Mohon tunggu...
Venansius Priade Christian
Venansius Priade Christian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indie

Buku : Do More to Gain More

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Belajar Berpolitik pada Prabowo

12 Juni 2019   09:44 Diperbarui: 12 Juni 2019   09:47 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prabowo begitulah sebutan untuk tokoh ngotot satu ini. Kegigihan Prabowo dalam dunia politik memang tidak hanya menjadi isapan jempol belaka, mengingat sudah beberapa kali mencalonkan diri sebagai wakil maupun presiden. Sebagai seorang tokoh politik dan ketua umum partai Gerindra, Prabowo Subianto bukanlah tokoh biasa. Ia merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. 

Lalu bagaimana dengan pilihan rakyat selama ini? 

Rakyat Indonesia sekarang sudah semakin cerdas, menilai, melihat, dan memperhatikan pemimpin yang lebih menarik di eranya. 

Menarik karena apa?

Rakyat indonesia sudah semakin matang dalam berpolitik. Mereka tidak akan dengan mudah ditumbangkan hanya dengan isu SARA, yang mengedepankan politik identitas dan kemampuan analisa yang tidak berdasarkan data yang akurat.

 Sudah seharusnya Prabowo belajar dari blunder-bunder tahun sebelumnya. Seperti halnya ketika Jokowi menang pada pilpres tahun 2014 seharusnya Prabowo sudah bisa belajar lebih banyak, mengingat tokoh Sandiaga Uno yang banyak disukai kaum milenial yang sangat memungkinkan ia meraih lebih banyak suara. 

Tapi, lagi dan lagi blunder terjadi. Pendukung Prabowo-Sandi dimana-mana berlomba untuk menghalangi pengetahuan yang sampai ke telinga rakyat dengan berbagai isu yang cenderung provokatif, bahkan kalangan milenial sangat tidak nyaman dengan fenomena tersebut. 

Politik Identitas bukan sama sekali style rakyat Indonesia sekarang terutama kalangan yang sudah mulai beralih ke Prabowo-Sandi menjadi ilfeel kembali dan berbalik arah mendukung Jokowi yang cenderung memiliki karakter tenang, tidak gopoh, ngotot, dan terdengar lebih bermakna ketika berbicara dan mengentaskan berbagai persoalan yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia. 

Mengapa Prabowo masih saja menggunakan cara sama?

Sebenarnya tetap ada beberapa perubahan yang sudah Prabowo coba lakukan, tapi lebih buruknya pendukung yang ia miliki seakan menjadikan Prabowo sebagai boneka yang tidak harus melihat fakta dulu untuk bertindak. Atau begini-kah Politik itu, meluruskan segala cara untuk berkuasa?

Bagaimana solusinya?

Seperti yang sudah menjadi konsumsi masyarakat luas bahwa kehadiran Jokowi sebagai pemimpin memang sangat di-idolakan masyakarat. Solusinya sudah jelas prabowo harus fokus menggali strategi dan lebih baik membangun kepercayaan masyarakat dengan cara lain, berbisnis sajalah Pak Prabowo!

Salam Hangat dan Jangan Terlalu tegang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun