Mohon tunggu...
Rainif Venesa
Rainif Venesa Mohon Tunggu... -

Pecinta hujan dan senja. Tukang ukur jalan. Hobi foto dan tukang foto. Penulis puisi, cerpen belum jadi dan penulis buku antalogi Sang Jejak, Wheh I Miss U. Dan terakhir menerbitkan buku berjudul skripsi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korupsi Versus Ruang Publik Bengkulu Terbengkalai

30 September 2015   16:24 Diperbarui: 4 Oktober 2015   11:23 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Publik Pantai Panjang
(sumber gambar: icosnhut.com)

  Ruang publik yang terawat merupakan indikator kota yang baik dan bermanfaat bagi siapa saja yang menikmatinya. Jika ruang publik itu terpelihara dengan baik, maka melakukan aktivitas di ruang publik akan terjamin kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan ruang publik. Anak-anak hingga lansia sangat berhak untuk mendapatkan ruang publik yang memadai, terpelihara dan nyaman. Ruang publik dirancang khusus sebagai tempat interaksi, sarana olahraga, tempat diskusi, sarana berkreasi dan berprestasi. Namun jika ruang publik yang dirancang dan dibangun dengan dana yang besar oleh pemerintah dibiarkan saja tanpa perawatan, maka akan sia-sia saja uang rakyat yang jumlahnya sangat besar. Tidak hanya masalah uang yang sia-sia, tapi jika ruang publik terbengkalai hingga rusak, maka ini akan menjadi ancaman yang membahayakan dan mencelakakan bagi pengguna ruang publik.

         Saya tinggal di provinsi Bengkulu, tepatnya di ibukota Bengkulu. Bengkulu adalah provinsi kecil yang kemajuannya sangat lamban. Bahkan bisa dikatakan jalan di tempat. Sangat berbeda jauh dengan provinsi lain yang sudah maju dalam pembangunan ruang publik. Ruang publik di kota Bengkulu sangatlah buruk pengelolaannya. Padahal dana yang dikeluarkan cukup fantastis untuk membangunnya. Berikut adalah sebagian dari ruang publik yang ada di Bengkulu beserta kondisinya:

  

1. Pantai Panjang


Pantai panjang merupakan pantai yang paling terkenal di Bengkulu. Alasan disebut pantai panjang, karena pantai ini membentang hingga 7 km menghadap ke Samudra Hindia. Pantai ini dikelilingi pohon pinus. Adapun fasilitas yang ditawarkan seperti, jogging track, area kesehatan kaki bagi para orang tua dan lansia. Terkhusus untuk anak-anak disediakan arena bermain, namun untuk permainannya, mereka harus menyewa permainan. Sangat disayangkan, baru beberapa tahun dibuat, jogging track banyak yang retak dan amblas dengan kedalaman mencapai 50 cm. Hingga kini jogging track tersebut belum dibenahi. Jika dibiarkan begitu saja, maka akan membahayakan orang yang melintasi jogging track. Di Pantai Panjang juga tidak ada pengembangan berbagai fasilitas pendukung lainnya, seperti toilet atau penambahan auning sebagai tempat peristirahatan wisatawan yang berkunjung ke Bengkulu. Belum lagi sepanjang pantai pantai terdapat banyak sampah yang berserakan dari limbah warung yang tak mempunyai izin usaha. Di Pantai Panjang memang banyak orang yang mendirikan warung liar yang mengganggu pemandangan pantai. Apalagi mereka membuat pondok-pondok lesehan yang kerap dijadikan tempat melakukan tindakan asusila. Tahun 2014 pernah ada wacana pemerintah untuk menjadikan Pantai Panjang Go Internasional. Jika keadaannya seperti ini terus, maka saya jamin untuk Go Nasional saja sudah kalah.

 

Kondisi Jogging Track Pantai Panjang
(sumber gambar: demonfajri.blogspot.com)

2. Sport Center

Terletak di kawasan Pantai Panjang. Sport Center merupakan pusat olahraga yang terkenal di kota Bengkulu. Fasilitas yang di miliki adalah, beberapa petak lapangan bola basket, aarena bersepeda, arena breakdance, panggung hiburan, tribun penonton, tempat duduk, serta wiifi berbayar. Warga kota Bengkulu kerap melakukan aktivitas olahraga dan rekreasi di sport center. Area sport center sebenarnya tak begitu luas. Hal itulah yang membuat sport center sangat penuh jika ada acara besar. Karena pengelolaan yang kurang baik, seperti banyaknya sampah berserakan, pohon-pohon yang baru ditanam rusak, maka ruang publik ini begitu menjijikan. Seharusnya pemerintah memberikan fasilitas tempat pembuangan sampah sebanyak mungkin setiap sudut, sehingga masyarakat tidak bingung di mana harus membuang sampah. Pada sudut arena sport center, terdapat pula tribun penonton yang sudah sangat tak terpelihara, seperti tempat duduk penonton yang sudah retak dan pecah.

             
  Sport Center Bengkulu (sumber:wikimapia.org)

 

3. View Tower

View Tower merupakan menara pemantau gelombang laut Samudra Hindia, mengingat Bengkulu adalah daerah rawan gempa dan tsunami.r View Tower diresmikan oleh Plt Gubernur Junaidi Hamsyah pada tahun 2012 yang saat ini beliau sudah menjabat sebagai gubernur Bengkulu. View Tower terletak di kecamatan Teluk Segara. Selain itu, View tower dibuka untuk umum yang ingin melihat Bengkulu dari ketinggian 43 meter. Fasilitas yang dimiliki adalah, taman bermain, panggung, taman dan lapangan evakuasi, serta mushala. Setiap sore area sekitar View Tower begitu ramai dengan orang yang ingin melakukan aktivitas seperti anak-anak bermain sepatu roda, latihan silat, wisata kuliner dan hiburan musik kerap diadakan di sini. Namun sayang, hingga kini View Tower yang dibangun dengan dana 8 milyar ini terbengkalai sejak usai dibangun pada tahun 2012 hingga kini. Saya pernah mencoba masuk view tower, namun menggunakan tangga, karena lift mati. Saya menaiki lantai dua View Tower. Ketika saya masuk, saya melihat beberapa sisa dari bahan bangunan berserakan di lantai, ac tidak berfungsi dan lift untuk menuju puncak View Tower mati. Sementara itu, halaman view tower tercium aroma bekas orang buang air kecil. View Tower yang terbengkalai ini juga kerap menjadi tempat melakukan tindakan asusila. Biaya yang fantastis untuk membangun View Tower, tapi ternyata disia-siakan oleh pemerintah. Padahal lokasi View Tower ini berdekatan dengan rumah dinas gubernur. Mungkin saja beliau sudah gelap mata dan angkat tangan.

   

          View Tower (sumbergambar: rpf.pks.id)

 

4. Taman Remaja, Taman Margasatwa Bengkulu

Taman Remaja merupakan sebuah taman yang menjadi salah satu ruang terbuka hijau di kota Bengkulu. Taman Remaja mempunyai taman yang rindang penuh dengan pepohonan, diantaranya pohon karet. Suasana hijau seperti ini menambah ketenangan bagi siapa saja yang berada di sana, terutama para lansia. Di sekitar komplek Taman Remaja, ada Taman Margasatwa Bengkulu merupakan kebun binatang yang ada di Kota Bengkulu ini. Akan tetapi, nasib Taman Remaja dan Taman Margasatwa Bengkulu kini begitu naas dan memprihatinkan. Di bawah pohon yang rindang, banyak sampah berserakan, patung hewan-hewan sudah banyak rusak, air mancur tidak berfungsi dan dipenuhi dedaunan kering. Sementara pada bagian taman margasatwa, kita bisa melihat betapa buruknya kondisi hewan-hewan di sana. Jika kita melihat kandang binatang primata, seperti monyet, beruk, siamang, maka kita akan melihat mereka dikelilingi sampah plastik. Bahkan sampah plastik itu pernah digigit oleh hewan primata tersebut. Sama dengan nasib para hewan primata, kondisi buaya juga begitu memilukan jika kita melihat kondisinya. Di kandang yang buruk dan karatan, buaya tersebut bertahan berendam di tempat yang sempit, sementara tubuhnya semakin membesar. Masih banyak hewan-hewan yang terbengkalai di sini. Jadi tidak heran jika hewan di Taman Remaja berkurang. Salah satu media asing menyebutkan, bahwa taman margasatwa terburuk di dunia ada di Bengkulu. Jika ini dibiarkan, bagaimana kita memberikan edukasi tentang hewan kepada anak-anak kita, jika kondisi taman margasatwa di Bengkulu seperti ini.

                                                 

Taman Remaja dan Margasatwa Bengkulu (sumber gambar:www.beritasatu.com)

 

         Jika ditilik lebih dalam keadaan empat contoh ruang publik di atas tentu sangat memprihatinkan kondisi ruang publik di kota Bengkulu. Upaya pemerintah dirasa sangat kurang, bahkan terkesan benar-benar (sengaja) tidak terurus. Padahal jika pemerintah serius dalam mengelola ruang publik ini dengan baik, maka para pengguna ruang publik akan memanfaatkan dengan baik dan sesering mungkin. Pengelolaan ruang publik yang baik akan mampu menyedot perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara, tentu akan menghasilkan devisa yang cukup besar. Di kota Bengkulu juga minim fasilitas untuk para lansia, penyandang disabilitas, dan juga fasilitas taman bermain anak. Bengkulu harusnya belajar dari kota Bandung yang memiliki ruang publik yang baik, ruang hijau terbuka untu para lansia, seperti Taman Lansia, Taman Jomblo, Taman Musik. Pada Taman Lansia yang dimiliki Bandung, memiliki fasilitas penunjang bagi para lansia, seperti, toilet portable, wifi gratis dan masih banyak lagi. Untuk fasilitas ruang publik bagi anak-anak, kota Bengkulu belum memiliki fasilitas bermain di ruang terbuka. Maka dari itu kota Bengkulu belum bisa dikategorikan Kota Layak Anak. Padahal anak-anak di kota Bengkulu membutuhkan ruang bermain yang menyenangkan dan mendidik.

          Beberapa hal yang membuat fasilitas ruang publik ini terbengkalai, seperti malasnya pemerintah dalam bekerja. Saya yakin jika pemerintah memiliki etos kerja yang tinggi, maka pembangunan di berbagai sektor, salah satunya pembangunan ruang publik di kota Bengkulu ini tentu tidak akan berjalan lambat. Pemerintah juga sepertinya segan mengeluarkan biaya perawatan dan pengelolaan ruang publik. Itupun jika dana perawatan dikeluarkan, pemerintah sering mengulur-ulur waktu untuk mengucurkan dana. Korupsi juga menjadi salah satu penyebab lambatnya pembangunan ruang publik di Bengkulu. Bukan hal yang baru mengenai korupsi yang sudah mendarah daging. Apalagi korupsi di Bengkulu cukup mengkhawatirkan. Salah satu pejabat tinggi di kota Bengkulu sudah dijadikan tersangka untuk sebuah kasus korupsi. Korupsi begitu merajai lambatnya pembangunan, maka tak heran banyak pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan oleh pemerintah, menjadi terbengkalai karena korupsi. Salah satu kasus pembuatan ruang publik yang sudah saya jelaskan, terindikasi ada penyalahgunaan anggaran. Dana yang harusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat, ternyata disalahgunakan oleh para oknum hanya untuk kepuasan pribadi dan kelompok. Kalau begini, sampai kapan ruang publik yang layak bisa dimaksimalkan dan dinikmati semua kalangan jika korupsi terus merajalela.

 

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun