Malaysia, negeri jiran kecil kita itu punya Mobnas yaitu Proton yang sungguh mereka banggakan walau kurang laku di pasar Indonesia. Mereka tidak cuma sebatas bangga, tetapi menjadikan Proton sebagai pilihan. Tidak hanya di Malaysia saja, di Brunei cukup banyak Proton berseliweran.
Siapa yang orang Malaysia yang tidak tertarik pakai Proton? Harganya cukup terjangkau, mesinnya Mitsubishi punya. Disamping itu pemerintah Malaysia sendiri begitu gencar mempromosikan Proton sebagai kebanggaan bangsa. Coba lihat film-film dan sinetron Malaysia, Proton pasti jadi penajah utama alias sponsor. Mereka lebih suka Proton yang tampil daripada kendaraan merek Eropa atau Jepang, tidak seperti yang ada di film atau sinetron Indonesia.
Indonesia punya pasar yang potensial untuk produk otomotif. Coba pemerintah bikin mobil nasional pakai mesin dan teknologi Toyota pasti banyak yang ngincer. Bikin harganya jauh dibawah Toyota Avanza untuk kelas kendaraan keluarga atau Toyota Agya untuk kelas City Car. Tanpa mengurangi faktor keselamatan lho ya!
Bikin aturan dimana pemda maupun instansi pemerintah harus pakai mobnas ini. Beri kemudahan kredit untuk kepemilikannya. Sudah pasti laris manis. Takut Jakarta makin macet? Ya tinggal bikin aturan, mobnas hanya khusus dijual dan dipakai di luar DKI Jakarta saja.
Bikin target untuk 10-20 tahun ke depan, mesin dan teknologinya 100% dalam negeri sembari menyiapkan infrastruktur dan layanan purna jual di seluruh nusantara.
Masalahnya tentu ada pihak yang tidak suka Indonesia punya mobnas. Ya mereka itu bisa orang Indonesia sendiri maupun pihak asing. Semua kembali ke pemerintah, mau apa nggak bikin mobnas. Karena kita tahu orang-orang di pemerintahan maupun anggota dewan kadang bisa 'dibeli' untuk menggolkan atau menghambat sebuah kebijakan tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H