Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Ini yang Namanya: Trigeminal Neuralgia Syaraf Nomor 5

4 Juli 2016   09:03 Diperbarui: 4 Juli 2016   09:54 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUKAN SAKIT GIGI BIASA.

Pengalaman yang sangat berkesan  menimpaku pada tahun 2005 bulan April , sebelas tahun yang lalu. Menurut pengamatanku sejak kejadian 2005 itu sampai dengan hari ini , banyak orang yang  belum mengetahui ataupun mengalami  sakit yang seperti kuderita itu. 

Awal mulanya ketika saya harus berurusan dengan Dokter Gigi di Jakarta. Ketika itu bulan Januari 2005, Dokter menambal gigiku yang berlubang. Segalanya berjalan dengan baik dan lancar. Saya pulang dan bisa makan dengan enak lagi seperti sedia kala. Seminggu, dua minggu lewat , sebulan dua bulan lewat dengan mulus. 

Hari-hari ceria...no problemo (kata teman2). Namun.. begitu menginjak bulan ke 3, yaitu bulan April 2005 disuatu malam menjelang tidur , saya sedang membersihkan wajah dengan Cleansing Milk di pipi kananku ketika tiba2 ada "sengatan listrik" ....Zuuut ! dibawah mata kanan, dan pipiku. Refleks saya kaget dan ter-heran2, ada apa gerangan di pipi kananku ? Kok seperti ada aliran listrik (walaupun secara samar2). Sangat tidak nyaman dengan kejadian ini, sehingga malam itu menjadi suatu traumatis bagiku. Tidur tidak lagi nyenyak karena pipi menjadi peka dengan sentuhan sehalus apapun . Bahkan semilir anginpun dapat memicu 'percikan listrik' di wajah sebelah kanan.

Keesokan hari . Pagi2 sehabis mandi saya harus membersihkan wajah sebelum memakai bedak. Dengan perlahan kuusap pipi kanan selembut mungkin...namun tak ada 'sengatan listrik' disitu. Ufh...syukurlah listriknya sudah pergi. Mungkin kejadian semalam itu hanya kebetulan saja. Pikirku. 

Entah sampai kapan kejadian 'sengatan listrik' itu terlewatkan, saya tak terganggu lagi , sehingga terlupakan begitu saja. Mungkin karena kesibukan saya se-hari2, sayapun tak ada waktu untuk mengadu ke dokter kami. Hingga pada suatu sore, saya dan beberapa teman sedang duduk berkelompok 4-5 orang, kami sedang berdoa dengan khusyuk ketika 'serangan listrik'  itu datang tiba-tiba tanpa peringatan...tanpa tanda2. Benar-benar bagaikan petir menggelegar. Zuuut!!  Refleks sayapun tanpa sadar menjerit : Auw! 

Bayangkan itu bagaikan disabet SILET ! Ziiiit...! Teman2 yang sedang berdoa tentu saja kaget mendengar jeritan saya. Semuanya bertanya, ada apa ? Saya bilang pada mereka bahwa pipi kanan saya ini seperti di SILET, seperti kena 'Percikan Listrik'...daan...seperti ada masalah dengan GIGI Gerahamku. Hebatnya...Percikan Listrik itu yang datang tiba2 perginyapun begitu saja Zuuuut!  Namun walaupun segitu itu, pipi kanan diberi hadiah : Nyuuut....Nyuuut...Nyuut. Persis seperti  orang yang sakit gigi. OMG !  Ini Sakit Gigi Super Sakit melebihi daripada sakit gigi yang biasanya . Namun walaupun saya masih trauma dengan sengatan listrik itu, kelompok doa tetap berlanjut sampai selesai.

Penasaran dengan kejadian yang berulang ini, sayapun ke dokter gigi keesokan harinya. Didepan Dokter sudah kujelaskan panjang lebar bahwa saya mendapat serangan seperti disilet dipipi kanan , gigi  terasa seperti nyuuut...nyuut..., rasa seperti disengat listrik , dan lain sebagainya. Namun Dokter tetap berkesimpulan bahwa masalah ada pada gigi geraham saya yang sudah goyang dan gigi harus dicabut. Hari itu gigi saya di cabut ! Geraham atas kanan. Tap ! Good bye gigi ! 

Anehnya , sepulang dari dokter , pipi kanan tetap saja di 'SILET' ....ziiiit ! Ufh ! Lha..bukankah gigi sudah dicabut ? Bukankah sumber sakit sudah diangkat ?  Mengapa malah bertambah gencar serangan listrik dan rasa terSilet tak berhenti ? 

Karena tak tertahankan, minggu berikutnya ( ketika itu kalender sudah memasuki bulan Juli 2005 ), saya mendatangi Dokter Gigi yang lainnya. Setali tiga uang ! Dokter yang inipun menyatakan bahwa gigi geraham saya yang kanan bawah sudah harus dicabut karena kropos. Yah...beginilah nasib orang awam yang tidak tahu menahu tentang 'pergigian'. Saya merasa Sang Dokter khan sudah sekolah tinggi..spesial mempelajari gigi geligi. Jadi..whatever lah Dok. Maka hari itu SATU LAGI GIGI ku Ciao ! Sayonara good bye !. 

Kupikir selesai sudah segala penderitaanku menghadapi 'serangan kilat' ini... Tanpa ampun , hari-hari berikutnya sakit itu maasiih saja datang. Kupikir berapa gigi lagi yang harus kukorbankan ? Apakah harus dihabiskan semuanya ? Oo Tuhanku Tolooong hamba ini. Saya sudah mulai curiga.dengan kejadian yang aneh ini. Memang sih, akhirnya saya jadi terbiasa.juga dengan serangan-serangan kilat yang mengganggu dan menyakitkan ini. Selama saya masih bisa menanggung, biarlah kujalani saja. Sebab sakit ini kadang datang kadang tidak. Bisa berminggu-minggu saya tidak diserang, bisa juga dia datang tanpa permisi ber- hari2. Sampai dengan tak terasa saya sudah menjalaninya selama 3 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun