Mohon tunggu...
maria novendra
maria novendra Mohon Tunggu... -

just ordinary person who finds the happiness

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serenity

4 November 2010   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membuka mata tepat pada saat matahari mulai bangun dari peraduannya.Kusingkirkan pikiran dan beban yang terus bergelayut dalam kepalaku.Hari yang kering kerontang yang selama bertahun-tahun aku lalui,telah melumpuhkan persendian dalam jiwaku.Aku merasa lumpuh,bukan kakiku tapi jiwaku.Tanpa aku sadari telah lama kulupakan kodratku sebagai manusia biasa.Kusiksa raga dan mentalku dengan setumpuk masalah duniawi yang kubiarkan menggerogoti hatiku.Aku lupa bagaimana rasanya bahagia,nikmatnya ketika tertawa.Aku meleburkan diri pada banyak hal yang akhirnya membuatku kehilangan esensi hidup.

Aku tengok hidupku di belakang,keluargaku berantakan karena obsesiku.Suamiku pergi mencari kehangatan yang tidak dapat lagi aku beri.Karier ku yang sukses telah membutakan mataku.Anakku lebih sayang dengan pengasuhnya ketimbang aku.Wajar,aku tak pernah punya waktu untuk memberikan cintaku sebagai ibu,bahkan sekedar mengajarinya membuat PR pun tak pernah aku lakukan.Aku baru tahu rasanya sedih seperti ini.Kebahagiaan yanag aku kejar membuatku kehilangan kebahagiaan yang pernah aku miliki.

Hangatnya sinar matahari pagi membelai hangat kulitku.Kudengar angin-angin bertiup semilir mengitariku.Sederhana,tapi aku bahagia.Alam memeluk tubuhku dengan pelukan ternyaman yang pernah kurasakan.Aku melangkah mendekat ke arah pantai,dengan ombak-ombak kecil yang berkejaran,bergulung-gulung menuju tepi pantai.Aku merentangkan kedua tanganku sambil menghirup udara pagi yang sejuknya terasa sampai rongga-rongga jiwaku.Aku menunduk,mengarahkan tanganku di permukaan pasir,kutulis semua hal yang menyesakkan dadaku,semuanya.Aku tersenyum lega ketika air menghapus semua tulisanku yang tadi tertera di atas  pasir.Aku berjalan kembali ke arah pondok tanpa menengok kembali ke arah pasir dan bekas tulisanku.Aku tinggalkan itu di belakang,seperti sepotong kegagalan hidupku.Aku memastikan diri,kubenahi kegagalanku.Menata kembali hidupku dengan harapan baru.Karena aku tahu kebahagiaan apa yang aku butuhkan.Bukan yang aku inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun