“Sabar, anggap itu sebagai ujian dari Allah. Tetap istiqomah, tunjukkan pada semua orang kalo jilbab itu gak jadi penghalang”. Jawab Kanaya menyemangati.
“siap ukhti cantik. Yuk, makan”. Anes tersenyum sambil menarik tangan Kanaya.
Keesokan harinya...
Hari ini adalah hari yang mendebarkan, yap! UKK. Ujian yang akan menentukan lulus tidaknya kita dijurusan tersebut. Anes segera berpamitan dengan kedua orang tuanya setelah bersiap-siap dan tak lupa memohon restu dan doa agar dimudahkan dalam ujiannya. Sesampainya di sekolah sudah banyak yang berkumpul di depan lab. Anes segera melihat papan pengumuman untuk melihat kapan gilirannya ujian. Pada saat Anes hendak menuju ke kerumunan anak-anak didepan papan pengumuman, tiba-tiba Anes ditabrak oleh seseorang.
“brak!”. Buku yang dipegang Anes jatuh ke lantai.
“duh maaf anisa, aku gak sengaja”. Jawabnya.
Anes terkejut, karena yang menabraknya adalah laki-laki. Anes melihat keatas sebentar dan ternyata yang menabraknya adalah Ade. Laki-laki yang selama ini dia kagumi. Anes langsung pergi tanpa membalas permintaan maaf Ade.
“Assalamu’alaikum manis, gimana kamu urutan nomer berapa?”. Kanaya mengejutkan.
“Wa’alaikumussalam, nomer 20 nih, kamu berapa Nay?.”Jawab Anes semangat.
“wah, aku duluan hehe. Aku nomer 10. Kamu hari ini kelihatannya lagi bahagia, hayo kenapa?”. Tanya Kanaya sambil menyenggol lengan Anes.
“gak ada apa-apa kok Nay, kan dalam kondisi apapun kita tetap harus senyum. Senyum juga ibadah loh, hehe”. Jawab Anes sambil tersenyum malu.