Mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan meminta kita untuk terus memperhatikan dampak lingkungan dengan mengubah cara menghasilkan dan mengkonsumsi barang dan sumber daya. Sektor pertanian menjadi yang terbesar dalam penggunaan sumber daya air diseluruh dunia, dan irigasi sekarang mengaku hampir 70% dari seluruh air bersih untuk kegunaan manusia.
Pengelolaan yang efisien dari jumlah sumber daya alami, dan cara kita menentukan zat beracun yang terkandung dalam sampah dan polusi, adalah target yang penting dalam tujuan keduabelas dari United Nations Development Programme (UNDP). Meyakinkan industry, lingkungan bisnis dan konsumen dalam mendaur ulang dan mengurangi sampah sama pentingnya, sebagaimana kita mendukung negara berkembang untuk bergerak kearah pola konsumsi yang lebih berkelanjutan di tahun 2030.
Fakta yang terungkap antara lain adalah sebagai berikut:
1,3 milyar ton makanan dibuang setiap tahun, sementara hampir 2 milyar orang kelaparan atau kekurangan nutrisi.
22% sektor makanan mengaku sekitar 22 persen dari tolal emisi gas rumah kaca, lebih besar dari perubahan hutan menjadi lahan pertanian.
2 milyar, secara global 2 milyar orang kelebihan berat badan atau gemuk.
3%, hanya 3 persen dari jumlah air diseluruh dunia yang merupakan air bersih (bisa diminum), dan manusia menggunakannya lebih cepat dari pada alam mengembalikannya.
120 Milyar Dolar AS, Jika manusia dimana-mana pindah menggunakan lampu yang lebih hemat energi, dunia akan menghemat 120 milyar dolar Amerika setiap tahunnya.
20%, pertama sampai kelima dari sumber konsumsi energy pada tahun 2013 adalah dari sumberdaya yang diperbaharui.
Fakta yang mengejutkan untuk kelestarian bumi kita bukan?
Oleh karena itu penting halnya mengubah cara pandang kita terhadap pola konsumsi dan pengelolaan terhadap energi yang kita pakai, apakah itu berkaitan dengan penggunaan listrik, air, dan kemasan makanan itu sendiri. Berhentilah menggunakan lampu listrik yang tidak hemat, beralihlah menggunakan tas belanja sendiri tanpa menggunakan plastik sekali pakai, gunakan sapu tangan daripada tisu, dan belilah botol minuman yang bisa diisi kembali, berhentilah membeli air minum yang sekali pakai dan botolnya tidak bisa diisi air lagi, karena akan sangat sulit untuk lingkungan mendaur kemasan tersebut, memerlukan waktu hingga jutaan tahun atau bahkan tidak bisa diurai sama sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H