Anak saya yang paling besar Nia (5th) selalu bersemangat jika melakukan hal-hal baru dalam hidupnya. Sejak ia masuk taman kanak-kanak A (TK kecil), kami mulai memperkenalkan dan mengajarinya nilai sebuah uang. Tetapi pastinya bukan mengajarkannya untuk jajan atau berbelanja ini dan itu dari uang yang ia miliki. Pertama kami memberikan sebuah celengan berbentuk ayam sederhana, tujuannya agar ia bisa membiasakan diri untuk menabung uang yang dapatkan ketika berkunjung saat Natal, Imlek atau Lebaran.Anak kami pun bertanya kenapa ia harus menabungkan uangnya itu. Kami jelaskan dengan cara yang sangat sederhana bahwa agar uangnya aman, tidak gampang dijajankan, dan jika rajin terus menabung maka uangnya akan bertambah banyak sehingga nantinya cukup untuk membeli sebuah sepeda sesuai dengan keinginannya.
Begitu pun ketika Nia saya ajak untuk menanam sebuah bibit pohon rambutan. Anak-anak dengan rasa ingin tahu yang besar mulai bertanya ,
“ Bapak, ini pohon apa?”
“Ini namanya bibit pohon rambutan, itu yang buahnya pernah kita makan.” Jelas saya kepadanya.
“Asyik....nanti Nia bisa bikin makan banyak-banyak.” Katanya kegirangan.
“Sabar....tunggu besar dulu, nanti jika berbuah bisa puas-puas menikmati. Makanya Nia harus rajin siram ya..sama tuh seperti celengannya juga kalau rajin diisi khan lama-lama penuh juga.”
Saya coba mencari analogi yang berdekatan dengan proses menanam pohon yaitu kegiatannya menabung. Saya pikir ada kesamaan menabung dan menanam pohon dari sisi prosesnya. Yaitu sesuatu yang mudah dan manfaatnya akan dipetik dikemudian hari.
Selesai menanam pohon, saya coba mengajaknya berbicara perihal kegiatan yang baru saja kami kami kerjakan bersama itu. Sebenarnya tidak banyak yang saya bisa ajarkan kepada anak usia 5 tahun, dengan bahasa yang sangat sederhana dan bisa ia tangkap, saya mencoba untuk menjelaskan beberapa hal arti menanam pohon bagi manusia, yaitu:
1. manusia butuh udara untuk hidup, jelaskan pada anak bahwa daun dari pohon-pohon apapun disekitar kita itu menghasilkan udara yang sangat diperlukan oleh manusia. 2. Bila pohon berbuah maka akan dinikmati oleh keluarga, jadi tidak perlu membeli. Uang yang biasa dipakai untuk membeli buah bisa ditabung untuk membeli sepeda. 3. Pohon juga makhluk hidup ciptaan Tuhan,harus dijaga dan dirawat dengan cara menyiraminya agar tidak kehausan dan tidak mati. 4. Akar pohonnya itu bisa menahan dan menyimpan air hujan sehingga tidak akan kekurangan air yang juga penting bagi kehidupan. 5. Pohon yang rindang akan mengundang burung-burung, jika pohon nanti besar maka burung-burung akan datang untuk bermain, bernyanyi, dan membuat sarang dipohon. Bukankah menarik bila banyak burung yang datang. Halaman juga akan teduh, sehingga nyaman untuk bermain.
Memperkenalkan menanam pohon pada anak-anak sesungguhnya semudahhalnya menanamkan budaya menabung dan banyak hal kecil lainnya. Tidak perlu hanya dilakukan ketika pada event tertentu, setiap hari bisa dilakukan. Semuanya lebih ditekankan bahwa semuanya akan bermanfaat suatu saat nanti. Salah satu yang terpenting adalah melibatkannya pada kegiatan itu secara langsung, bukan sekedar jadi penonton.Biarkan kaki dan tangannya kotor dengan tanah, yang penting adalah ia menikmati kegiatan itu. Jika hati anak-anak riang, maka akan mudah bagi kita orang tua untuk berbagi pengalaman dan ilmu kepada mereka.
Kini, setiapsore sebelum Nia mandi, pohon rambutan kecilnya selalu ia siram. Saya tahu bahwa masih butuh beberapa tahun lagi Nia akan memetik buahnya. Tapi adalah penting bahwa melalui menanam pohon, saya sudah perkenalkan kepada anak tentang alam dan kehidupan, tentang pengharapan dan juga kedisiplinan. Harapan saya bahwa ia suatu saat ia akan benar-benar memahami akan arti pentingnya sebuah pohon bagi hidupnya dan juga dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H