Jika ditilik lebih dalam keadaan empat contoh ruang publik di atas tentu sangat memprihatinkan kondisi ruang publik di kota Bengkulu. Upaya pemerintah dirasa sangat kurang, bahkan terkesan benar-benar (sengaja) tidak terurus. Padahal jika pemerintah serius dalam mengelola ruang publik ini dengan baik, maka para pengguna ruang publik akan memanfaatkan dengan baik dan sesering mungkin. Pengelolaan ruang publik yang baik akan mampu menyedot perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara, tentu akan menghasilkan devisa yang cukup besar. Di kota Bengkulu juga minim fasilitas untuk para lansia, penyandang disabilitas, dan juga fasilitas taman bermain anak. Bengkulu harusnya belajar dari kota Bandung yang memiliki ruang publik yang baik, ruang hijau terbuka untu para lansia, seperti Taman Lansia, Taman Jomblo, Taman Musik. Pada Taman Lansia yang dimiliki Bandung, memiliki fasilitas penunjang bagi para lansia, seperti, toilet portable, wifi gratis dan masih banyak lagi. Untuk fasilitas ruang publik bagi anak-anak, kota Bengkulu belum memiliki fasilitas bermain di ruang terbuka. Maka dari itu kota Bengkulu belum bisa dikategorikan Kota Layak Anak. Padahal anak-anak di kota Bengkulu membutuhkan ruang bermain yang menyenangkan dan mendidik.
         Beberapa hal yang membuat fasilitas ruang publik ini terbengkalai, seperti malasnya pemerintah dalam bekerja. Saya yakin jika pemerintah memiliki etos kerja yang tinggi, maka pembangunan di berbagai sektor, salah satunya pembangunan ruang publik di kota Bengkulu ini tentu tidak akan berjalan lambat. Pemerintah juga sepertinya segan mengeluarkan biaya perawatan dan pengelolaan ruang publik. Itupun jika dana perawatan dikeluarkan, pemerintah sering mengulur-ulur waktu untuk mengucurkan dana. Korupsi juga menjadi salah satu penyebab lambatnya pembangunan ruang publik di Bengkulu. Bukan hal yang baru mengenai korupsi yang sudah mendarah daging. Apalagi korupsi di Bengkulu cukup mengkhawatirkan. Salah satu pejabat tinggi di kota Bengkulu sudah dijadikan tersangka untuk sebuah kasus korupsi. Korupsi begitu merajai lambatnya pembangunan, maka tak heran banyak pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan oleh pemerintah, menjadi terbengkalai karena korupsi. Salah satu kasus pembuatan ruang publik yang sudah saya jelaskan, terindikasi ada penyalahgunaan anggaran. Dana yang harusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat, ternyata disalahgunakan oleh para oknum hanya untuk kepuasan pribadi dan kelompok. Kalau begini, sampai kapan ruang publik yang layak bisa dimaksimalkan dan dinikmati semua kalangan jika korupsi terus merajalela.
Â
Sumber:
- http://www.antarabengkulu.com/berita/2453/plt-gubernur-resmikan-view-tower-multifungsi
- http://ernisuyantimedikkonservasi.blogspot.co.id/2014/07/zoo-check-taman-remaja-kota-bengkulu.html
- http://core.ac.uk/download/pdf/11702033.pdf
- http://www.antarabengkulu.com/berita/10125/tsk-korupsi-jogging-track-dari-tujuh-jadi-satu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H