akan menjadi sebuah industri pariwisata kelas dunia yang menjadi tulangpunggung kesejahteraan seluruh masyarakat Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H