Mohon tunggu...
Syailendra Persada
Syailendra Persada Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya adalah mahasiswa fakultas ilmu budaya 2007 dan tertarik dengan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masyarakat Cerdas Memilih-(Bias di Dalam Media Masa)

8 Februari 2011   10:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era serba keterbukaan masyarakat dapat dengan mudah mengakses segala macam informasi dari mana saja.  Hal ini tentunya melibatkan media masa sebagai elemen yang menyediakan informasi guna mencerdaskan masyarakat.

Dalam perkembangannya media masa baik itu cetak maupun elektronik memberikan sumbangan yang besar bagi kemajuan bangsa ini.  Media masa sangat dekat denagan masyarakat karena bagimanapun juga lahirnya sebuah media adalah sebagai corong bagi tegaknya pilar-pilar demokrasi.

Jika kita melihat sejarah ada dua bagian yang bertentangan tetapi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sebuah media masa.  Yang pertama adalah media masa sebagai senjata pemerintah atau instansi tertentu untuk melegalkan kebijakan yang mereka keluar.  Media jenis ini salah satunya adalah sprada milik uni soviet dan juga media propaganda milik Hitler.

Yang berikutnya adalah media masa yang memiliki kecenderungan untuk memihak kepada rakyat.  contoh dari media masa ini adalah harian rakyat yang merupakan media masa milik PKI.  Isi dari media masa ini cenderung untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat dan mengahajar semua yang bertentangan dengan rakyat (baca revolusi).

Dari dua dimensi tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada media masa yang netral.  Artinya ketika dia terlalu memihak kepada rakyat dan menghajar apa yang tidak sesuia dengan kebutuhan rakyat berarti media tersebut juga melakukan pembelaan begitu juga media masa propaganda milik pemerintah.

Sehingga kata yang tepat dalam membicarakan netralitas sebuah media masa bukan netral atau tidaknya tetapi seberapa bear bias di dalam media masa tersebut.

Bias di dalam media masa merupakan suatu keniscayaan hal ini karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Faktor pertama adalah pemilik media masa, pemilik media masa tentunya akan mengarahkan media miliknya untuk mendukung kepentingannya.  Ada seorang petinggi partai yang memiliki salah satu media masa di Indonesia jika masyarakat cerdas melihatnya maka media tersebut akan mengunggulkan partai miliknya dan cenderung menyerang lawannya.

Yang berikutnya adalah jajaran wartawan yang bekerja di dalam media masa tersebut, termasuk editor maupun pimred.  Untuk faktor yang satu ini akanlebih bisa dirasakan di dalam media tulis (cetak maupun on-line) karena hal itu berkaitan dengan pengambilan sudut pandang juga pilihan kata.

Lantas pertanyaan yang muncul adalah media masa seperti apakah yang memiliki bias paling rendah ketika semua media diasumsikan memiliki bias.  Teori klasik menjelaskan bahwa agenda media mempengaruhi agenda masyarakat dan agenda pemerintah.  Artinya media masa disini berfungsi sebagai penjaga kestabilan.

Tetapi dewasa ini rupanya agenda pemerintah atau kepentingan lah yang mengendalikan agenda media masa dan berpengaruh terhadap agenda masyarakat.  Tentunya hal ini lah yang menyebabkan ketidak sehatan masyarakat dalam menerima informasi.

Media masa yang ideal adalah tetap berpegang pada teori klasik karena bagaimanapun juga media masa pada hakikatnya lahir untuk memberikan pencerdasan terhadap masyarakat atau jika digambarkan secara sederhana adalah arah media tersebut bottom to top (dari bawah ke atas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun