Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kapal Sedang Berlayar Tapi Tidak Ada Angin

8 Agustus 2011   17:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:58 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada masa-masa dalam kehidupan seseorang mengalami stag. Bergerak maju terasa amat berat , mundur juga gak mungkin seperti kapal layar di tengah lautan yang mengharapkan tiupan angin. Pada kondisi seperti ini tak jarang orang mengambil tindakan nekad. Tindakan yang membahayakan buat diri dan keluarganya. Mengingat beratnya perjalanan maju yang harus di tempuhnya. Berbagai cara sudah diupayakan dengan bantuan dari berbagai pihak tapi tetap saja ‘kapal’ belum mau bergerak. Angin yang diharapkan bertiup juga tak kunjung datang. Sementara kebutuhan hidup terus mengejar seolah tak mau kompromi.

Kebuntuan pelan-pelan mulai merayap masuk kedalam pikiran. Jika dibiarkan lama ia bersemayam disana maka bahaya besar menghadang di depan. Sabar adalah kunci dari semuanya. Jika demikian adanya itu artinya kehidupan sedang ‘memaksa’ anda untuk berlatih kesabaran.Sabar dan berserah merupakan jalan terbaik di kondisi seperti ini. Orang bijak mengatakan jika anda tidak tahu mau melakukan apa jangan lakukan apa-apa!!

Pada kondisi kehidupan seperti itu tak jarang kita mengalahkan keadaan, mengalahkan angin yang tidak mau bertiup...mengalahkan orang lain, seolah-olah itulah penyebab utama dari semua yang kita alami. Sejatinya apa-apa yang kita alami adalah akibat dari pikiran, tindakan dan perbuatan kita sebelumnya. Bukan karena keadaan, bukan [caption id="attachment_124115" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] karena orang lain dan bukan karena siapa-siapa kitalah yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan kita sendiri. Kondisi seperti ini sebenarnya adalah peluang untuk kita yang ditawarkan Sang Pemilik Kehidupan bagi kenaikan tingkat dan kualitas kemanusian kita. Jika kita menganggap ini sebagai hal baik dan mau tekun mengkaji kedalam [diri] serta sanggup bersabar dan berserah. Maka itu adalah peluang berharga yang harus kita tangkap. Tetapi jika kita marah, mengalahkan keadaan dan lari dari kenyataan maka kita sudah menyianyiakan peluang berharga yang sudah didepan mata.

Hidup adalah serangkaian pilihan dan kita diberi kehendak bebas untuk memilih. So kalau begitu, The Choice Is Yours !!

Terima kasih

Salam Mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun