[caption caption="demo lawan Ahok"][/caption]
Kemarin (4/4) beberapa kelompok masyarakat berdemo di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kalau dilihat dari penampilan bisa langsung ditebak mereka dari elemen masyarakat yang mana. Apalagi muncul sang pentolan yang sedari dulu memang sangat antipasti terhadap Ahok.
Memang sih yang namanya berdemo boleh-boleh saja. Semuanya dijamin oleh Undang-undang asal mendapat ijin dari pihak berwenang yaitu kepolisian RI. Berkoar-koar pake TOA diatas pick-up sampe berbusa juga nggak dilarang. Asalkan nggak bawa isu SARA dan sebagainya.
Lucu juga demo koq di KPK, apa nggak tahu ya kalau KPK selama ini cukup professional. Tanpa perlu didemo pun sudah banyak hasil kerjanya. Banyak koruptor-koruptor yang masuk bui. Terbaru ya itu operasi tangkap tangan politikus Gerindra M Sanusi. Siapa yang menyangka kejutan April dari KPK itu bisa bikin Sanusi jadi trending dunia maya selama berjam-jam. Belum sampai di situ, Boss-nya Agung Podomoro Land ikut disangkakan juga. KPK tidak perduli siapa mereka berdua, tidak perduli siapa backingnya.
Jadi kalau menurut KPK, berdasarkan penyelidikan dan saksi, Ahok perlu ditangkap pasti sudah akan dilakukan. Buat apa demo-demo segala, buang waktu dan tenaga kayak kurang kerjaan gitu. Berdiri panas-panas , teriak-teriak sambil ngacungi spanduk apa nggak pegel? Datang jalan kaki atau naik metro mini yang pastinya tanpa AC terus umpel-umpelan kayak sarden apa enak? Beda dengan para pento;lan yang datang jelas pake mobil mewah.
Beberapa waktu yang lalu yang demo sekaligus ngelaporin Ahok soal kasus Sumber Waras juga nggak ada hasilnya. Mereka bawa bukti segepok bersama para wakil rakyat pun nggak ngaruh ke KPK. Kayaknya dulu sekali Jokowi juga pernah dilaporkan. Eh nasib beliau malah di singgasana istana, bukan di Rutan Guntur.
Pikir-pikir apa sih motivasi demo ke KPK? Sebenarnya mungkin mereka pun tahu hasilnya jelas akan nihil dan dicuekin KPK. Ya bisa jadi bagian amunisi baru untuk memberi citra negative ke Ahok menjelang Pilkada 2017. Siapa yang nggak ngeper lihat hasil survey dimana Ahok leading sendirian. Mereka-mereka yang sebenarnya dah ciut akhirnya terbangun melihat peluang untuk jadi gubernur DKI. Siapa sih Yang nggak ingin jadi orang nomor satu di Jakarta? Musisi yang minim pengalaman pun sampai ngebet, dibelain sampai ngelamar jadi wagub pun tak apalah.
Pokoknya sekecil apapun yang ada sangkut pautnya dengan Ahok harus dimanfaatin untuk menjatuhkan Ahok. Pastinya mereka akan didukung oleh media online abal-abal dan media mainstream yang memang selalu berseberangan dengan Ahok walau caranya rada lebih halus. Pembentukan opini negatf tentang Ahok harus dilakukan secara masif dan terstruktur,kalau perlu melibatkan mantan pejabat atau dubes kita di luar negeri sana.
Balik lagi ke KPK, banyak pengamat yang mengatakan bahwa KPK tidak lepas dari kepentingan politik kelompok tertentu. Apa iya sih? Jangan lupa, KPK berani menangkap besannya mantan presiden. Kepala-kepala daerah yang korupsi juga pada ditangkapi. Itu Aguan (APL)apa bukan orang kuat juga? Dengar-dengar sangat dengan dengan T*. Salah satu orang kuat yang sangat dekat dengan para pejabat, dari yang mantan maupun yang masih aktif. Sampai ada yang menyebutkan pria tersebut sebagai ‘the untouchable’.
Ahok masih kalah jauh dibanding dengan orang-orang kuat Indonesia. Siapa yang bisa backingin Ahok? Taipan bukan, militer juga bukan. Ahok itu orang biasa yang garang Cuma dimulutnya. Bagi KPK mau nangkap Ahok itu mudah, masih susah nangkap Gayus rasanya.
So, bagi siapa saja yang ingin Ahok ditangkap KPK harap sabar. Salah seorang pimpinan KPK mengatakan bahwa kasus yang melibatkan M Sanusi itu grand corruption. Artinya kejahatan ini bisa jadi melibatkan banyak pihak, dan dana yang luar biasa besarnya di dalamnya.
KPK sudah tahu apa yang harus dikerjakan. Jadi tidak perlu bawa-bawa dokumen hasil kliping sana sini untuk dikasihkan ke KPK. Di dalam gedung KPK banyak orang-orang pintar yang mumpuni dalam hal penyelidikan kasus-ksus rasuah. SDM dan peralatan KPK bisa dipastikan semakin berkembang dan canggih. Kita rakyat biasa tunggu hasil kerja mereka saja. Kalau Ahok ditangkap KPK toh beritanya akan ada di televisi. Ingat, jangankan Cuma Ahok, SBY, Mega atau Jokowi sekalipun jika perlu ditangkap pasti ditangkap!