Tetapi apa yang terjadi di Indonesia saat ini media masa malah digunakan sebagai legitimasi dari pemilik kepentingan sehingga masyarakat sering kali tersesatkan menganeai pemberitaan yang ada.
Ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh moderator di dalam acara forum kampus yang diadakan oleh RRI jateng "manakah yang harus didahulukan merubah sistem dari pengaturan media masa tersebut atau mencerdaskan berjuta-juta masyarakat di Indonesia agar media masa berjalan dapat berjalan pada koridornya?"
Hampir semua narasumber memiliki pandangan bahwa sistem dari media masa tersebut lah yang harus dirubah dengan melalui Komisi Penyiaran Indonesia. Tetapi saya memiliki pandangan berbeda di dalam forum tersebut.
Dibandingkan berkutat mengurus regulasi di mana KPI sendiri rupanya tidak memiliki kewenangan seperti KPK untuk menindak mereka yang minimal diduga bersalah lebih baik melakukan pencerdasan terhadap masyarakat.
Dan hal itu harus dimulai dari para cendekiawan pada umumnya dan mahasiswa sebagai kaum intelektual pada khusunya. Kenapa harus dua elemen tersebut terlebih dahulu pada dasarnya adalah karena mereka lah yang seharusnya berdiri di garis depan dalam pencerdasan bagi masyarakat.
Aneh rasanya ketika ternyata dua elemen tersebut justru terperangkap dalam bias media masa. Padahal seharusnya mereka bisa lebih cerdas dalam memilih media masa. Pada dasarnya masyarakat Indonesia sudah mampu menerima informasi permaslahannya adalah banyak yang belum cerdas dalam memilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H