Jika ditanya apa yang menjadi destinasi wisata impian, dengan cepat akan saya jawab “Liverpool”. Mengunjungi kota pelabuhan di bagian utara Inggris itu sudah menjadi impian sejak saya duduk di bangku SD.
Bukankah banyak destinasi yang jauh lebih terkenal baik itu destinasi wisata dalam maupun luar negeri? Bahkan Indonesia sendiri memiliki potensi wisata yang luar biasa seperti Raja Ampat, Bali, atau Wakatobi. Tempat-tempat yang menjadi surga bagi para traveller.
Mulai dari kisah memilukan di tahun 1985, kejadian tragedy Heysell yang diawali kalahnya Liverpool lewat gol tunggal Michael Platini dari titik pinalti pada final Liga Champions. Tragedi yang membuat Liverpool harus menerima hukuman larangan bertanding di luar Inggris selama 10 tahun.
Sampai momen terindah ketika Liverpool berhasil merebut piala Liga Champions Eropa untuk ke-lima kalinya. Mengalahkan AC Milan pada partai final di Istanbul Turki tahun 2005. Sebuah epic heroik dari Steven Gerrard dan kawan-kawan. Sempat tertinggal 0-3 dibabak pertama namun kemudian berhasil menyamakan skor menjadi 3-3. Hingga akhirnya berhasil menang lewat drama adu pinalti.
Mengunjungi destinasi impian, yang mungkin saja akan terjadi sekali dalam seumur hidup, semuanya harus sempurna. Every single moment will be the greatest moment in my life. Maka saya membutuhkan perlengkapan penunjang yang mumpuni. Baik untuk pendokumentasian pribadi maupun materi reportase. Sebagai bagian dari pewarta warga (citizen journalism) di Kompasiana, sharing menjadi tanggungjawab moral yang tidak bisa dilupakan begitu saja.
Keharusan untuk berbagi lewat media social atau blog, saya pikir tidak boleh ‘mengganggu’ travelling saya di Liverpool. Travelling sesungguhnya bukan hanya datang dan melihat suatu obyek wisata saja. Travelling bukan sekedar visit and go. Datang beli souvenir lalu pulang. Sebuah kerugian besar jika hanya itu yang kita dapat.
Travelling adalah tentang sebuah perjalanan. Mulai dari kita melangkah dari rumah hingga nanti kembali. Maka larutkanlah diri ke dalamnya. Terutama saat tiba di destinasi.
Saya menyiapkan bebeberapa perlengkapan yang saya anggap cukup dan sempurna untuk menemani dan mengakomodir segala keperluan liburan. Perlengkapan yang cukup secara kuantitas tetapi sempurna dari sisi kualitas.
Saya mulai dari yang kadang orang lupakan yaitu bagaimana menjaga mood tetap oke selama perjalanan. Salah satunya adalah mendengarkan musik favorit. Penerbangan selama kurang lebih 17 jam dari Jakarta – London tentu bisa sangat membosankan bukan? Walaupun pesawat menyediakan media sarana entertainment.
Sebuah earphone mungil keluaran TDK berwarna biru rasanya sudah lebih dari sempurna sebagai penghantar lagu-lagu favorit. Untuk urusan audio TDK sejak dulu sudah jagonya. Earphone lebih saya pilih daripada headphone karena ringkas tidak makan tempat. Simpan di saku jaket saja sudah aman.
Tidak lupa juga berbagi foto menarik untuk follower di Instagram. Kamera depan 12 MP dan depan 5 MP ponsel ini sudah mumpuni untuk menghasilkan foto-foto yang bagus, termasuk foto selfie tentunya.
Saya sudah mengincar kamera ini sejak Canon EOS M3 dipakai oleh para peserta Photo Face-Off. Sebuah acara kontes fotografi di salah satu saluran televisi. Kamera dengan fitur lengkap sehingga mudah digunakan siapa saja. Ya mana tahu saya perlu bantuan orang lain untuk mengambil gambar.
Kehadiran smartphone maupun kamera mirroless tadi akan sangat membantu menghasikan foto-foto sempurna dalam kondisi yang bisa saja kurang bersahabat secara pencahayaan. Kita tahu cuaca di Liverpool cepat berubah. Kota ini termasuk kota di Inggris yang sering mendung dan turun hujan.
Jadi sebagai traveller kesiapan perlengkapan juga harus dibarengi dengan cukupnya informasi baik kondisi alam maupun kultur social destinasi wisata kita. Ingat bahwa setiap momen harus menjadi sesuatu yang berharga.
Earphone, smartphone, dan kamera mirroless dapat diperoleh di situs Electronic City Indonesia. Harga di sana cukup kompetitif. Juga dapat datang langsung ke toko-toko Electronic-City yang mana sering memberikan diskon besar di akhir pekan dan saat midnite sale.
Jika sudah sampai ke Anfield dan melihat The Reds bermain secara langsung. Sayang jika tidak mampir ke Museum The Beatles. Jangan mengaku pecinta musik jika tidak mencintai The Beatles! Grup band legendaris yang menjadi inspirasi musisi besar dunia lainnya.
Menjelajah destinasi impian besama perlengkapan yang sempurna adalah sebuah keharusan. Foto dan video yang nantinya akan menjadi bagian dari reportase akan menjadi cinderamata digital yang tidak ternilai. Sebuah legasi yang akan dinikmati oleh siapapun dari generasi ke generasi. Sebuah kesempurnaan travelling bersama electronic-city Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H