Mohon tunggu...
vennie sheren sanjaya
vennie sheren sanjaya Mohon Tunggu... Lainnya - freelancer

freelancer sejak 2022. Hobi menonton, membaca dan menulis. random topics.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malala Yousafzai, Gadis Pemberani dari Pakistan

12 Oktober 2014   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malala Yousafzai adalah seorang aktivis pejuang pendidikan bagi anak-anak dan perempuan. Dia lahir pada 12 Juli 1997 di Mangora, North-West Frontier Province, Pakistan. Ayanya bernam Ziauddin Yousafzai sedangkan ibunya bernama Toorpekai Yousafzai.
Malala memulai aksinya dengan menulis pada BBC Blog, diusia 11 sampai 12 tahun. Dia menuliskan keprihatinannya akan serangan tentara Taliban dan kekuasaan mereka di Swat Valley-tempat tinggalnya. Mereka melarang anak-anak perempuan untuk pergi bersekolah.
Tulisannya berhasil menarik perhatian media internasional. Salah satunya adalah New York Times.
Pada 9 Oktober 2012, peristiwa tragis itupun terjadi. Dimana dirinya ditembak orang tak dikenal. 3 peluru mengenai dirinya. Masing-masing 1 pada kepala, wajah dan bahunya. Kondisinya saat itu benar-benar kritis. Berkat bantuan pemerintah yang menaruh simpati padanya, maka dirinya segera dikirim untuk dirawat di Queen Elizabeth Hospital, Birmingham, Inggris. Lambat laun, kondisinya mulai membaik.
Pada 29 April 2013, majalah Time memasukkan namanya sebagai 100 orang paling berpengaruh di dunia. Dirinya juga sebagai orang Pakistan pertama yang berhasil memenangkan National Youth Peace Prize.
Tanggal 12 Juli 2013, PBB mendaulatnya untuk berbicara pertama kalinya di depan dewan PBB. Lalu, pada 16 Oktober 2013, pemerintah Kanada memberinya kesempatan untuk berbicara tentang apa yang diperjuangkannya di depan seluruh parlemen negara tersebut.
Bulan Febuari 2014, Malala masuk dalam nominasi World Children's Prize di Swedia. Dan tanggal 10 Oktober 2014, bersama Kailash Satyarthi, keduanya menerima pengahargaan nobel bidang perdamaian.
Kisahnya ditulis dalam sebuah buku karangan dirinya yang berjudul "I Am Malala: The Girl Who Stood Up for Education and Was Shot by the Taliban".
Selain itu, juga dibuat dalam film dokumenter berjudul " A Girl From Paradise".

Saya menarik sebuah pesan moral dari kisah Malala yaitu, berani bertindak apapun resikonya meskipun harus mengorbankan nyawa.

Sekian dan terima kasih kepada para pembaca sekalian. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan ini.

Malala's Qoutes:
"One child, one teacher, one pen and one book can change the world."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun