Mohon tunggu...
Venna Fushila
Venna Fushila Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi UPI 2017

Menulislah supaya orang di masa yang akan datang tahu bahwa kau pernah hidup di masa lalu -Ust. Abdul Somad

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adab, Sesuatu yang Hilang dari Murid kepada Guru di Zaman Ini

25 Oktober 2019   14:44 Diperbarui: 19 Desember 2020   12:18 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kita seringkali melihat murid-murid yang tidak lagi mempedulikan adab kepada gurunya. Mulai dari murid SD sampai mahasiswa. Kebanyakan dari mereka tidak menjaga adabnya bukan karena tidak mau melainkan tidak tahu. Ketidaktahuan itu karena tak ada yang mendidiknya sejak dini. Mereka hanya diajari adab terhadap kedua orangtuanya, namun orangtuanya kadang lupa bahwa mereka juga harus beradab kepada gurunya. Sehingga tak sedikit kita dengar kasus guru yang dipenjara oleh muridnya sendiri hanya karena diperingatkan sesuatu hal yang sepele. Padahal sejatinya guru mempunyai hak untuk ditaati dan dihormati oleh muridnya sendiri.

Kita sendiri tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat menjunjung tinggi sopan santun sebagaimana yang disebutkan dalam sila kedua Pancasila yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Tetapi banyak dari kita yang belum paham makna dari sila kedua tersebut. Kita hanya sibuk dengan teori, padahal pengamalannya jauh panggang dari api.

Faktor-faktor yang menyebabkan murid tidak beradab kepada gurunya :

1. Kurangnya pemahaman akan adab itu sendiri

Banyak dari murid-murid yang tinggi ilmunya namun tidak mempunyai adab kepada orang lain terutama gurunya, sehingga banyak diantara mereka ketika lulus dari sekolah tidak mendapatkan manfaat dari ilmunya yaitu dapat mengamalkannya dalam kebaikan dan menyebarkan ilmunya kepada orang lain.

Lihat saja mengapa ada orang yang pendidikannya sampai jenjang S3 tetapi melakukan tindak pidana korupsi. Disisi lain ada orang yang mungkin hanya tamatan SD tetapi mampu membuka lowongan pekerjaan untuk orang-orang di sekitarnya. Itu semua tak lepas dari adab yang ia junjung tinggi selama mengikuti proses pembelajaran kepada gurunya.

2. Pengaruh budaya Barat

Di zaman yang serba canggih ini, kemudahan mengakses informasi dari luar negeri memang sudah tak bisa dipungkiri lagi. Sayangnya kemudahan ini justru membuat pengakses informasi merasa bebas mengikuti budaya-budaya yang tidak sejalan dengan budaya yang ada di Indonesia. Apalagi pengakses informasi itu banyaknya dari kalangan murid-murid sekolah yang seharusnya masih perlu bimbingan dari orang-orang di sekitarnya. Sehingga mereka cenderung mengikuti apa-apa yang mereka lihat dari media televisi atau internet tanpa pilah-pilih terlebih dahulu.

3. Guru yang terlalu mentoleransi anak muridnya

Guru pada umumnya sangat ingin melihat anak muridnya beradab kepadanya, namun akhir-akhir ini banyak dijumpai guru yang ingin diperlakukan seperti teman sebayanya si murid. Alhasil murid-muridnya pun tak lagi mempedullikan adab kepada gurunya. Murid tak lagi merasa segan dan menghormati gurunya.

Memang wajar kalau guru ingin akrab dengan muridnya tetapi guru juga harus menyampaikan rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh muridnya ketika berinteraksi dengan guru, karena tidak semua guru merasa nyaman ketika diperlakukan seperti itu.

Guru adalah profesi yang mulia sehingga jangan sampai kemuliaan guru dirusak oleh perilaku muridnya yang tidak beradab. Perlu adanya peran dari berbagai pihak untuk membenahi krisis adab ini, sehingga kita bisa lagi melihat bagaimana indahnya ketika murid-murid beradab kepada gurunya seperti murid-murid di zaman dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun