Ada banyak cara manusia untuk membuat hatinya merasa senang dan bahagia. Salah satunya adalah dengan bernyanyi. Rasanya tidak ada manusia di bumi ini yang tidak suka bernyanyi. Bernyanyi membangkitkan keceriaan dan kegairahan. Dilakukan oleh semua orang mulai dari balita hingga para manula. Dari yang sekedar bernyanyi di kamar mandi, sampai yang menjadikan bernyanyi sebagai profesi. Bahkan karena ‘gilanya’ orang bernyanyi, sampai-sampai diciptakan mesin yang bernama Karaoke untuk mempermudah orang bernyanyi.
Sudah 1,5 tahun ini saya tergabung dalam kelompok paduan suara. Awalnya hanya iseng, mencoba sejenak keluar dari rutinitas sebagai penulis. Secara kualitas suara saya akui suara saya pas-pasan. Nah, di sini uniknya paduan suara, yang terpenting bukan seberapa bagus apa suara kita, namun bagaimana kita mampu menyesuaikan dan menyatukan suara kita dengan rekan-rekan yang lain.
Latihan paduan suara dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Yaitu setiap Rabu malam dan malam Minggu dengan durasi sekitar 2 jam. Jika sedang menghadapi kompetisi frekwensi latihan akan diperbanyak dan durasinya diperpanjang.
Ada perbedaan antara kita bernyanyi sendiri dengan bernyanyi dalam sebuah kelompok paduan suara. Pada paduan suara kita dituntut bernyanyi sesuai dengan partitur lagu dengan benar. Dalam paduan suara terbagi dalam empat kelompok suara yaitu Sopran, Alto, Tenor, dan Bass. pengelompokannya nanti disesuaikan dengan range suara masing-masing orang. Saya sendiri masuk pada kelompok tenor atau yang biasa disebut suara tiga.
Sebelum memulai biasanya dilakukan pemanasan kecil berupa senam ringan. Tujuannya untuk melepaskan ketegangan otot-otot seperti otot pada leher. Tidak ketinggalan senam wajah seperti menggerak-gerakan mulut dan rahang secara berulang-ulang.
Posisi tubuh yang baik ketika bernyanyi adalah berdiri tegak dengan salah satu kaki sedikit maju yang berguna sebagai kuda-kuda untuk menopang seluruh tubuh. Disamping agar tidak mudah jatuh, suara yang dihasilkan akan bisa maksimal karena perut dan paru-paru tidak tertahan. Bisa dibandingkan ketika kita bernyanyi dalam posisi duduk misalnya.
Teknik olah vokal menjadi bagian yang penting sebelum bernyanyi di dalam paduan suara. Tujuannya agar kita menempatkan pitch secara benar. Misalnya untuk mencapai nada tinggi kita tidak harus berteriak. Jadi yang merasa tidak bisa bernyanyi pun dapat dilatih untuk menjadi seorang penyanyi yang baik.
Dalam paduan suara kita belajar bagaimana melakukan pernafasan yang baik dan benar. Ini penting mengingat dalam sebuah lagu, kita tidak bisa seenaknya berhenti mengambil nafas. Kita hanya bisa mengambil nafas hanya pada tanda 0 (nol) saja. Padahal ada bait-bait yang panjang, dimana jeda hanya terdapat pada akhir bait tersebut saja.
Dinamika juga menjadi hal yang harus diperhatikanri ketika bernyanyi dalam paduan suara. Ada tanda dan simbol-simbol pada partitur yang harus diperhatikan. Tanda Piano (p) berarti disitu kita harus bernyanyi dengan lembut. Atau bila bertemu tanda f yang berarti forte yang artinya keras/lantang. Dan kita juga harus siap-siap jika terdapat secara perlahan kita harus memperkeras suara (crescendo) atau memperlembut (decrescendo). Atau suara yang tandinya semakin keras kemudian mengerucut kembali menjadi lembut (crescendo-decresendo).
Sebuah paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen (conductor). Ia menetukan kapan sebuah lagu mulai dinyanyikan. Seorang dirigen juga menjaga tiap kelompok suara untuk bernyanyi sesuai dengan tempo dan dinamika  yang sudah diatur pada pada partitur. Biasanya dirigen merangkap sebagai pelatih paduan suara.
Demikian sekelumit informasi mengenai paduan suara. Nah, bagaimana paduan suara memberi pengaruh terhadap kesehatan fisik, kesehatan psikis, maupun kehidupan sosial saya?