Mohon tunggu...
Ni Nyoman Vena Riana Dewi
Ni Nyoman Vena Riana Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Currently studying Communication Science. Food and beauty enthusiast. Interested in Journalism. :) Email: venariana.dewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kisah Feminisme Wanita Inggris dalam "Enola Holmes"

12 Oktober 2020   08:07 Diperbarui: 20 Oktober 2020   23:05 4129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu cuplikan dalam Enola Holmes (Credit: Netflix via radiotimes.com)

Petualangan Enola pun dimulai. Tidak hanya untuk mencari Ibunya yang hilang, namun Enola ikut terlibat dalam masalah yang dialami oleh Tewksbury.

Feminisme dalam Enola Holmes

Dalam buku Encyclopedia of Feminism, feminism berasal dari bahasa latin yakni Femina (perempuan) artinya adalah “having the qualities of woman”. Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada teori yang membahas mengenai persamaan seksual dan gerakan hak–hak asasi perempuan,  menggantikan istilah womanism (Sutanto, 2017).

Pada film Enola Holmes (2020), terdapat dua teori feminisme yang dapat kita lihat. Yakni, feminisme liberal dan feminisme eksistensial.

Feminisme Liberal 

Feminisme Liberal adalah paham feminisme yang berdasar bahwa kebebasan merupakan hak tiap individu. Maka, aliran ini menganggap bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama memiliki kesempatan dan kebebasan yang setara, seperti kesempatan berpartisipasi dalam pendidikan dan berpolitik.

Sumber: Twitter @netflix
Sumber: Twitter @netflix

Hal ini terlihat jelas dalam film Enola Holmes, yakni pada kisah perjuangan hak kesetaraan pemilih, mengingat film ini juga berlatar pada Representation of the People Act 1884 di Inggris.

Pada masa itu hanya orang-orang terdidik saja yang memiliki kesempatan menggunakan hak pilihnya, dan wanita sama sekali tidak memiliki hak pilih. Ibu Enola bersama sejumlah aktivis wanita lainnya berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak pilih pada zaman itu.

Feminisme Eksistensial

Selain itu, terdapat juga teori feminisme eksistensial dalam film ini. Feminisme eksistensial dicetuskan oleh Simone de Beauvoir, yaitu seorang tokoh terkenal dari Prancis. 

Beauvoir mengatakan bahwa aliran feminisme eksistensial mengambil sudut pandang mengenai penindasan perempuan akibat beban reproduksi yang dimiliki oleh mereka.

Adanya beban reproduksi ini, menyebabkan perempuan dianggap tidak dapat memiliki posisi yang sama dengan para laki-laki. Menurut pandangan feminisme eksistensial, perempuan mampu mendapat kedudukan dan melepaskan ketergantungan pada kaum laki-laki, seperti dengan memiliki pekerjaan sendiri atau menjadi kaum intelektual.

Contoh feminisme eksistensial ini dapat dilihat dalam hampir setiap scene di Enola Holmes. Salah satunya adalah alasan Eudoria memberi nama anaknya Enola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun