Mohon tunggu...
Ni Nyoman Vena Riana Dewi
Ni Nyoman Vena Riana Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Currently studying Communication Science. Food and beauty enthusiast. Interested in Journalism. :) Email: venariana.dewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Yakin Mau Nikah? Intip dulu Manis Pahit Pernikahan melalui Critical Eleven!

16 September 2020   19:58 Diperbarui: 16 September 2020   21:49 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anya dan Ale beradu argumen

Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral dan menjadi impian bagi setiap orang. Stigma masyarakat di Indonesia selalu menganggap bahwa menikah merupakan keharusan, apalagi jika sudah memasuki usia 25 tahun keatas. Ditambah, film-film diluar sana yang mengangkat tema pernikahan, kerap berlebihan dalam meromantisasi suatu pernikahan. Pada kenyataannya, jika sudah menikah maka kita harus siap menghadapi masalah rumah tangga yang akan terus berdatangan. Konflik pernikahan tidak hanya sekedar beradu pendapat atau keuangan saja lho. Kali ini, yuk kita simak gambaran kisah pernikahan dari film Critical Eleven.

Sinopsis Critical Eleven

Critical Eleven merupakan film yang diangkat dari novel tulisan Ika Natassa. Dibintangi oleh Reza Rahardian (sebagai Ale) dan Adinia Wirasti (sebagai Anya), film ini mengisahkan tentang lika-liku pernikahan kaum kelas atas yang sudah mapan dan berada di puncak karir masing-masing. Ketika menonton film ini, saya menduga bahwa film ini sepertinya akan membosankan, dan tertebak alur ceritanya, yakni hanya kisah romantis seperti biasanya. Namun, ternyata dugaan saya tidak sepenuhnya benar.

Di pertengahan film, saya sempat merasa bosan karena sedari tadi tidak ada konflik yang begitu menegangkan. Yang saya lihat hanyalah masalah biasa dalam rumah tangga, yakni beradu pendapat antar kedua pasangan. Dalam film ini, Ale digambarkan sebagai suami bertanggung jawab, ingin istrinya selalu berada disisinya dan berusaha  memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Ia tidak ingin istrinya terus bekerja dan kelelahan. Namun disisi lain, Anya yang memang memiliki basic sebagai wanita karir di sebuah perusahaan besar Jakarta dengan jabatan yang sudah cukup tinggi, merasa tidak nyaman dengan kehidupan barunya yang harus resign dan tidak bekerja lagi demi mengikuti Ale, suaminya bertugas ke Amerika Serikat (AS).

Anya dan Ale Menantikan Buah Hatinya
Anya dan Ale Menantikan Buah Hatinya

Tak lama setelah pernikahan mereka, Anya akhirnya mengandung. Ale dan Anya benar-benar menantikan buah hati pertama mereka. Disisi lain, Anya mulai bosan dengan kehidupannya yang tiap hari hanya menunggu Ale pulang bekerja sembari menatap jalanan New York dari dalam apartemen mewah. Anya meminta izin kepada Ale agar ia dapat melamar pekerjaan di AS, dan akhirnya ia berhasil mendapatkan pekerjaan. Ia pun merasa senang, dan bekerja setiap hari, tanpa merasa bosan harus menunggu Ale pulang kerja seperti dulu lagi. Namun, hal buruk menimpa Anya, ia tertabrak sepeda dan terjatuh. Ale pun mulai khawatir dan marah-marah, takut jika akan berbahaya bagi calon buah hati pertama mereka dan menyalahkan Anya yang terlalu ngeyel ingin bekerja padahal sedang mengandung. Disinilah pertengkaran mulai terjadi.

Anya dan Ale beradu argumen
Anya dan Ale beradu argumen

Masalah Besar yang Muncul

Singkat cerita, akhirnya Ale dan Anya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Alasannya, karena kandungan Anya yang semakin besar, serta disana Anya akan lebih mudah dijaga oleh keluarga mereka, karena Ale tidak selalu ada di samping Anya. Anya pun kembali bekerja di perusahaan lamanya walau sedang mengandung. Mendekati bulan kelahiran, Anya merasakan hal yang aneh. Janinnya yang biasanya selalu menendang, tiba-tiba diam seperti tidak bernyawa. Anya yang merasa curiga, menelpon Ale yang sedang berada di luar negeri dan memintanya untuk berbicara dengan janin di perutnya. Hal ini dikarenakan biasanya sang janin akan langsung menendang ketika mendengar suara Ale, selaku calon ayahnya. Berhasil, akhirnya calon bayi mereka pun menendang lagi, walau dengan tendangan yang sangat lemah. 

Anya merasa ada yang salah dengan kandungannya, dan akhirnya ia melakukan pemeriksaan ke dokter. Ketika tiba di rumah sakit, dokter segera memeriksa kandungan Anya, dan ternyata, bayi dalam kandungan Anya sudah tiada. Bayi dalam kandungan Anya dinyatakan kehabisan oksigen dan nutrisi.

Scene ketika Anya melahirkan janinnya yang meninggal
Scene ketika Anya melahirkan janinnya yang meninggal

Hal ini membuat Anya dan Ale benar-benar terpukul. Dan disinilah konflik memuncak. Ale memarahi Anya yang masih nekat bekerja, tidak bisa menjaga diri dengan baik padahal sudah tau sedang mengandung, sedangkan Anya merasa Ale tidak pengertian dan merasa ini bukan salahnya. Anya sudah berusaha menjaga kandungannya dengan baik, ia tidak terima karena Ale terus-terusan menyalahkannya perihal kematian anak pertama mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun