Mohon tunggu...
Rainif Venesa
Rainif Venesa Mohon Tunggu... -

Pecinta hujan dan senja. Tukang ukur jalan. Hobi foto dan tukang foto. Penulis puisi, cerpen belum jadi dan penulis buku antalogi Sang Jejak, Wheh I Miss U. Dan terakhir menerbitkan buku berjudul skripsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Batik Besurek Khas Bengkulu Terasing di Negeri Sendiri

2 Oktober 2015   17:17 Diperbarui: 2 Oktober 2015   17:40 3834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Kerajinan membatik resmi berganti nama menjadi kerajinan Kain Besurek saat pemerintahan daerah tingkat I dijabat oleh Razie Yahya. Banyak orang menyebutnya sebagai batik besurek, padahal sebenarnya yang benar adalah Kain Besurek.

 Sejarah  Kain  Besurek

            Kain Besurek Bengkulu sudah ada sejak abad ke-16 bersamaan dengan masuknya Islam ke wilayah Bengkulu. Pengaruh agama Islam sangat kental sekali pada kain Besurek Bengkulu. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya motif kaligrafi yang dipergunakan dalam pembuatan kain Besurek Bengkulu padahal sebelumnya motif kain Besurek Bengkulu lebih banyak  didominasi  oleh  motif  flora  dan  fauna.
            Sebelum pengaruh Islam masuk, warna yang mendominasi kain Besurek Bengkulu umumnya adalah warna hitam atau biru, warna merah, merah hati, coklat, kuning atau kekuningan. Kain Besurek dengan warna hitam atau biru biasanya digunakan untuk menutup mayat dan menutup keranda. Sementara itu, kain Besurek dengan warna merah, merah hati, coklat, kuning dan kekuningan biasanya digunakan untuk keperluan upacara adat seperti untuk  penganten  dan  pernikahan.
            Seni kerajinan membuat kain Besurek di kalangan masyarakat Bengkulu sempat mengalami masa kevakuman selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Sampai akhirnya sekitar tahun 1980-an Gubernur Bengkulu, Suprapto, menggalakkan kembali seni kerajinan kain Besurek  dengan  membangkitkan  kembali  motif-motif  lama.
            Salah satu langkah yang ditempuh Gubernur Suprapto dalam menggalakkan seni kerajinan kain Besurek di Bengkulu adalah dengan mewajibkan para pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengenakan pakaian dari kain Besurek pada hari-hari kerja tertentu. Di luar dugaan langkah yang ditempuh Gubernur Suprapto itu mampu mendorong bangkitnya kembali industri kerajinan kain Besurek di Bengkulu. Bahkan, kalangan pelaku industri kerajinan kain Besurek pun mulai terangsang kembali untuk mengembangkan motif-motif baru.

  Pengertian Kain Besurek

Kain Besurek berasal dari dua kata, yaitu Kain dan Besurek. Kain adalah Tekstil. Besurek berasal dari dua kata juga, yaitu be(r) yang artinya mempunyai / memiliki, dan surek dari bahasa bengkulu yang artinya surat / tulisan. Jadi, Kain Besurek artinya "Kain yang memiliki  tulisan  /  surat".
Tulisan / surat yang tertera pada pada Kain Besurek tersebut dinamakan motif.

Kerajinan Kain Besurek mulai dikenal oleh Masyarakat Bengkulu yaitu pada saat pengasingan pangeran Sentot Ali Basya dan keluarganya di bengkulu oleh Kolonial Belanda. Pada saat pengasingan itu keluarga Sentot Ali Basya membawa bahan dan peralatan membuat batik, yang tujuannya untuk mengisi kesibukan selama di pengasingan. Pada saat keluarga Sentot Ali Basya melakukan pekerjaan membatik, warga Bengkulu melihat dan memperhatikan mereka. Kemudian warga Bengkulu tersebut tertarik dan minta untuk belajar pada keluarga Sentot Ali Basya untuk membuat batik. Kemudian warga Bengkulu belajar membatik sampai bisa. Namanya tetap batik. Batik berasal dari kata jentik yang berarti tulisan.

            Keahlian yang telah didapat masyarakat Bengkulu itu terus dilakukan hingga sekarang. Untuk menjaga kelestarian (kelangsungan) Kain Besurek sampai kapanpun, sekarang ini dilakukan pembinaan oleh beberapa lembaga antara lain Departemen Industri & perdagangan, Departemen Pariwisata, Departemen Pnedidikan & Kebudayaan, dimana menetapkan  Kain  Besurek  sebagai   mata  pelajaran  di  sekolah.

            Kerajinan membatik resmi berganti nama menjadi kerajinan Kain Besurek saat pemerintahan daerah tingkat I dijabat oleh Razie Yahya. Banyak orang menyebutnya sebagai batik besurek, padahal sebenarnya yang benar adalah Kain Besurek.

 

Kesenian dan kebudayaan Bengkulu merupakan kebudayaan asli Kota Bengkulu yang memiliki ciri khas Kerajinan Tradisional yaitu Kain Besurek yang memiliki berbagai macam motif:

  • motif kaligrafi = merupakan motif yang diambil dari huruf-huruf kaligrafi. Untuk batik besurek modern, biasanya kaligrafinya tidak memiliki makna.
  • motif bunga rafflesia = bergambar bunga rafflesia arnoldi yang merupakan bunga raksasa khas bengkulu.. motif bunga rafflesia bisa dibilang sebagai motif utama kain besurek setelah kaligrafi.
  • motif burung kuau = bergambar seperti burung, tetapi terbuat dari rangkaian huruf-guruf kaligrafi.
  • motif relung paku = bentuknya meliuk-liuk, persis seperti tanaman relung paku.
  • motif rembulan = merupakn motif yang digambar seperti rembulan yang bulat. Biasanya dipadukan dengan motif kaligrafi.

  • Motif Cengkeh = bergambar tanaman cengkeh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun