Dulu ketika masih kecil Bapak selalu mengajak anak-anaknya makan bersama di luar sehabis misa di Gereja. Bukan setiap minggu tetapi hanya pada saat tanggal muda saja. Ya cuman sebulan sekali, maklum saja, pekerjaan Bapak hanya seorang guru jadi mungkin berat jika harus makan di luar sesering mungkin.
Sulit buat saya berkonsentrasi mengikuti Misa di Minggu pertama itu. Pikiran saya sebagai anak-anak sudah tertuju pada bagaimana sedapnya menyantap mie pangsit kegemaran. Lagi pula bosan rasanya harus makan menu masakan ibu yang itu-itu saja.
Tempat makan langganan keluarga kami hanyalah warung bakmi biasa, bukan sekelas restoran mewah. Selain rasanya yang enak, tempatnya juga cukup bersih. Bentuk meja makan kedai mie itu berbentuk lingkaran dan terbuat dari marmer asli. Sehingga kami bisa makan bersama saling berhadap-hadapan.
Selain makan bersama selepas misa di awal bulan. Bapak selalu mengajak kami sekeluarga makan bersama pada momen spesial seperti hari ulang tahun. Dengan vespa birunya, Bapak akan membawa kami bukan lagi ke warung bakmie melainkan ke rumah makan “Jakarta”. Ya, saya masih sangat namanya. Sebuah rumah makan sederhana dengan aneka menu model rumah makan padang. Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan kecil kota kami.
Saat makan Bapak selalu bertanya pada anak-anaknya, “Enak ‘nak?” Kebiasaan yang agak lucu karena jawabannya sudah pasti “enak”. Dan setelah sebelum kami beranjak dari tempat duduk untuk pulang, Bapak punya kebiasaan untuk bertanya, “Senang, Nak?” Mungkin sebatas pertanyaan retorik karena anak-anak mana yang tidak senang ajak makan bersama di luar.
Masa kecil saya habiskan di sebuah kota kecil setingkat kecamatan di ujung Pulau Bangka. Tidak ada restoran besar di sana. KFC kala itu hanya sebuah singkatan yang hanya bisa saya baca di surat kabar saja. Sehingga masa itu, makan bersama di kedai bakmie atau di rumah makan “Jakarta” itu sudah ‘wah’ rasanya.
Kenangan 3 dekade silam itu lebih itu sungguh tidak akan pernah saya lupakan. Dan kini, ketika sudah berkeluarga ternyata semua itu seperti terulang. Sekarang saya berganti peran menjadi bapak yang membawa anak dan istri makan bersama.
Setiap makan bersama keluarga saya pasti terkenang pengalaman masa kecil. Seperti sebuah’ lagu indah’ dari masa lalu yang diperdengarkan kembali. Dan akhirnya sampai pada suatu titik di mana saya menyadari makna dari pertanyaan-pertanyaan Bapak tentang bagaimana perasaan anak-anak kala makan bersama. Intinya tentang bagaimana membuat orang yang kita cintai itu bahagia lahir maupun bathin. Kelezatan makanan harus dibarengi dengan perasaan bahagia.
Bagaimanapun jaman dulu tentu berbeda dengan sekarang. Jika dahulu Bapak tidak pernah memberi pilihan di mana kami akan makan bersama sekarang coba sesekali berdemokrasi. Yaitu memberi kebebasan anak-anak menentukan tempat ingin makan di mana. Khususnya pada saat mereka ulang tahun.
Pilihan anak-anak biasanya jatuh pada KFC Mataram Medan. Alasannya bukan hanya karena cita rasa ayam goreng KFC yang pas di lidah. Atau saus sambal dan tomatnya yang begitu khas sehingga rasanya ‘maknyus’ buat cocolan. Tetapi KFC punya sesuatu yang cozy, bikin betah dan nyaman.
Di KFC ini kami pernah menyelenggarakan acara istimewa keluarga yaitu perayaan ulang tahun versi sederhana kami. Tentu saja tanpa undangan, cukup dengan kue tart dan lilin di atasnya. Tidak pernah ada larangan, tidak pernah dipelototin karena kami membawa kue ulang tahun dari luar.
Ada beberapa alasan lain mengapa KFC menjadi pilihan utama keluarga kami.
Pertama, KFC memiliki tempat parkir yang luas dan aman. Mereka menyediakan areal parkir khusus sepeda motor dan roda empat yang memadai. Di muka terdapat pos sekuriti dengan beberapa penjaga. Pokoknya tidak membuat pengunjung yang asyik bersantap menjadi was-was.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc1-57c1c4146023bd0759c0171d.jpg?t=o&v=770)
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc3-57c1c444dd22bd7c587632ac.jpg?t=o&v=770)
Ketiga, sistem non-tunai di KFC selalu lancar. Kita tahu Bank Indonesia sangat menggalakkan pembayaran non tunai, dan mesin-mesin EDC tidak pernah bermasalah. Dan kasir sendiri dengan senang hati akan bertanya apakah pembayaran mau dipotong poin dari kartu kredit kita atau tidak.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc2-57c1c46690fdfd474b009e64.jpg?t=o&v=770)
![Bebas asap rokok](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc8-57c1c485e3afbd45230da7c3.jpg?t=o&v=770)
![tempat cuci tangan yang ramah anak](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc6-57c1c49b197b612d54ba40e6.jpg?t=o&v=770)
![Tersedia jaringan wifi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc7-57c1c4dd9993736252105554.jpg?t=o&v=770)
![Menu lebih variatif menjawab selera kekinian](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/08/27/kfc9-57c1c4bd6623bde01fcf9c8f.jpg?t=o&v=770)
Pilihan minumanya pun lengkap. Kalau bosan dengan minuman bersoda yang itu-itu saja, KFC menyediakan yang segar-segar mulai dari KFC Sundae hingga KFC Float. KFC Float punya beberapa rasa yang pantas dicoba seperti Mocha Float atau Manggo Float dengan topping ice cream di atasnya.
Bisa di bilang KFC memberi kenikmatan spesial di segala suasana. Ketika makan bersama bukan sekedar perut kenyang lalu pulang. Tetapi makan bersama harus memberi pengalaman yang berbeda. Membina jalinan komunikasi yang terkadang serasa tersendat jika berada di rumah.
Sebagai orang tua bisa menjadikan momen makan bersama sebagai ruang keterbukaan. Dalam suasana yang menyenangkan dan nyaman tentu anak-anak leluasa mengutarakan isi hati mereka. Sebagai orangtua kadang kala sulit menemukan waktu yang private untuk berbicara walau di rumah sekalipun. Jadi ketika anak-anak berada di playground biasanya kami berbicara hal-hal yang tidak perlu diketahui oleh anak-anak.
Makan bersama akan terasa indah jika masing-masing individu yang terlibat di dalamnya bisa menikmati sajian dan kebersamaan. Percuma masuk restoran mahal tetapi hanya orang tua saja yang menikmati. Jangan biarkan anak-anak tidak merasa enjoy karena suasananya terlalu formal. Membuat mereka merasa sedang tidak berada di dunianya. Dunia yang penuh keceriaan, tawa, dan suka cita saat bersantap bersama bersama orang tua mereka.
Twitter : @venusgazer
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI