Ya, saya heran bercampur sebel. Bayangkan saja, dalam perjalanan ke tempat kerabat untuk berlebaran ketemunya kok sama pengendara motor yang rata-rata nggak pakai helm. Sudah begitu main seenaknya terabas lampu merah.
Bukan cuma ABG alay yang nggak pakai helm. Bapak-bapak dan emak-emak pun tidak mau ketinggalan. Peci dan kupluk sudah menggantikan fungsi helm. Orang-orang itu seperti membentuk membentuk grup dan kompak tampa helm.
Mereka paham jika bertemu polisi pun tidak akan ditilang. Polisi mana sih yang tega menilang orang di saat hari lebaran? Lagian polisi memang jarang terlihat, kecuali di pos-pos pengamanan mudik.
Pandangan orang terhadap penggunaan helm baru sebatas karena aturan. Mereka melakukan sesuatu hanya karena sebuah keharusan atau kewajiban. Bukan sebuah kebutuhan akan pentingnya menggunakan helm untuk keselamatan diri. Paling lucu ya bawa helm tapi nggak mau dipakai.
Sebenarnya apa sih beratnya memakai helm? Takut tatanan rambut jadi berantakan? Atau takut hijab jadi tampak kusut? Nggak khan.
“Ah..ngapain pakai helm..khan dekat saja.” Ya walaupun dekat tapi kalau sudah naik motor apalagi sempat ke jalan raya helm ada wajib. Lagi pula yang namanya kecelakaan tidak berhubungan dengan jauh dekatnya perjalanan.
Selamat Idul Fitri bagi Kompasianer yang merayakan, Ingat..besok kalau mau lebaranannaik motor lupa jangan lupa pakai helm.