Bayangkan anda sedang berlibur ke luar negeri sebagai momen self-reward yang ditunggu-tunggu. Atau bahkan mungkin hanya untuk menonton konser musisi idola anda yang tak kunjung mampir ke Indonesia. Apapun itu, anda tetap merasa khawatir dan tidak nyaman untuk membawa uang cash -hasil konversi ke mata uang negara tujuan- terlalu banyak ke tempat umum. Apalagi jika ini adalah pengalaman pertama anda liburan ke luar negeri. Perbedaan bentuk mata uang, nilai tukar dan sistem pembayaran tentu membuat semuanya terasa membingungkan.
Sedangkan, di luar negeri, melakukan tarik tunai dengan nominal secukupnya -untuk alasan keamanan- berulang kali hanya akan membebani anda dengan biaya admin yang tidak murah. Liburan yang dapat membuat anda maupun dompet anda full senyum, bukankah kalimat tersebut terdengar lebih menarik? Ataukah anda penganut istilah “Broke but Healed”? “Sebaiknya jangan terlalu gegabah”, “Gak bahaya ta?”, boleh jadi itu komentar netizen Indonesia sembari mengutip meme yang sedang viral akhir-akhir ini.
QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Cross-Border adalah sebuah perwujudan solusi inovatif dari situasi tersebut. Sistem pembayaran ini memungkinkan anda untuk melakukan transaksi pembayaran di luar negeri tanpa harus mengkhawatirkan skenario di atas. Hanya dengan scan QR Code melalui QRIS di smartphone, mata uang Rupiah dalam saldo e-wallet otomatis terkonversi ke mata uang negara tujuan wisata anda dan transaksi pembayaran dapat langsung dilakukan.
Sejauh ini, Indonesia dan Thailand sudah dapat saling menikmati kemudahan QRIS Cross-Border, sementara QRIS Malaysia masih dalam tahap piloting, kemudian disusul QRIS Singapura dalam proses pengembangan atau inisiasi. QRIS Cross-Border diluncurkan pada tanggal 29 Agustus 2022 oleh Presiden Joko Widodo dimana terdapat 76 penyedia jasa pembayaran dari Indonesia dan Thailand yang bergabung dalam proyek ini. Dengan berbagai keunggulannya, tentu saja manfaat inovasi digital QRIS Cross-Border tidak hanya akan dirasakan pada sektor pariwisata namun juga pada berbagai aktivitas ekonomi masa kini yang bebas dari belenggu batasan konvensionalnya selama ini.
Bank Indonesia, arsitek visioner di balik ini dan dalam perannya yang luar biasa sebagai pengawal transaksi keuangan di dalam negeri, menciptakan QRIS dan QRIS Cross-Border dengan harapan dapat meningkatkan dan mempermudah transaksi bisnis lintas negara di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations).
Tidak perlu diragukan lagi, kemudahan sistem ini dapat meningkatkan potensi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN. Apabila anda pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), usaha yang anda rintis kini mampu berdiri tegak di panggung global karena produk anda dapat terekspos konsumen luar negeri melalui pemanfaatan QRIS Cross-Border sebagai transaksi pembayaran.
Kondisi tersebut menjadi penting karena berdasarkan laporan Asian Development Bank, UMKM merupakan kekuatan pendorong yang signifikan dalam perekonomian Asia Tenggara, yaitu dengan kontribusi sekitar 41% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) setiap negara di Asia Tenggara periode 2010-2019. Inklusi keuangan pun akan tercipta dan bukan hanya dirasakan oleh kita sebagai warga Indonesia namun juga ratusan juta penuduk di negara anggota ASEAN.
QRIS Cross-Border nantinya dapat menjembatani kesenjangan yang pernah menghambat kemajuan dan mengubah ASEAN menjadi kawasan yang saling terintegrasi.
Harapan keberhasilan implementasi konektivitas pembayaran regional di ASEAN bukannya tanpa dasar. Selain menjadi salah satu area dengan pertumbuhan paling dinamis dalam ekonomi global, negara-negara anggota ASEAN digadang-gadang akan menjadi megamarket berikutnya untuk industri pembiayaan konsumen digital. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Boku, perusahaan pembayaran fintech, Asia Tenggara adalah kawasan dengan pertumbuhan mobile wallet (e-wallet menggunakan aplikasi smartphone) tercepat di dunia pada tahun 2020, dimana jumlah akun aktif di ASEAN-5 + Vietnam diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 440 juta pada tahun 2025.
Selain itu , dilansir dari Boston Consulting Group , hingga tahun 2019 setidaknya 10% dari populasi orang dewasa (18 tahun ke atas) di Malaysia, Vietnam, Thailand, Indonesia, dan Singapura telah menggunakan e-wallet. Level penetrasi ini berada jauh di atas tingkat penetrasi negara-negara maju dan digolongkan berada dalam kelompok Tipping Point atau titik ambang batas kritis. Potensi-potensi inilah yang sekiranya diharapkan mampu meningkatkan kualitas ekosistem ekonomi digital di ASEAN sehingga implementasi QRIS Cross-Border dapat segera tumbuh secara masif.
Jangan sampai scan QRIS berubah menjadi scam QRIS!
Tentu saja manfaat dan kemudahan QRIS Cross-Border tidak luput dari bebagai tantangan. Masih segar di ingatan kita, aksi penipuan bermodus penempelan QRIS palsu di kotak amal Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, dan Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan bulan April lalu. Kenyataan bahwa konten data yang tersimpan pada QR Code tidak dapat dilihat secara kasat mata memaksa anda sebagai user untuk hanya mengandalkan kredibilitas pemilik QR Code saja.
Walaupun implementasi QRIS telah diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur nomor 24/1/PADG/2022, berbagai pemangku kebijakan sistem pembayaran ini tetap memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dengan gencar melakukan sosialisasi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan agar terlindungi dari modus penipuan. Upaya sederhana yang dapat anda lakukan antara lain yaitu memperhatikan tautan yang ditampilkan saat memindai kode, waspadai URL yang dipersingkat, serta melakukan pemeriksaan fisik sekilas sebelum memindai kode QR pada poster untuk memastikan kode tidak ditempelkan di atas gambar asli.
Secara teknis, untuk mengurangi potensi kerugian yang ditimbulkan dari modus penipuan ini, saya merekomendasikan instansi terkait untuk dapat bekerja sama membuat daftar resmi tautan/konten mencurigakan/berbahaya secara real-time dan mengintegrasikannya dengan aplikasi scanner QRIS penyedia jasa pembayaran.
"Negara-negara ASEAN perlu memperkuat regulasi stabilitas keuangannya agar kegagalan satu sistem pembayaran tidak memiliki efek knock-on pada sistem pembayaran lainnya."
-Dr. Alicia Garcia Herrero, kepala ekonom Asia di Natixis
Meskipun QRIS Cross-Border dapat memberikan manfaat berupa kemudahan transaksi lintas batas, tetap penting untuk waspada dan proaktif dalam mengelola dan memitigasi setiap risiko sistemik yang mungkin timbul. Ketergantungan pada jaringan keuangan yang nantinya saling terhubung, kerangka peraturan, dan kondisi ekonomi makro juga dapat memengaruhi risiko sistemik yang berhubungan dengan sistem pembayaran ini. QRIS Cross-Border juga berpotensi menimbulkan isu politik yang sensitif.
Tidak dapat dipungkiri, keamanan dan privasi data masih menjadi kekhawatiran utama dalam konteks digitalisasi. Selain itu, implementasi konektivitas sistem pembayaran juga dapat mengarah pada arbitrase regulasi. Hal tersebut dapat dipicu dari kurangnya interoperabilitas sistem pembayaran dan perbedaan standar teknis atau regulasi sistem pembayaran antar negara anggota ASEAN.
Berkaca dari tindak kriminal yang terjadi pada transaksi QRIS domestik sebelumnya, kemudahan yang diunggulkan QRIS Cross-Border demi terciptanya inklusi keuangan harus dapat diadopsi dengan baik tanpa mengorbankan kepentingan keketatan regulasi. Negara anggota ASEAN perlu melakukan harmonisasi kebijakan dan regulasi untuk membangun sistem pembayaran QRIS Cross-Border yang inklusif, resilient, terstandarisasi dan adil untuk semua.
Dengan pandangan tegas tertuju pada cakrawala efisiensi keuangan, QRIS Cross-Border dengan berani mengesampingkan belenggu ketidakpastian dan merangkul masa depan transaksi pembayaran lintas batas. Inovasi yang patut diapresiasi ini harus kita dukung dan gaungkan, baik dengan terlibat langsung dalam kegiatan transaksi pembayaran QRIS Cross-Border maupun dengan mendorong penggunaannya terhadap merchant lokal di sekitar kita.
Pilih pedagang dan penyedia layanan yang menerima pembayaran QRIS dan ajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Feedback dan rekomendasi anda bisa jadi meningkatkan fungsi dan user experience dari QRIS Cross-Border. Bukankah suatu kebanggaan untuk dapat terlibat dalam proses penyempurnaan game-changer ekonomi digital ASEAN ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H