Mohon tunggu...
venansius puri
venansius puri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - -

Kiper cc 2025

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Judi Bola Perusak Mental Anak Muda

19 November 2024   23:48 Diperbarui: 19 November 2024   23:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: (top betting apps)

 Makin hari makin ada saja korban judi yang menjamur di Indonesia. Salah satunya adalah judi bola. Judi bola atau bahasa inggrisnya betting adalah kegiatan memprediksi hasil dari olahraga sepak bola. Biasanya taruhan atau judi ini bisa dilakukan di berbagai platfrom, baik online maupun ofline. 

Sebagai remaja, akhir akhir ini saya menemukan beberapa fenomena di kalangan saya yaitu remaja tentang kegiatan judi bola ini. Kegiatan ini kerap dilakukan oleh teman saya, siswa kelas 12 SMA, bahkan sampai anak SMP sudah bisa dan terikat pada judi bola.

Judi bola mulai masuk ke lingkungan saya pada awal tahun 2024 ini, kala itu memang nama judi bola masih sedikit yang tahu karena keterbatasan akses untuk memainkannya. Namun kini, karena akses nya yang di dapat sudah mudah semakin bertambah juga para pemain-pemain judi bola. Hampir di tiap angkatan di sekolah saya pasti ada 1 sampai 5 orang yang memainkan judi bola ini. 

Untuk menjadi bagian dari pengguna judi bola ini, para pelajar cukup untuk mendownload aplikasi platform judi bola yang bernama 1**et di play store maupun app store dengan cara mengganti alamat perangkat lunak menjadi negara lain. Biasanya, setelah di download para remaja langsung ke dalam aplikasi nya dan melihat mana pertandingan yang ingin di pertaruhkan untuk menang, atau mereka mencari sejumlah pertandingan lalu memasang nya dengan tujuan kali uang hasil judi nya lebih tinggi.

Judi bola telah berhasil menarik mata dari para remaja dengan mudah. Karena pasti para remaja yang masih bersekolah ingin mendapat uang yang banyak atau uang yang lebih untuk gaya hidup sehari harinya tanpa bekerja. Selain itu para remaja juga ingin menghibur diri dengan melihat klub klub bola yang sedang di pertaruhkan. Judi bola juga mudah merambat di sekolah saya karena, teman teman saya atau para remaja lain mayoritas menyukai pertandingan olahraga bola.

Judi bola terus dilakukan ketika para remaja tersebut sudah mendapatkan kemenangan sekali. Hal ini mengakibatkan para remaja akhirnya kecanduan dengan situs atau permainan judi bola. Pastinya jika sudah menang, mererka akan menaruh angka nominal uang yang lebih tinggi dari sebelumnya, atau yang kita kenal dengan depo. Atau ada tipikal sekelompok remaja yang saling mendepo ke 1 akun. 

Lalu bagaimana yang kalah? Awalnya, para pengguna judi bola ini tidak terlalu peduli. Justru menurut mereka itu adalah hal yang wajar bagi mereka, justru itu dijadikan sebagai tanda semangat agar mereka mendepo atau menaruh uang di akun nya lagi untuk berjudi di pertandingan selanjutnya. Namun ada saja pemain judi yang kurang mahir atau kurang beruntung. Beliau terus mendepo dengan pede ia akan menang, namun kenyataannya ia kalah terus menerus. Pola kekalahan ini lah yang menyebabkan sejumlah pengguna remaja merasa sedih, jengkel hingga stress. Para remaja baru akan sadar bahwa dirinya telah rugi, jika ia sudah di peringati oleh temannya sebagai bahan olokan karena kalah terus menerus, atau ia memang sudah melihat berapa nominal yang dikeluarkan, bahsa gaul nya adalah 'rungkad'.

donttt-bett-673ca7f1ed6415407c3c7762.jpg
donttt-bett-673ca7f1ed6415407c3c7762.jpg
(Sumber: Dokumen pribadi)

Kasus inilah yang menyebar dan bisa dilihat sampai sekarang. Dimana remaja memiliki hobi baru berupa judi bola yang menurtut mereka ini adalah hobi yang mudah dilakukan dan mendapat keuntungan yang banyak. Namun banyak remaja menjadi ketergantungan dari sisi negatifnya. 

Serta karena hal ini banyak orang yang merasa bahwa kita tidak perlu belajar mencari ilmu, karena tanpa bekerja kita sudah mendapatkan uang dengan mudah. Peran remaja disini adalah bagaimana cara mereka bisa menghentikan kegiatan ini, agar perilaku mental nya tidak dirusak oleh ketergantungaan yang ada.

Semoga dengan adanya artikel ini, penulis hanya ingin berpesan agar setidaknya jika kita sudah terlibat dalam judi bola, cara melepasnya dalah dengan perlahan dan menyadari bahwa judi adalah tindakan yang tidak baik. Dan bagi orang yang belum bisa lepas, semoga mereka melihat judi dengan cara mereka tidak terpengaruh oleh teman dan tidak membuang uang untuk kerperluan yang tidak berguna itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun