Mohon tunggu...
Venty  Erla
Venty Erla Mohon Tunggu... -

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Communicology'16

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibalik Mahkotaku

3 Januari 2017   07:35 Diperbarui: 3 Januari 2017   07:59 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“wah aku curiga nih, ada apaan sih, Nes?”. Jawab Kanaya penasaran.

“gak ada ukhti cantik, yuk belajar sambil nunggu giliran”. Jawab Anes.

Kanaya sudah selesai mengikuti ujian UKK. Sekarang tinggal menunggu giliran Anes. Tak lama kemudian nama Anes dipanggil. Anes segera memasuki ruangan ujian. Kali ini yang lebih dipersiapkan adalah menambahkan porsi mentalnya menghadapi penguji yang pastinya akan mengomentari jilbab lebarnya. Setelah perkenalan dan mengisi ASKEP (Asuhan Keperawatan), Anes segera mempersiapkan peralatan dan menuju ke pasien lalu memulai tindakannya. Setelah kira-kira 30 menit, Anes selesai melakukan tindakan dan segera menghadap penguji.

“Bu, saya sudah selesai melaksanakan tindakan”. Lapor Anes kepada penguji.

“Baiklah Anisa, selama kamu melaksanakan tindakan saya tidak melihat ada kesalahan yang kamu lakukan. Kerja kamu sesuai dengan tata cara yang sudah ditetapkan. Penampilan kamu rapi, dengan kerudung yang kamu pakai itu tidak menjadi masalah kamu mengerjakan tindakan dan saya sangat kagum dengan hal itu. karena saya sangat jarang sekali melihat anak-anak diusia kamu ini berpenampilan seperti kamu. sekarang kamu boleh keluar”. Jawab penguji.

“terimakasih bu, saya permisi dulu”. Pamit Anes.

Setelah menunggu semua murid selesai melaksanakan UKK. Tibalah pengumuman hasil UKK. Jantung Anes berdegup cepat, seperti rasanya ingin lari dari tempatnya. Anes tak henti-hentinya melantunkan doa. Terdengar suara Bu Ratih mulai membacakan hasil ujian didepan murid-murid. Tak lama terdengar nama Anes disebutkan dengan jelas oleh Bu Ratih. Semua mata tertuju pada Anes, tertuju pada sosok gadis yang cuek itu. Anes menjadi pemegang nilai terbaik dalam UKK. Spontan Anes terkejut dan langsung memeluk Kanaya. Senyum indah membentang di wajahnya. Anes yang terkenal dengan kecuekannya, kini berubah menjadi sosok gadis manis dengan senyumnya yang indah. Ucapan selamat atas nilai yang diperolehnya datang menghampiri Anes, termasuk dari Ade laki-laki yang dikaguminya.

“Anisa, selamat ya. Kamu hebat”. Ucap Ade sambil mengulurkan tangannya bermaksud untuk menjabat tangan Anes.

“Alhamdulillah, terimakasih ade. Berkat doa dan ikhtiar. Bukan hanya aku saja, tapi kita semua yang hebat”. Jawab Anes menunduk sambil menyatukan kedua telapak tangannya didepan dadanya, bermaksud meminta maaf karena tidak menerima jabatan tangan Ade.

Ucapan syukur berkali-kali Anes lantunkan. Berkat doa dan ikhtiarnya, berkat kesabarannya mendengar teguran-teguran karena jilbabnya, berkat semangat dari orang tua dan sahabatnya ia mampu menunjukkan kepada semua orang bahwa jilbab bukan menjadi suatu penghalang dalam melakukan kegiatan.

Jadi, untuk kamu semua jangan patah semangat. Jadikan teguran sebagai pelajaran. Jadikan sabar dan doa menjadi senjata mu. Walaupun dalam kondisi terjatuh, tetap angkat kepala mu, dan jangan biarkan mahkota indahmu terjatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun