Mohon tunggu...
Venansius Priade Christian
Venansius Priade Christian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indie

Buku : Do More to Gain More

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah, Sudah Pantaskah Kita?

17 April 2019   21:26 Diperbarui: 17 April 2019   21:42 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misteri Paskah

Perspektif paling dasar yang sangat sederhana dan menentukan. Aku menganggap Paskah sebagai misteri/masa tersendiri yang memiliki makna yang ku taruh diatas masa lainnya. Karena kadang, saat mendengar pembacaan kisah sengsara Yesus sang Mesias disitu terasa sedikit bergetar, entah apapun yang mungkin kalian percayai tentang ini. 

Kisah sengsara melambangkan pengorbanan akan penebusan dosa dan keberanian Yesus yang lahir sebagai manusia untuk mengambil bagian sebagai anak domba yang siap dipersembahkan tanpa bersuara.

Dilain kesempatan dalam pembacaan kisah sengsara, aku begitu merasa sangat hina dan penuh pengampunan, saat seorang penjahat disebelah kanan Yesus yang disalibkan menegur seorang penjahat yang disalibkan disebelah kiri Yesus karna mengucapkan "Jika Engkau adalah Anak Allah, maka selamatkanlah aku dan diri-Mu". 

Lantas dengan tulus dan penuh penyerahan diri, dia (penjahat yang disalibkan disebelah kanan Yesus) mengatakan "Hei, kita dihukum (disalibkan) sesuai dengan apa yang sudah kita perbuat, sementara Orang ini (Yesus) tidak berbuat salah sedikitpun dan Ia harus disalibkan"katanya pada penjahat disebelah kiri Yesus, kemudian dia melanjutkan "Yesus, ingatlah akan daku bila Engkau kembali sebagai Raja". Sebuah bentuk kesadaran dan pertobatan yang sangat sempurna, sekalipun sedang dalam keadaan kritis sekalipun.

Sungguh bentuk sebuah penyesalan yang disertai dengan kesadaran akan dosa dan kesalahan. Sekali lagi sebuah kepercayaan Kristen pada dasarnya menempatkan hukum kasih diatas segalanya. Kasih terhadap siapa? Semuanya! 

Tidak ada larangan untuk mencintai, mengasihi, dan memperhatikan sesama manusia. Kok begitu? Buka lagi (Lukas 10:25-37) tentang seorang Samaria yang baik hati.

Apakah iman seseorang bisa dilihat dengan keikutsertaannya dalam gereja atau kegiatan keagamaan? Tidak sama sekali! Mengapa demikian? Orang Yahudi dan ahli taurat adalah kaum yang sangat aktif di bait Allah, mereka berdoa supaya dilihat orang (sekarang mungkin berdoa dan update di media sosial). 

Jika kamu berdoa tutuplah pintu kamarmu, berdoalah ditempat tersembunyi dan biarkan Bapa-mu yang diatas membalaskannya padamu. Jika kamu berpuasa minyakilah rambutmu dan kenakanlah minyak wangi.

Dengan demikian carilah makna paskah sebenarnya, berharaplah pada-Nya dan jangan kenakan cermin sosial yang menentukan kualitas kehidupan imanmu, biarkan orang berdebat tentang jalan pikiran Tuhan yang pasti tidak akan pernah terpecahkan oleh manusia. Siapakah yang dapat menyelami pikiran Tuhan, siapakah penasihat-Nya? Tidak ada yang bisa menjadi hakim untuk oranglain. Bertindaklah dengan keyakinanmu dan rayakan Paskah sebagaimana sukacitamu hidup karena Raja dan Juruselamatmu telah datang membebaskan. Bebaslah kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun