Mohon tunggu...
Venansius Priade Christian
Venansius Priade Christian Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Indie

Buku : Do More to Gain More

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bahaya Sampah dan Pengelolaannya

29 Maret 2019   10:34 Diperbarui: 29 Maret 2019   11:48 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAMPAH MEMBUNUHMU!

Permasalahan lingkungan hidup menjadi semakin kompleks belakangan ini. Mungkin banyak yang belum menyadari penggunaan produk berbahan dasar plastik berdampak sangat buruk terhadap lingkungan. Tidak dipungkiri kita selama ini berpikir bahwa membuang sampah di belakang rumah, sungai, dan laut sudah merupakan tahap yang tepat dalam pembuangan sampah.

Seperti yang dipaparkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa tahun 2019 sampah di Indonesia mencapai 68 juta tons. Sedangkan sampah plastik diperkirakan mencapai 9.52 ton. 

Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun, Kemen LHK, Tuti Hendrawati Mintarsih mengungkapkan, produksi sampah terus meningkat setiap tahun. Jika mengkalkulasi dalam perhitungan rata-rata maka Indonesia mengalami kenaikan volume sampah sebanyak satu juta ton setiap tahunnya.

World Economic Forum (WEF) memprediksi pada 2050 mendatang, jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding ikan. Mereka memperkirakan bahwa 2050 mendatang, jumlah plastik yang diproduksi secara global meningkat tiga kali lipat menjadi 1,124 miliar ton. 

NASA menunjukkan bila per tahunnya ada sekitar 8 juta ton sampah yang sebagian besar adalah plastik berakhir di lautan. Sebagian besar sampah-sampah itu berasal dari negara-negara di Asia. Plastik itu susah sekali terurainya dan dia akan berubah menjadi butiran yang lebih kecil dalam jangka waktu yang lama. Kemudian plastik-plastik ini akan dikonsumsi oleh biota-biota laut dan merusak ekosistem, biota-biota laut itu akan juga masuk ke tubuh kita nantinya.

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah plastik yang sangat besar yang akhirnya akan berakhir di laut. Mengapa sampah plastik sangat berbahaya? Sampah plastik bisa akan sangat berbahaya karna memerlukan waktu ribuan tahun atau bahkan tidak bisa diuraikan. 

Sampah seperti botol gelas memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai dan sampah baterai bekas akan sangat berbahaya karena zat-zat beracun yang bisa mnegakibatkan polusi udara, air dan tanah. 

Kesadaran diri perlu dibangun sejak kecil mengingat anak-anak masih sangat mudah untuk diedukasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah berusaha memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti plastik, organik, baterai, elektonik dan kertas.

Di pulau Bali sendiri, terutama Green School menyediakan suatu wadah sebagai tempat pengelolaan sampah dan mengedukasi sekolah dan masyarakat tentang pengelolaan sampah. Pemilahan sampah merupakan cara pertama yang bisa dilakukan oleh penduduk berkaitan dengan pengelolaan sampah (Waste Management) sebagai bentuk implementasi dari tujuan keduabelas (Goal 12) tentang konsumsi berkelanjutan (Sustainable Consumption). 

KemBali sebagai wadah pengelolaan sampah di bawah Green School memiliki dua aktivitas dalam mengedukasikan konsep pengelolaan sampah, yang pertama adalah Trash for Class dan KemBali ke Sekolah (KKS). 

Konsep Trash for Class memungkinkan siswa lokal disekitar Bali untuk belajar bahasa Inggris secara gratis di Green School, setiap hari orangtua siswa atau siswa yang bersangkutan bisa mengumpulkan sampah dan tim KemBali akan menghitung jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan untuk belajar bahasa Inggris selama satu semester. 

Yang kedua adalah KemBali kesekolah (KKS) merupakan aktivitas KemBali mengunjungi sekolah-sekolah lokal di pulai Bali dalam langkah mengedukasi sekolah dan siswa. KemBali juga menyediakan fasilitas untuk mengelompokan sampah dengan menyediakan tempat untuk mengklasifikasikan sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun