Metode lain yang dilakukan oleh Gerindra adalah dengan mengamati sepak terjang tokoh lokal. Sebagai contoh adalah masuknya Ahok ke tingkat politik nasional dan Ridwan Kamil lewat Gerindra. Meski akhirnya kedua pemimpin ini disesali oleh pihak Gerindra karena dinilai tidak membalas budi, metode penjaringan tokoh lokal berkelas negarawan merupakan strategi jitu Gerindra untuk memenangkan pilkada. Selain itu, lewat pilkada Jakarta, Gerindra juga jitu dalam memilih orang yang dianggap mampu untuk mendulang kemenangan dipihaknya, dalam hal ini adalah Eep Saefulloh Fatah. Hal ini juga menunjukkan bahwa Gerindra memiliki jaringan hingga ke akar rumput dan mesin politik Gerindra berjalan dengan cukup baik.
Sepak terjang Prabowo juga patut dicermati mengingat kemampuannya untuk merangkul banyak pihak. Salah satu contohnya adalah Pius Lustrilanang. Ia merupakan salah satu korban penculikan dalam tragedi kemanusiaan '98, dimana Prabowo dan timnya terbukti bersalah dipengadilan. Namun demikian, dia berhasil menempatkan Pius sebagai salah satu kader Gerindra. Kepiawaian Prabowo terlihat jelas dalam video gratifikasi paska kemenangan Anies-Sandi. Dalam video ini, terlihat bagaimana Prabowo lewat canda "memerintahkan" bentuk gratifikasi yang diberikan kepada pihak yang membantu kemenangan Anies-Sandi. Selain itu, tampak Hary Tanoesoedibjo dalam video ini. Lewat foto yang tersebar dimedia, tercatat juga beberapa konglomerat Tionghoa yang ditenggarai berpihak pada pasangan Anies-Sandi -meski tidak hadir atau tidak tampak dalam video gratifikasi.Â
Campur tangan MUI dalam tahap awal kasus Ahok dan penistaan agama memperlihatkan keberpihakan MUI. Setelah MUI mulai jaga jarak, kali ini yang bergerak maju adalah organisasi buruh yang terang-terangan menyatakan bahwa mereka sudah meneken kontrak dengan Anies-Sandi. Dari sepak terjang kedua organisasi ini terlihat bahwa kendaraan politik yang digunakan Prabowo adalah organisasi besar yang mewadahi banyak orang.Â
Pihak-pihak yang digunakan oleh Prabowo memperlihatkan kepiawaiannya dalam berpolitik. Setelah bertahun-tahun berpolitik dan bahkan mencalonkan diri sebagai presiden, tampak bahwa Prabowo semakin matang dalam berpolitik. Meski demikian, kematangannya dalam berpolitik tidak ditunjukkan dalam kematangannya dalam mengejawantahkan strategi politik. Strategi dan metode yang dilakukan Prabowo, dalam hal ini masih soal pilkada Jakarta, sangat kental bernuansa orde baru.Â
Catatan-catatan
Tulisan ini bermaksud untuk mengkritisi dunia politik Indonesia saat ini. Partai lain dapat menggunakan strategi positif Gerindra dengan memperluas jaringannya hingga ke akar rumput serta memonitor perkembangan tokoh lokal potensial.Â
Mengingat ekskalasi pilkada Jakarta dan dampaknya secara nasional, meskipun Anies-Sandi telah memenangkan pilkada, pihak-pihak pendukung Anies-Sandi tetap menggunakan cara-cara kekerasan yang mengancam keamanan dan ketertiban umum. Hal yang patut dicermati adalah organisasi-organisasi umum, entah berlatar belakang agama atau tidak, yang memiliki jumlah anggota ribuan bahkan jutaan dan tersebar diseluruh Indonesia memiliki kemungkinan untuk digunakan sebagai kendaraan politik Prabowo. Dengan demikian, patut dicermati dan dikritisi perkembangan kedepannya organisasi apa lagi yang akan digunakan Prabowo mengingat tujuan akhirnya sebagai presiden telah jadi pengetahuan umum.
Sumber:Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H