Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berserah Ala Dahlan Iskan

5 September 2011   17:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:13 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_129741" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Hidupnya pernah di vonis hanya tinggal 6 bulan lagi. Penyakit Hepatitis, Sirosis yang kemudian berkembang menjadi kankerlah yang membuatnya di vonis seperti itu. Siapa itu itu Dahlan Iskan, Dahlan Iskan adalah pria kelahiran Magetan, Jawa Timur yang mengawali karirnya sebagai reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda. Kemudian menjadi wartawan pada majalah Tempo dan sejak tahun 1982 memimpin Jawa Pos. Dan di tangannyalah Jawa Pos yang sempat hampir mati dengan hanya beroplah 6.000 eksemplar menjadi besar dalam waktu 5 tahun menjadi 300.000 eksemplar. Dan sekarang menjadi Dirut PLN.

Ancaman penyakit kanker hati yang menerpa hidupnya tidak membuatnya bertekuk lutut dan menyerah pada nasib. Penyakit berbahaya itu ia taklukkan dengan semangat hidup, percaya diri dan keyakinan. Pilihannya saat itu hanya dua, jika tidak melakukan tranplantasi hati maka secara medis ia akan mati. Lalu apakah ia akan hidup jika melakukan tranplantasi, belum tentu karena peluangnya fifty-fifty. Operasi transplantasi liver tidaklah mudah, apalagi kegagalan operasi sejenis di Tiongkok [tempatnya di operasi] banyak di alami. Ia menunggu selama 4 bulan di rumah sakit di negeri tirai bambu tersebut untuk mendapatkan hati. Dan setiap sabtu terbang ke kota lain untuk mencari hati.

Seperti kebanyakan orang yang mengalami saat-saat seperti Dahlan Iskan waktu akan di operasi, doa adalah suatu hal yang wajib di lakukan, begitu pula halnya dengan Dirut PLN ini. Sampai pintu kamar operasi ia belum menemukan doa apa yang akan di panjatkan. Kemudian pada akhirnya di dalam kamar operasi ia berdoa : Kalau memang saya harus mati maka matikanlah saya dan kalau memang saya harus hidup maka hidupkanlah saya”. Apakah ini bentuk dari kepasrahan seorang Dahlan Iskan? Dalam sebuah wawancara dengan TV One, Dahlan Iskan mengatakan ini adalah bentuk Sumeleh atau keberserahannya kepada Sang Pemilik Hidup. Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa operasi berjalan lancar dan saat ini merupakan tahun kelima transplantasinya.

Dalam hidup tak jarang ‘seolah-olah’ kita seperti menemukan jalan buntu dari berbagai problematika kehidupan yang kita alami. Berserah adalah ‘jurus pamungkas’ yang dahsyat yang bisa kita lakukan. Tentunya berserah yang aktif. Aktif dalam artian kita harus tetap berupaya dan berbaik sangka terhadap hasil apapun yang kita dapat nantinya. Karena yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Sang Pemilik Kehidupan, begitu pula sebaliknya. Yang pasti apa-apa yang sudah terjadi pada kita adalah yang terbaik buat kita. Yang terbaik dari apa yang sudah kita pikir dan lakukan sebelumnya. Jika kita mau hasil yang lebih baik lagi di kemudian hari tentunya kita harus merubah apa yang kita pikir dan lakukan saat ini.

Gede Prama [seorang penutur kejernihan] pernah mengatakan : Berserah bukanlah tidak melakukan apa-apa. Berserah hanyalah membiarkan Tangan Suci Sang Maha yang bekerja dengan sempurna tanpa gangguan pikiran manusia.

Terima kasih

Salam mantap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun