Mohon tunggu...
Venny Ratna Sadiyanto
Venny Ratna Sadiyanto Mohon Tunggu... -

ibu beranak 2, istri bersuami 1, pecinta kopi, berusaha mati-matian pengen kurus, tapi senang makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Manage Your Passion

18 Agustus 2013   01:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wuiss... lama nggak nulis. Jadi agak kagok juga bagaimana memulainya. Tapi kalo nggak dicoba ya nggak akan bisa. So, lets get started, hehehe...

Pengen nulis tentang bagaimana seharusnya kita bisa mengatur.  Mengatur apa?  Ya semuanya.  Tentunya sebatas yang bisa kita atur.  Kalau orang lain pun bisa kita atur, seandainya, ya mengapa tidak?  Tapi kala kita mengatur orang lain, ya lihat dulu posisi kita, sebagai apa kita terhadap orang yang akan kita atur itu.  Kenal aja enggak, mau sok ngatur-ngatur.  Yang ada malah cari musuh, hehehehe...

Tapi kalau ngatur pikiran dan perasaa kita sendiri kita bisa kan?  Harus bisa dong.  Kalau pikiran dan perasaan kita nggak mau mengatur, trus apa mau kita diatur ama orang lain?  Orang lain sih cuma bisa kasih masukan, nasehat, sudut pandang.  Tapi semuanya kembali ke diri kita.  Begitupun dengan pengaturan pikiran dan perasaan. Dalam hal ini saya ingin lebih membahas tentang rasa suka kita dengan seseorang.  Ya boleh dibilang kalau kita cinta sama orang yang salah.  Salah orang, salah tempat.   Susah ya?  Tapi banyak orang disekeliling kita yang mengalami hal itu.  Mungkin kita sendiri pun juga pernah mengalaminya.

Menyukai atau mencintai pasangan (suami atau istri) orang lain.  Ini nih yang nggak benar.  Kalau kita berdalih "cinta itu buta". Atau "cinta tak bisa memilih".  Menurut saya itu sih cuma bisa-bisanya orang membuat pembenaran demi kepentingann dia aja.  Jelas-jelas yang kita sukai atau dicintai itu milik orang lain.  Kenapa juga kita masih meneruskan rasa suka itu?  Kalau memakan sesuatu yang enak, tapi bikin penyakit, apa kita akan mengkonsumsi banyak-banyak?  Kalau orang normal pasti akan membatasi, atau bahkan memantang makanan itu.  Pilih panjang umur dan sehat, dari pada hanya memuaskan lidah, tapi lekas mati karena penyakitan.  Demikian juga perasaan.  Kita harus bisa mengatur perasaan.  Nggak usah cari penyakit dengan melakukan hal yang jelas sudah jelas nilai nya.  Nggak ada yang menilai baik, kalau kita mencintaii psangan orang lain.  Kalau sudah terlanjur cinta?  Ya dihentikan.  Toh kita nggak akan mati kalau kita tidak mendapatkan orang itu.  Tuhan maha baik.  Jodoh sudah diatur.  Meski sudah diatur ama Tuhan, tapi jalan pencarian jodoh, kita yang tentukan.  Jangan lan kita memaksakan jodoh kita dengan kita enyakiti hati orang lain.  Maksudnya?  Ya , karena kita cinta apa pasangan orang lain, kita membuat mereka bercerai dengan pasangannya.  Populasi laki-laki dan wanita memang tidak seimbang.  Tapi kalau kita melakukan perbuatan yang buruk, hasilnya pun akan buruk.  Lebih baik bersabar dan tetap berikhtiar dengan baik, demi mendapatkan jodoh.

Mengatur, memanajemen perasaan akan sangat penting.  Tidak mudah melakukannya, tapi bukan berarti kita tidak bisa. Ala bisa karena biasa.  Semua harus dicoba.  Tubuh kita kepunyaan kita. Ya harus mau diatur.  Tubuh bukan  hanya raga, tapi juga jiwa.  Kalau raga bisa didiet, raga juga harus bisa.  Dengan mengendalikan nafsu, passion, maka kita juga akan menjadi orang yang tidak tergesa-gesa dalam menentukan sebuah keputusan.  Pelan-pelan belajar mengendalikan nafsu.  Kalau perlu agak dipaksa.  Dipaksa berhentii mengumbar pokiran yang negatif.  Dengan berbagai pertimbangan, dengan tidak hanya memikirkan diri sendiri, pasti kita bisa melakukannya.

Baiklah, semoga tulisan ini bermanfaat.  Tentunya bagi saya sendiri. Hehehehe...

Terimakasih yang sudah sudi mampir.  Selamat beristirahat. ^^

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun