Anda pasti pernah mengalami seperti ini..kehilangan mood anda , kadang sepanjang hari malah. Kehilangan gairah, malas melakukan apapun juga. Mmm itulah yang saya rasakan malam ini , di tempat kerja, di tempat praktek saya. Rasa malas menggelayuti.  Mungkin karena ada beberapa urusan yang belum terselesaikan sehingga membuat perasaan jadi bete. Terbersit keinginan untuk memesan makanan dari luar untuk mengusir rasa malas dan bosan. Dalam benak saya seporsi makanan lezat kesukaan  tentulah dapat menghibur diri yang sedang bete ini.Â
Kala itu asisten saya seperti biasa memberikan tawarannya, " dok mau ambil makan (makanan rumah Sakit)?" Memang di rumah sakit tempat saya bekerja disediakan makan siang dan makan malam bagi dokter beserta semua staf. Dan setiap hari di poli  saya senantiasa ada satu perawat yang siap mengambilkan makanan dari dapur rumah sakit untuk semua dokter dan perawat yang bertugas di sesi itu.Â
"Apa sih menu hari ini? " tanya saya malas-malasan, berharap menu hari ini kurang sesuai selera saya sehingga bisa melegitimasi niat saya tuk memesan lewat salah satu aplikasi pemesanan.
"Telur dadar masak nanas, tempe crispy dan cah sawi, dok" jawab asisten saya sambil melihat ke menu bulanan yang di share di grup para staf. "Enak ini dok" lanjutnya lagi. Otak saya belum bisa mencerna ' enak' nya dimana. Huh, saya pikir, ini kan menu sehari hari. Pikiran saya lanjut menilai; jika pakai rate bintang yang biasa dipakai di aplikasi pesan makanan itu,paling paling hanya dapat dua bintang, atau jangan jangan cuma satu.
Tapi asisten saya masih melanjutkan" enak dok. Ini dadar ada nanasnya. Enak kan. Dan tempe nya dibuat crispy," seakan tahu akan penilaian yang sudah dibuat otak saya. Saya segera tergelitik mendengar bujukan asisten saya. Saya lantas berpikir hanya dengan sedikit bubuhan nanas di telur dadar dan tempe yang digoreng tak biasa, pakai tepung crispy, asisten saya sudah mengatakan ini enak. Sementara saya seakan mengabaikan bubuhan bumbu bumbu ini hanya karena ingin memenuhi ketidakpuasan saya dan mengatasi rasa bete saya. Betapa egoisnya saya. Betapa tidak bersyukurnya saya.Â
Dapur rumah sakit telah menambahkan bumbu bumbu dan bahan bahan untuk membuat makanan yang 'biasa' ini menjadi lebih dari sekedar 'biasa' dan diri saya berusaha mengabaikan ini. Berusaha untuk tidak melihat pada hal hal yang baik ini dan malah masih melihat ke hal hal di luar. Apa ini mirip dengan peribahasa " rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau"? Sepertinya ya. Bila kita telaah, seringkali diri kita demikian adanya. Ada saja hal yang menimbulkan ketidakpuasan dalam diri kita.Â
Dari hal kecil hingga hal yang lebih besar. Mengapa kita tidak bisa melihat hal hal baik pada apa yang kita temui atau miliki? Seperti asisten saya yang menemukan rasa 'lebih enak' pada potongan kecil nanas dan rasa crispy tempe itu. Hal hal kecil yang mewarnai dan membumbui diri kita dan hidup kita seringkali luput dari pengamatan kita. Membuat kita tak bisa mensyukuri apa yang kita dapat atau terima apa adanya. Maka mari kita mulai melihat bumbu dan bahan olahan yang telah diletakkan di hidup dan kehidupan kita, betapapun kecilnya itu, dan selamat menikmati hidup anda yang indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H