Sejak turun dari Avanza, Ayah saya tidak henti-hentinya menyatakan kekaguman akan keindahan Danau Toba. Sebuah antusiasme yang besar tergambar dari raut wajahnya. Disusurinya tepian Danau Toba sambil tak lepas matanya menyapu setiap sudut Danau Toba. Ada bukit-bukit hijau di salah satu tepi Danau Toba, dan samar-samar tampak pula Pulau Samosir dikejauhan. Di sisi lain terlihat gerombolan burung bangau yang terbang mencari ikan ikut menambah hidup keindahan danau yang luas permukaanya mencapai 1.103 km2 itu. Benar-benar sebuah pemandangan yang menakjubkan. Sungguh beruntung cuaca kala itu sangat cerah.
[caption id="attachment_303397" align="aligncenter" width="300" caption="Ayah di atas Danau Toba"]
Ayah benar-benar tampak bahagia sekali. Agak susah bagi saya untuk mengungkapkan dengan kata-kata di sini. Akhirnya, impian beliau untuk bisa datang ke Danau Toba jadi kenyataan. Sebuah impian yang baru bisa terwujud ketika usianya sudah tergolong senja. Beliau mengatakan bahwa benar-benar tidak menyangka bisa datang dan melihat pesona danau terbesar di Indonesia itu dengan kepala sendiri. Ayah sungguh bersyukur dan menganggap pengalaman itu sebagai sebuah karunia yang tidak ternilai dari Tuhan.
Setelah makan siang dan Ayah sudah merasa cukup puas menikmati keindahan panorama Danau Toba kami pun pulang. Dalam perjalanan Ayah mengatakan bahwa ada kelegaan di hatinya karena sudah bisa datang ke Danau Toba. Beliau mengatakan bahwa rasanya sudah benar-benar ‘plong’. Saya sebagai anak ikut merasakan bagaimana gembiranya hati Ayah saat itu.
[caption id="attachment_303399" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat tinggal Danau Toba"]
Dalam perjalanan kembali ke Medan, kami menyempatkan singgah di Brastagi lagi. Tepatnya di pasar wisata yang menjual souvenir, buah dan sayur. Memang daerah ini dikenal sebagai penghasil sayur dan buah bagi kota Medan. Karena masih dalam masa liburan, tempat itu ramai dikunjungi wisatawan. Walau begitu padat kendaraan, namun tidak susah bagi Avanza untuk mencari tempat parkir tepat di samping pasar yang ramai dan padat. Ruang sempit pun bisa dimasuki karena body-nya tidak terlalu besar. Inilah salah satu faktor keunggulan Avanza. Masuk dalam kategori kendaraan Multi Purpose Vehicle (MPV), tetapi punya keunggulan layaknya city car. Panjang Avanza 2005 yang hanya 4,120 m dengan lebar 1,635 m itu jelas tidak bikin repot jika mencari parkir.
[caption id="attachment_303390" align="aligncenter" width="300" caption="Avanza nggak ribet buat cari parkir"]
Di Brastagi kami membeli cindera mata untuk dibawa Ayah dan Ibu ke Palembang. Tidak lupa juga kami membeli beberapa buah-buahan khas Brastagi dan sayur-mayur. Walaupun Avanza terkesan mungil, tetapi Avanza masih menyisahkan ruang yang cukup di bagian belakang untuk barang bawaan. Jadi kabin penumpang tidak perlu dijejali barang bawaan yang mengurangi kenyamanan penumpang.
[caption id="attachment_303391" align="aligncenter" width="300" caption="Pasar buah dan sayur untuk wisatawan,Brastagi"]
Sore sekitar pukul 4 sore kami kembali ke Medan. Ketika melewati daerah Sibolangit kabut mulai turun disertai gerimis. Jarak pandang mulai terbatas, dan tidak lama hujan mulai turun. Jalanan tampak licin, namun pak Edi tetap relaks dibalik kemudi, seakan tahu Avanzanya bisa melalui hambatan dengan baik. Avanza yang memiliki AC double blower itu membuat udara di dalam kabin tetap terjaga. Tanpa harus takut kaca depan berembun yang mengakibatkan kaburnya pandangan dan mengganggu konsentrasi.
[caption id="attachment_303393" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan mulai menurun selepas Brastagi"]
Menjelang memasuki kota Medan cuaca kembali cerah dan akhirnya kami sampai di rumah dengan selamat. Bersama Avanza kami benar-benar bisa menikmati satu hari liburan keluarga. Rencana kami untuk memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi Ayah, dengan mengajaknya ke Danau Toba, berjalan dengan sempurna. Sesempurna cuaca yang cerah dan juga kendaraan keluarga yang kami gunakan, yaitu Toyota Avanza.
****
Kamis, 2 Januari 2014 tepat pukul 11.00 WIB Ayah dan Ibu kembali ke Palembang. Pada perbincangan terakhir sebelum naik bis, Ayah mengatakan bahwa berkesempatan melihat cucu-cucu pun sudah cukup membahagiakan hatinya. Tapi ternyata kebahagiaan itu semakin bertambah dengan diajak melihat langsung Danau Toba. Sesuatu yang memang sejak dulu beliau impikan. Sesuatu yang Ayah pikir impian itu sepertinya mustahil untuk dicapai namun akhirnya dapat terwujud. Bagi Ayah, semuanya menjadi sangat istimewa karena ia dapat menyapa indahnya Danau Toba dengan ditemani orang-orang yang sangat beliau cintai. Sebuah kenangan terindah yang pastinya tidak akan pernah bisa Ayah lupakan.
Referensi :
http://www.toyota.astra.co.id/product/avanza/
http://geologi.iagi.or.id/2010/04/19/keunikan-geofisik-kaldera-danau-toba-sebagai-potensi-geowisata/
Google Earth
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H