Mohon tunggu...
Vena amelia
Vena amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fotografer

Saya suka mendengarkan music,saya suka membaca,dan suka menerima tantangan baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tradisi patriarki terhadap perempuan Maduraseiring dengan perkembangan zamandi era digital

8 Januari 2025   19:43 Diperbarui: 8 Januari 2025   19:50 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Ada kemajuan, perempuan Madura sering menghadapi tekanan sosial untuk tetap mengikuti tradisi. Stigma terhadap perempuan yang "terlalu modern" menjadi penghalang signifikan. Banyak keluarga yang masih ragu untuk memberikan kebebasan kepada perempuan dalam menggunakan teknologi karena khawatir akan dampaknya terhadap nilai-nilai budaya.Selain itu, literasi digital yang masih rendah di kalangan sebagian perempuan Madura menjadi tantangan tersendiri. Banyak dari mereka yang belum memahami cara memanfaatkan teknologi secara optimal untuk mendukung pemberdayaan diri. Di sisi lain, infrastruktur digital di daerah-daerah terpencil di Madura juga masih kurang memadai, sehingga membatasi akses perempuan terhadap teknologi.Namun demikian, beberapa tokoh perempuan Madura telah mengambil inisiatif untuk mengatasi tantangan ini. Mereka mengadakan pelatihan literasi digital di komunitas lokal, memperkenalkan penggunaan teknologi yang sesuai dengan norma budaya, dan membangun jaringan solidaritas di antara perempuan.

Penyelesaian dari Contoh Kasus

  Salah satu contoh kasus yang menarik adalah inisiatif perempuan di Bangkalan yang membentuk komunitas digital untuk berbagi informasi tentang bisnis lokal. Komunitas ini tidak hanya membantu perempuan menghasilkan pendapatan tambahan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri mereka. Dalam menghadapi stigma sosial, mereka bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk memastikan bahwa kegiatan mereka tetap dihormati oleh komunitas. Solusi ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara perempuan, teknologi, dan tokoh masyarakat dapat menjadi jalan efektif untuk mengatasi hambatan tradisional.

Kesimpulan

 Tradisi patriarki di Madura masih kuat, tetapi era digital menawarkan peluang bagi perempuan untuk mendobrak batasan tersebut. Teknologi tidak hanya membuka akses terhadap pendidikan dan ekonomi, tetapi juga memungkinkan perempuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang hak-hak mereka. Namun, perubahan ini membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat dan upaya bersama untuk meningkatkan literasi digital, perempuan Madura dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam masyarakat mereka.

Daftar Pustaka

Castells, M. (2010). The Rise of the Network Society. Oxford: Blackwell.

Walby, S. (1990). Theorizing Patriarchy. Oxford: Basil Blackwell.

Mansurnoor, I. A. (1990). Islam in an Indonesian World: Ulama of Madura. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wijaya, M. (2019). "Peran Media Sosial dalam Memberdayakan Perempuan di Indonesia". Jurnal Komunikasi, 7(2), 123-135.

Zainuddin, A. (2015). "Tradisi dan Modernitas: Perspektif Budaya Madura". Jurnal Sosial dan Budaya, 9(1), 45-60.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun