"Terus gue cocoknya jadi apa dah?" aku memikirkan kata yang tepat untuk dia. Aurel begitu penasaran menunggu jawaban yang akan keluar. "Upik abu." dan berakhir dengan pukulan di kepalaku. Tawa tercipta dalam wajahku. Ketulusan telah aku berikan seutuhnya untuknya.
"Orang-orang ngira kita pacaran ga ya?" tanyaku dengan wajah yang serius namun tampak bercanda. Dia menatapku dengan wajah datar, tidak habis pikir dengan apa yang baru saja aku katakan.
Perjalanan hatiku dalam menemukan arti kawan sesungguhnya telah berhenti. Kini, aku hanya menikmati setiap langkah mengukir kenangan dengan dia. Pertemuan yang bahkan tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Menjalankan dengan apa adanya, tidak mengharapkan sesuatu yang lebih dalam sebuah hubungan. Tiba saat mengerti arti ketulusan dan kejujuran dalam rajutan tali jiwaku dan jiwanya.
22/06/2019
-VEDA-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H