Nasionalisme dapat terlihat disini, bahwa walau Nyai Ontosoroh dan Minke sudah tahu bahwa akhirnya mereka akan kalah, namun mereka tetap ingin memperjuangkan hak dan keadilan bagi pribumi.
4. Para pribumi yang mendukung Nyai Ontosoroh dan Minke
Pada masa itu, hampir tidak ada pribumi seberani Minke dan Nyai Ontosoroh dalam melawan kaum Eropa. Mereka memilih untuk diam dan tunduk dalam pemerintahan yang kerap melakukan diskriminasi terhadap para pribumi.
Ketika Minke dan Nyai Ontosoroh ramai diperbicarakan karena akan menjadi pribumi pertama yang melawan di Pengadilan Eropa, para pribumi ini pun lantas mendukung mereka.Â
Bahkan, mereka juga membantu melindungi rumah Nyai dan Annelies ketika di serang paksa oleh kaum Eropa.
Kalah dengan terhormat
Film Bumi Manusia ditutup oleh sebuah kalimat dari Nyai Ontosoroh yang cukup menohok hati para penonton, "Kita sudah melawan, Nyo. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."
Dari Bumi Manusia, kita bisa melihat bahwa Minke dan Nyai Ontosoroh membuktikan bahwa mereka berusaha mempertahankan hak pribumi mereka, dan melawan dengan cerdas melalui tindakan yang menohok sehingga kaum Eropa kesal.
Di akhir cerita, memang akhirnya Nyai Ontosoroh dan Minke kalah melawan pengadilan Eropa. Tentu, tidak mengherankan lagi karena pada masa kolonial, Eropa selalu benar dan pribumi selalu salah.Â
Sekuat-kuatnya melawan, bagaimanapun perjuangannya, pada masa kolonial, kesetaraan akan bangsa memang masih belum ada.
Nasionalisme di luar Film Bumi Manusia
Ketika tayang di bioskop, para penonton Bumi Manusia harus menyanyikan lagu Indonesia Raya terlebih dahulu sebelum film dimulai.Â