Mohon tunggu...
Rainif Venesa
Rainif Venesa Mohon Tunggu... -

Pecinta hujan dan senja. Tukang ukur jalan. Hobi foto dan tukang foto. Penulis puisi, cerpen belum jadi dan penulis buku antalogi Sang Jejak, Wheh I Miss U. Dan terakhir menerbitkan buku berjudul skripsi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

HokBen Daftar Makanan Impianku

30 Juni 2016   14:38 Diperbarui: 30 Juni 2016   15:45 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin judulnya agak lebay. Tapi ya begitulah. Hoka-Hoka Bento emang daftar makanan impian aku. Dari kecil aku emang udah ngiler kalo ngeliat iklan Hokben. Dan sering bergumam, "Kapan ya aku bisa nikmatin Hokben?" Ya, sejak kecil saya pengen banget makan HokBen. Sampe aku besar sama sekali belum coba. 

Namaku Rainif Venesa. Aku tinggal di kota Bengkulu. Di kotaku belum ada outlet HokBen.Emang sih di tempatku tinggal ada juga restaurant Jepang. Tapi tetep aja aku pengen makan HokBen. Beberapa alasan kenapa pengen banget makan HokBen. Pertama, aku suka sekali sama yang namanya Jepang bukan berarti aku enggak cinta Indonesia. Yang kedua, aku memang suka makanan Jepang. Yang ketiga karena di Bengkulu enggak ada

Semoga setelah membaca ini HokBen mau buka cabang di Bengkulu. Makanya makin penasaran. Jadinya masuk deh HokBen ke salah satu daftar makanan impianku.

Pada akhirnya sesuatu yang di damba akhirnya terjawab juga. Ketika aku merantau ke Jawa pada tahun 2008 dan bekerja di sana, aku tinggal dengan kakakku dan suaminya seorang aparat kepolisian. Aku sedang bersantai saja di kamar. Aku sering bercerita pada kakakku bahwa kepengen makan HokBen. Tiba-tiba, kamarku diketuk oleh kakakku.

"Dek, udah tidur belum?"

"Belum," jawabku dibalik pintu.

"Jangan tidur, nanti mas mau pulang bawa HokBen?"

"Oke, ditunggu," jawabku kegirangan.

Kalo diingat-ingat lagi waktu itu, aku baru saja makan nasi. Tapi enggak apalah. Pukul 22.00 wib kakak iparku pulang, membawa tiga kotak HokBen. Aku lupa HokBen apa waktu itu. Yang jelas agak mirip sama HokBen Simple Set. Waaa ...., girang dong. Akhirnya kulahap habis satu box. Sampe di situ? Oh belum, masih berlanjut.

"Tok .... tok ....tok ....," pintu kamar digedor.

" Ada apa?" jawabku sambil ngantuk.

"Nih makan HokBen lagi?" Kakaku menyodorokan satu box HokBen.

"Lah kok? Mas enggak makan HokBen?"

"Dia udah makan diluar tadi."

"Buat besok pagi aja," jawabku.

"Jangan. Makan sekarang ! HokBen enggak pake pengawet.

"Oh ya? Baiklah aku makan lagi," sambil senyum. Porsi kedua udah habis juga. Wah kenyang double nih. Hahaha ....

Heheehe ...., kesampean juga makan HokBen. Dari sana aku makin mengerti bahwa kebersamaan tak mesti berjarak dekat. Hati yang ikhlaslah kebersamaan yang sesungguhnya. Dari sana aku makin mengerti bahwa meski aku dan kakak iparku jarang berbincang karena kesibukan masing-masing, tapi sesungguhnya ia begitu perhatian padaku adik iparnya. Dan akhirnya aku bisa memakan makanan impianku, yakni HokBen. Hoka-Hoka Bento.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun