Mohon tunggu...
Venessa Octavia Ramli
Venessa Octavia Ramli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Pertanian Universitas Jember

Mahasiswa Th. 2020 PS. Agronomi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manfaat Minyak Kedelai untuk Kesehatan Jantung

20 Juni 2023   22:25 Diperbarui: 6 Juli 2023   17:10 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Venessa Octavia Ramli dan Sundahri FAPERTA UNEJ

Email: sundahri.faperta@unej.ac.id

Indonesia adalah salah satu produsen terbesSunar dan pengekspor utama minyak sawit di dunia. Industri minyak sawit memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, memberikan lapangan kerja bagi jutaan orang dan menyumbang pendapatan ekspor yang siginifikan sebagai pendapatan devisa negara utama. Menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pad atahun 2020, Indonesia memproduksi sekitar 47 juta metrik ton minyak sawit mentah (crued palm/CPO) atau sekitar 57% dari total produksi dunia. 

Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia juga sebagai salah satu konsumen terbesar minyak sawit di dunia. Minyak sawit digunakan dalam berbagai sektor dan produk di Indonesia, termasuk indsutri makanan. Tingkat konsumsi minyak sawit Indonesia pada tahun 2021 diperkirakan mencapai sekitar 14,5 juta metrik ton. Angka ini dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun tergantung pada berbagai faktor seperti pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan harga minyak sawit di pasar internasional.

Meskipun minyak sawit memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia dan manfaat, sisi lain minyak sawit memiliki beberapa kekurangan baik dari aspek lingkungan maupun aspek kesehatan. Dampak lingkungan dari produksi minyak sawit sering dikaitakn dengan deforestasi dimana terjadinya pembukaan lahan yang menebang hutan  atau pohon yang dapat mengancam keanekaragaman hayati dan berkurangnya daerah hijau.

Sedangkan pada aspek kesehatan minyak sawit mengandung tinggi lemak jenuh yang dikaitkan dengan risiko kesehartan seperti peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan risiko penyakit jantung. Konsumsi minyak sawit dalam jumlah besar dapat berdampak negative pada kesehatan jangka panjang. Penting untuk mencari solusi yang berkelnajutan dalam industry minyak sawit, salah satunya alternatif minyak nabati yang lebih lestari. Minyak nabati adalah minyak yang dihasilkan dari tumbuhan atau biji-bijian seperti minyak kedelai.

Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan dan menjadi sumber utama protein dan minyak nabati dunia. Kebutuhan kedelai di indonesia mencapai 2,3 juta ton setiap tahun (Balitkabi, 2014). Produksi kedelai pada tahun 2015 mencapai 0,96 juta ton dengan produktivitas mencapai 1,57 ton/ha (BPS, 2015). Dengan kondisi yang tidak seimbang antara kebutuhan dan ketersediaan menyebabkan negara Indonesia mengambil kebijakan mengimpor kedelai. Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor dengan mendorong pengembangan industry kedelai dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestic. 

Kedelai sering dijadikan sebagai bahan baku untuk memproduksi berbagai produk makanan seperti tahu, tempe, susu kedelai, kecap dan lain- lain. Salah satu produk penting dalam indsutri makanan di Indonesia ialah minyak kedelai. Saat ini, permintaan minyak kedelai di indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman, serta perubahan pola konsumsi masyarakat. Minyak kedelai dapat digunakan pada berbagai macam makanan, salah satunya minyak goreng.

Minyak banyak dipergunakan oleh masyarakat untuk mengolah makanan, baik memasak makanan tumisan ataupun gorengan. Oleh karena itu minyak diigunakan dalam proses pengolahan makanan sebagai medium penghantar panas dan menambah rasa, nilai gizi dan kalori dalam pangan (Marlina dan Ramdan, 2017). Penambahan hal yang telah disebutkan menyebabkan makanan yang diolah dengan minyak membuat makanan menjadi mudah berlemak yang dapat menyebabkan penyakit kolestrol dimana dapat berisiko terhadap penyakit jantung. 

Hal ini dikarenakan kandungan pada minyak goreng secara umum adalah asam lemak. Asam lemak jenuh inilah dalam jumlah banyak akan meningkatkan kolestrol total darah yang meningkatkan resiko penyakit arteri koroner atau penyakit kardiovaskuler (Tuminah, 2009). Bagi para penderita kolestrol dan penyakit kardiovaskuler tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan yang memiliki kadar lemak tinggi atau makanan yang diolah dengan minyak goreng pada umumnya.

Oleh karena itu, munculnya alternatif penggunaan minyak yang aman dan rendah lemak, yakni minyak kedelai. Minyak kedelai memiliki beragam manfaat kesehatan, karena mengandung lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda seperti lemak omega-3 dan omega-6. Lemak sehat ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, dikarenakan kandungan lemak tak jenuhnya dapat menurukan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat dalam darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun