Mohon tunggu...
maria novendra
maria novendra Mohon Tunggu... -

just ordinary person who finds the happiness

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri di Awan

3 November 2010   06:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang makin terik,panasnya matahari yang menyengat,menusuk-nusuk sampai ke dalam kulit.Beberapa kali Shen meghapus peluhnya yang mengalir terus dari dahinya.Beginilah akibatnya kalau ozon menipis,lapisan atmosfir tidak lagi bekerja dengan baik dalam melindungi bumi.Prihatin.Karena banyak manusia yang tidak mencintai buminya.Padahal Tuhan sudah memberikan manusia sebagai posisi tertinggi dan paling mulia dari semua ciptaanNYA.Dianugerahi otak sebagai pusat berfikir dan sumber dari akal budi.Tapi nyatanya banyak kekacauan tercipta dari hasta karya manusia.Entahlah,mungkin memang benar jumlah orang gila jauh lebih banyak daripada yang benar-benar waras.Gila terselubung.

Shen terhenti sesaat dari lamunannya.Ketika ada pengamen cilik yang melantunkan  lagu Negeri di Awan milik artis lawas,Katon Bagaskara.Pengamen itu masih kecil,usianya mungkin baru 8 tahun.Penampilannya seperti pengamen pada umumnya,bajunya lusuh,tidak beralas kaki,rambutnya merah karena sering terpanggang teriknya matahari.Anak itu menarik perhatian Shen,karena ini adalah perjumpaannya yang kesekian kali,dan beberapa kali Shen mengajaknya ngobrol.Ani nama anak itu.Ia yatim piatu dari usianya 5 tahun.Ibunya meninggal ketika melahirkan adiknya,yang akhirnya juga meninggal di hari yang sama.Sebenarnya bapaknya masih ada tapi pergi entah kemana.Makanya ia selalu bilang orangtuanya sudah meninggal.Mungkin tidak perlu menyebutkan tentang keberadaan bapaknya,tidak ada kenangan manis bersamanya,jadi lebih baik dianggap mati saja si Bapak.Ketika ditanya mengapa setiap mengamen,lagu itu yang selalu dinyanyikannya.Ani yang polos menjawab,lagu itu sering ia dengar dari radio tetangganya,dan ia bilang lagu itu ia nyanyikan untuk ibunya.Menurutnya,ibunya sekarang ada di surga.Ani menganggap bahwa surga itu adanya diatas langit,tertutup awan-awan.Negeri di awan itu adalah tempat ibunya berada.Shen tersentak seketika mendengar jawaban Ani.Betapa malangnya Ani.Satu-satunya cinta yang ia tahu dan rasakan adalah dari Ibunya.Selanjutnya kerasnya hidup yang ia terima.Jadi tiap lagu itu ia nyanyikan,ia mengenang cinta ibunya.Shen tersenyum ketika Ani menoleh ke arahnya sambil memberi recehan ke dalam kantong plastik yang disodorkan Ani ke tiap penumpang.Tapi ternyata itulah terakhir kali Shen melihat Ani.Ani tidak pernah keliatan lagi selama berminggu-minggu.Shen mencoba bertanya kepada pengamen lain yang biasa nya terlihat bersama Ani.Jawaban yang didapat membuat Shen tertunduk sedih.Ani tertabrak mobil ketika menyebrang jalan,sehabis pulang mengamen,dan meninggal saat itu juga.Ani benar-benar menyusul ibunya.Lagu itu,adalah bagian dari doanya.Sekarang ia berada disana,bersama ibunya,Negeri di awan.Shen melanjutkan lamunannya,perjumpaannya dengan Ani mengubah perspektif hidupnya.Banyak cinta yang tidak disyukuri olehnya,sesuatu yang tidak dimiliki Ani.Hidup itu adalah bagaimana cara kita menjalaninya,dan kebahagiaan yang hakiki adalah bukan yang berasal dari yang tidak kita miliki tapi dari apa yang kita sudah miliki.Karena itu selalu bersyukur adalah refleksi atas penerimaan dari kebahagiaan itu sendiri.Happines always comes from your heart.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun