Kalimat diatas kerap diucapkan para orang tua Batak kepada anaknya di berbagai kesempatan seperti kenaikan jabatan, mencetak prestasi disekolah, sukses dalam bisnis dan lain sebagainya. Mereka mengingatkan agar tiga sifat merugikan ini jangan sampai ada pada diri kita. Sifat yang bisa merendahkan sifat kemanusiaan kita ini adalah sumber utama kegagalan manusia. Jangan biarkan tipu daya setan menguasai kita dengan memiliki sifat-sifat diatas. Adapun ketiga sifat merugikan yang mengotori hati ini adalah : 1 . Jiwa menipu Tak jarang manusia menerima tawaran tipu daya setan untuk melakukan penipuan-penipuan demi sesuatu yang diinginkannya. Kebohongan ditutupi dengan kebohongan lainnya. Orang-orang boleh puas dan bangga ketika berhasil menipu orang lain. Tapi sesungguhnya merekalah yang berhasil ditipu oleh setan. Teruslah menipu dan biarkan setan menertawai hehehe. 2 . Sombong Semua datang dari tempat yang sama. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, setiap kita dilebihkan sesuatu pasti ada yang dikurangkan, begitu pula sebaliknya. Seorang sahabat yang mengalami kebangkrutan bisnis dikurangkan harta bendanya tapi dilebihkan ibadah dan penyertiannya tentang kehidupan. Tidak ada manusia yang hanya memiliki kelebihan dan tidak ada pula manusia yang hanya memiliki kekurangan. Kalau kita menyadari betul akan kepastian seperti ini maka tidak ada lagi yang harus kita sombongkan. Ketika kita merasa lebih disatu bidang dibandingkan orang lain maka setan dan kroni-kroni akan datang menyerang dengan segala tipu dayanya. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk menjerumuskan manusia sehingga melakukan tindakan tidak terpuji seperti ; menghina, mencela, meremehkan dan merendahkan orang lain. Sudah berapa banyak contoh-contoh akhir dari kesombongan seseorang yang disajikan kehidupan. Masihkah kita tetap mau bersombong ria ??? Hindari kesombongan hiduplah dalam kerendahatian karena sesungguhnya dengan merendah kita akan kaya. Belajarlah dari laut dan gunung. Laut bisa luas dan dalam karena kerelaannya menampung air dari berbagai sungai dan tempat-tempat yang lebih tinggi. Sementara gunung tidak pernah serakah memilih batu dan tanah apa saja yang datang semuanya diterima. Gunung tidak pernah memilih hanya menerima batu coral saja. Orang rendah hati tidak pernah menolak masukan dari siapapun sehingga ia bisa tinggi seperti gunung dan luas seperti laut. 3 . Iri dan dengki Membiarkan iri dan dengki bersemayam dalam diri sama saja dengan membiarkan hidup menjadi tidak tenang dan tidak nyaman karena hati selalu dipenuhi dendam dan kerisauan. Melihat tetangga beli motor kita sibuk, melihat usaha teman maju ribut, melihat karir sahabat melejit panas. Lalu kapan kita bisa menikmati kehidupan yang merupakan karunia luar biasa yang diberikan Sang Pemilik Hidup kepada kita. Jangan biarkan sifat iri dan dengki terlalu lama bersemayam dalam diri karena tak jarang akan menjerumuskan kita untuk melakukan segala cara untuk menyaingi dan menandingi orang yang kita irikan tersebut. Dan apabila ini terjadi bersiaplah untuk menerima akibat buruk di kemudian hari. Sotung adong diho Elat, Teal, Late..!
Horas ma hita sasude >>>>>>>>>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H