Mohon tunggu...
Lovely Christi Zega
Lovely Christi Zega Mohon Tunggu... Psikolog -

Untuk informasi terkini, terlengkap, dan terpercaya hubungi ketok magic kenalan terbaik anda.... - Pemilik majalah online a-and-o.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Kuliah di Jerman? Centang-Perenang Mahasiswa di Jerman

13 Februari 2016   05:18 Diperbarui: 13 Februari 2016   08:46 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Dok. pribadi"][/caption]Dalam era pasar bebas dan globalisasi, adalah hal yang tak terelakkan untuk hijrah ke negara lain dalam hal bekerja atau menempuh jalur pendidikan. Meski demikian, jumlah pelajar, mahasiswa, atau pekerja asing tidak cukup signifikan untuk membahayakan seluruh sistem pendidikan, pekerjaan, dsb mengingat sebuah negara memiliki peraturan yang berfungsi untuk menyeleksi orang asing. Dengan demikian, negara melalui peraturan ini melindungi warga negaranya sekaligus melindungi orang asing yang berada di suatu negara, yang telah melewati tahapan sah sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk tinggal dinegara tsb. Artikel ini hanya menjelaskan kemungkinan mengapa sebagian orang asing memilih untuk kuliah di Jerman.

Globalisasi tidak hanya berlangsung dalam bidang pariwisata, teknologi, ataupun informasi, namun juga dalam bidang pendidikan. Data OECD tahun 2013 yang berjudul "Education at Glance" menunjukkan data mahasiswa asing meningkat secara keseluruhan dari 2,1 milyar pada tahun 2000 menjadi 4,3 milyar pada tahun 2011. Amerika, Inggris, dan Perancis menurut data dari Institut Statistik Unesco (UIS) tahun 2012 adalah negara dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak, dengan prosentase masing-masing negara sebesar 18%, 11%, dan 7%. Melalui data ini, Jerman menempati urutan ke-5 dengan prosentase sebesar 5%. Studi yang dilakukan oleh DAAD pada tahun 2014 dengan responden dari 200 negara lebih sebanyak 18 ribu mahasiswa menunjukkan bahwa reputasi negara asallah yang membawa mereka memilih kuliah diluar negeri. Inggris, Amerika, Kanada, dan Jerman menempati posisi satu hingga empat negara yang menurut responden penelitian memiliki reputasi yang berkualitas.

Data kementrian pendidikan dan penelitian Jerman tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang memiliki latar belakang sebagai imigran sebanyak 8%. Latar belakang sebagai imigran ini maksudnya adalah individu dengan salah satu atau kedua orang tua berasal atau tetap memiliki kewarganegaraan selain Jerman. Data DAAD tahun 2014 menunjukkan data prosentase mahasiswa asing di Jerman sebesar 11,3%. Berdasarkan data OECD tahun 2012, prosentase ini tergolong lebih rendah. Hal ini mengingat data yang sama menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa asing di Australia adalah sebesar 21,2% dan di Inggris sebesar 16%. Meski jumlah mahasiswa asing terbanyak didunia berada di Amerika, jika dibandingkan prosentase keseluruhan mahasiswa di Amerika data OECD (2012) menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa asing hanya 3,4% dari total seluruh mahasiwa di Amerika.

Dari dan Ke Jerman

Data DAAD tahun 2014 menunjukkan bahwa negara favorit warga negara Jerman untuk melanjutkan studi keluar negeri secara berturut-turut adalah Austria, Belanda, Inggris, dan Swiss. Data UIS tahun 2012 menunjukkan data sekitar 25 ribu mahasiswa warga negara Jerman melanjutkan studi ke Austria. Hal ini menunjukkan bahwa Austria adalah negara pilihan pertama warga Jerman yang ingin melanjutkan studi diluar negaranya. Belanda menempati peringkat kedua dengan total mahasiswa sekitar 24 ribu dan Inggris menempati peringkat ketiga dengan total mahasiswa sekitar 15 ribu. Total warga negara Jerman yang melanjutkan studi keluar negeri sekitar 117 ribu orang.

Data UIS (2012) menunjukkan total mahasiswa asing yang melanjutkan studi di Jerman adalah sebanyak 207 ribu orang. Berdasarkan asal negara, jumlah mahasiswa asing terbanyak berasal dari China (18,3 ribu), Turki (12,2 ribu), dan Rusia (10 ribu).

Persyaratan

Melanjutkan pendidikan diluar negeri tidaklah mudah. Berbagai persyaratan meski dipenuhi untuk bisa mendapatkan bangku pendidikan. Nilai adalah salah satu syarat. Masing-masing negara memiliki sistem pendidikan yang berhubungan dengan pemberian nilai. Orang asing yang ingin melanjutkan studi harus terlebih dahulu nilainya disetarakan sesuai dengan standar negara yang dituju. Sebagai contoh, di Indonesia dan Amerika, nilai tertinggi dalam kuliah adalah 4, sedangkan di Jerman nilai tertinggi adalah 1. Dengan demikian, setiap negara juga memiliki sistem penyetaraan nilai, untuk mengetahui apakah calon mahasiswa dapat melanjutkan studi dinegara yang diinginkan atau tidak.

Syarat lain adalah tes bahasa. Ada beberapa tes bahasa tertentu beserta standar nilai minimal tertentu yang menentukan apakah seseorang diperkenankan untuk melanjutkan studi atau tidak. Hal ini berlaku dibanyak negara seperti Amerika, Australia, dan juga Jerman. Di Jerman, nama tes untuk melanjutkan ke perguruan tinggi disebut DSH dan DaF. DSH terdiri dari tes membaca, menulis, mendengar, serta berbicara. Tes ini bentuknya essay. Tes DaF juga menguji hal yang sama namun dalam bentuk pilihan ganda. Kedua bentuk tes ini dilakukan untuk calon mahasiswa asing yang telah memiliki titel sarjana dari negara lain selain Jerman dan ingin melanjutkan kuliah ditingkat master. Beberapa jurusan tidak mensyaratkan hasil tes bahasa Jerman, melainkan hasil tes bahasa Inggris. Hal ini tergantung apakah jurusan yang dituju adalah kelas internasional atau bukan.

Selain tes bahasa, calon mahasiswa asing yang baru lulus sekolah menengah mesti melanjutkan pendidikan di Studienkolleg sebelum melanjutkan studi ke tingkat sarjana. Peraturan ini disebabkan sistem pendidikan dasar Jerman yang berlangsung selama 13 tahun, sedangkan sistem pendidikan dasar dibanyak negara berlangsung selama 12 tahun (Pendidikan dasar di Indonesia berlangsung selama 12 tahun dan terbagi menjadi 6 tahun sekolah dasar, 3 tahun sekolah menengah pertama, dan 3 tahun sekolah menengah atas). Bagi mahasiswa asing yang pernah kuliah namun belum menyelesaikan, sistem Studienkolleg tidak berlaku, namun tes bahasalah yang menjadi syarat masuk.

Selain itu, mengingat terbatasnya bangku kuliah, beberapa universitas serta jurusan di Jerman memberlakukan sistem pembatasan penerimaan mahasiswa. Hal ini tidak hanya berlaku bagi mahasiswa Jerman, namun juga bagi mahasiswa asing. Sebagai contoh, jurusan psikologi tingkat master hanya menerima mahasiswa asing paling banyak sebesar 10% per semester (penerimaan mahasiswa baru berlangsung baik pada semester musim panas ataupun semester musim dingin).

Penerimaan mahasiswa di Jerman dibagi dalam dua bagian yang didasarkan pada musim, yakni musim panas dan dingin. Sebagian besar universitas dan fakultas menerima mahasiswa baru pada musim dingin. Meski demikian, beberapa universitas dan fakultas juga melakukan penerimaan mahasiswa baru di musim panas.

Aturan lainnya adalah aturan finansial. Jika ingin kuliah di Jerman dengan biaya sendiri, syaratnya adalah memiliki akun bank di salah satu bank di Jerman atas nama pribadi dengan dana minimal 8,040 ribu euro. Total dana ini kemudian dapat ditarik maksimal beberapa ratus euro setiap bulannya.

Latar Belakang

Data diatas menunjukkan bahwa dalam globalisasi pendidikan Jerman bertindak baik sebagai negara tujuan, maupun sebagai negara asal mahasiswa yang menempuh pendidikan diluar negeri. Data penelitian sebuah lembaga international, Quacquarelli Symonds, tahun 2008 hingga 2012 dengan responden mahasiswa asing di Amerika, Kanada, dan Inggris menunjukkan bahwa pengakuan internasional, gaya hidup dan kultur yang menarik, serta beasiswa atau kemampuan finansial adalah alasan utama mengapa seseorang memilih untuk melanjutkan studi diluar negeri. Disertasi Hea-Kyung Ro tahun 2006 tentang tingkat kepuasan mahasiswa asing di sekolah tinggi di Jerman menunjukkan bahwa rasa penasaran untuk memiliki pengalaman dinegara lain, kualifikasi studi yang lebih baik, serta prospek pekerjaan yang lebih baik menjadi alasan mahasiswa asing untuk kuliah diluar negeri.

Namun mengapa seseorang memilih untuk menempuh pendidikan tinggi di Jerman? Bahasa Jerman bukanlah bahasa yang mudah. Adalah hal yang berat dan sulit untuk hidup dan kuliah dinegara orang lain. Data Kementrian Pendidikan dan Penelitian Jerman tahun 1999 menunjukkan bahwa mahasiswa asing memilih studi di Jerman karena situasi dan kultur, peluang pekerjaan yang lebih baik, serta karena Jerman berteknologi tinggi. Hea-Kyung Ro (2006) menjabarkan bahwa mahasiswa asing memilih Jerman sebagai negara tujuan studi karena standard ilmu pengetahuan Jerman yang terkenal berkualitas, bebas biaya kuliah, serta untuk mengetahui lebih dalam budaya dan bahasa Jerman. Alasan-alasan yang positif inilah yang menjadi penyebab mengapa Jerman menjadi negara tujuan bagi mahasiswa asing, meski dengan persyaratan yang sedemikian rupa untuk dapat kuliah di Jerman.

Berkenaan dengan biaya kuliah, banyak negara memberlakukan biaya kuliah untuk pendidikan tinggi. Studi yang dilakukan oleh departement penelitian sebuah bank, HSBC, pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Jerman dengan rata-rata biaya kuliah sebesar 635$ per tahun merupakan negara dengan biaya pendidikan tinggi terendah dibandingkan dengan 12 negara yang diperbandingkan. Negara yang berturut-turut dengan biaya pendidikan tinggi tertinggi per tahun dari ke-12 negara tsb adalah Australia dengan 25,4 ribu $, Amerika dengan 25,2 ribu $, dan Inggris dengan 19,3 ribu $. Keuntungan lainnya adalah biaya semester di Jerman untuk sebagian besar universitas berlaku sebagai semester tiket. Dengan semester tiket, mahasiswa dapat mengakses transportasi umum selama satu semester tanpa dikenakan biaya transportasi. Semester tiket ini berlaku untuk wilayah kota dan daerah sekitar kampus. Sistem semester tiket ini belum tentu berlaku dinegara lain.

Hal lainnya adalah mengapa mahasiswa memilih kuliah di Jerman di kota tertentu. Penelitian Hea-Kyung Ro (2006) menunjukkan bahwa reputasi universitas, reputasi profesor, nama universitas yang terkenal, serta adanya saudara atau kenalan. Berdasarkan disertasi Hea-Kyung Ro (2006) adanya saudara atau kenalan menjadi sumber utama pemberi informasi bagi mahasiswa asing. Sehubungan dengan adanya saudara atau kenalan, Jerman memiliki ijin bernama Verpflichtungserklärung. Ijin ini diberikan bagi orang yang ingin tinggal, bekerja, liburan, sekolah, atau kuliah di Jerman. Ijin ini diajukan oleh pihak yang akan bertanggung jawab terutama dalam hal finansial bagi warga negara asing yang hendak ke Jerman. Pihak pemerintah Jerman kemudian akan memproses pengajuan permintaan ini untuk kemudian memberikan atau tidak memberikan ijin bagi orang asing ybs. Jika calon mahasiswa melanjutkan studi ke Jerman melalui Verpflichtungserklärung, maka ybs tidak perlu memiliki uang di bank Jerman dengan nominal sebagaimana yang ditentukan bagi mahasiswa yang melanjutkan studi dengan biaya sendiri. Sehubungan dengan Verpflichtungserklärung, mahasiswa asing yang masuk lewat jalur ini biasanya memilih kota tempat studi yang berdekatan dengan kerabat atau kenalan.

Sehubungan dengan terbatasnya tempat kuliah di Jerman, calon mahasiswa dapat melamar ke beberapa sekolah tinggi sekaligus. Selain itu, tidak semua jurusan tersedia di universitas atau politeknik. Dengan demikian, calon mahasiswa mendaftar hanya ke universitas atau politeknik sesuai jurusan yang diinginkan.

Rintangan dan Masalah

Kuliah bukanlah hal yang mudah. Data Kementrian Pendidikan dan Penelitian Jerman tahun 2002 menunjukkan data mahasiswa yang putus kuliah sebesar 23%. Data DAAD (2014) menunjukkan mahasiswa asing yang mulai kuliah ditingkat sarjana tahun 2008 dan 2009 yang putus kuliah sebesar 41%. Untuk tingkat master, data DAAD (2014) menunjukkan prosentase mahasiswa yang mulai kuliah tahun 2010 yang putus kuliah sebesar 9%.

Penelitian Hea-Kyung Ro (2006) menjabarkan kesulitan yang dialami mahasiswa asing di Jerman. Kesulitan sebagai mahasiswa asing diantaranya adalah kurangnya pengalaman internasional tenaga kerja dan mahasiswa Jerman di sekolah tinggi serta jangka waktu studi. Kesulitan diluar lembaga pendidikan bagi mahasiswa asing adalah kemungkinan akan akses finansial, izin tinggal, dan interaksi dengan orang Jerman.

Tantangan dan Peluang

Internasionalisasi sekolah tinggi di Jerman telah dimulai sejak tahun 1996. Kementrian Pendidikan dan Penelitian Jerman (2008) menyebutkan bahwa internasionalisasi sekolah tinggi di Jerman selain sebagai tantangan juga sebagai peluang. Tujuan prioritas internasionalisasi sekolah tinggi Jerman menurut Kementrian Pendidikan dan Penelitian Jerman adalah kerjasama dibidang penelitian dengan kualitas terbaik dunia, potensi inovasi berstandar internasional, kerjasama dengan negara berkembang dibidang pendidikan, memperkuat kesinambungan pengembangan dan penelitian, bertanggung jawab didunia pendidikan bertaraf internasional, serta mengatasi tantangan global.

Untuk dapat mengatasi rintangan dan masalah ini, mahasiswa asing yang menjadi narasumber penelitian Hea-Kyung Ro (2006) menyebutkan bahwa mahasiswa asing sebaiknya memiliki kemampuan bahasa dan berkomunikasi, kemandirian dan intervensi dalam diri sendiri, seperti motivasi, konsep moral, berkepribadian, dan kemampuan. Kementrian Pendidikan dan Penelitian Jerman (1999) menyebutkan bahwa konsultasi bagi mahasiswa asing sehubungan dengan kursus bahasa Jerman, konsultasi perkuliahan, dan bantuan dalam hal akomodasi amatlah membantu.

Sehubungan dengan peraturan, pemerintah Jerman telah memperbaiki peraturan untuk mahasiswa asing. Saat ini mahasiswa asing tidak harus setiap tahun memperpanjang visa. Visa saat ini dapat diperpanjang sesuai dengan rentang waktu studi. Misalnya untuk mahasiswa tingkat sarjana dapat memperpanjang visa setelah tiga tahun (waktu studi tingkat sarjana di Jerman berlangsung selama tiga tahun) atau untuk mahasiswa tingkat master dapat memperpanjang visa setelah dua tahun. Mahasiswa asing di Jerman diijinkan untuk bekerja, baik penuh waktu maupun paruh waktu. Masa kerja paruh waktu serta penuh waktu yang sebelumnya diijinkan masing-masing selama 180 hari dan 90 hari dalam setahun, diijinkan menjadi 240 hari dan 120 hari dalam setahun.

Jerman telah melakukan perbaikan demi mempermudah mahasiswa asing. Selain itu, Jerman tetaplah memiliki daya tarik bagi mahasiswa asing. Bukanlah hal yang tidak mungkin jika Jerman tetap menjadi negara tujuan bagi mahasiswa asing untuk melanjutkan studi diluar negaranya. Jika memang demikian adanya, adalah hal yang mungkin jika jumlah mahasiswa asing ke Jerman bertambah.

********

Dimuat di laman facebook pribadi pada 12.03.2015. Ditambah dan direvisi sesuai dengan kaidah bahasa dan target pembaca.

Sumber:

1. Bundesministerium für Bildung und Forschung. (2008). Deutschlands Rolle in der globalen Wissensgesellschaft stärken: Strategie der Bundesregierung zur Internationalisierung von Wissenschaft und Forschung. Berlin: Scholz & Friends.
2. DAAD. (2014). Wissenschaft weltoffen: Daten und Fakten zur Internationalität von Studium und Forschung in Deutschland. Bielefeld: W. Bertelsmann Verlag GmbH & Co. KG.
3. Heublein, U., Schmelzer, R., Sommer, D., Spangenberg, H. (2002). Studienabbruchstudie 2002: Die Studienabbrecherquoten in den Fächergruppen und Studienbereichen der Universitäten und Fachhochschulen. Bundesministerium für Bildung und Forschung. Hannover: HIS-Hochschul-Informations-System GmbH.
4. HSBC. (2013). Study costs most in Australia. http://www.hsbc.com/news-andinsight/2013/study-costs-most-in-australia.
5. Isserstedt, W., Middendorff, E., Fabian, G., Wolter, A. (2007). Wirtschaftliche und soziale Lage der Studierenden in der Bundesrepublik Deutschland 2006: 18. Sozialerhebung des Deutschen Studentenwerks durchgeführt durch HIS Hochschul-Informations-System – Ausgewählte Ergebnisse -. Bundesministerium für Bildung und Forschung. Hannover: BWH GmbH – Medien Kommunikation.
6. Laura, B. (2013). Student Mobility: Most Popular Countries. QS Top Universities. http://www.topuniversities.com/blog/student-mobility-most-popular-countries.
7. OECD (2013). Education at a Glance 2013: OECD Indicators, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/eag-2013-en.
8. OECD (2012). Education at a Glance 2012: Highlights, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/eag_highlights-2012-en.
9. Ro, H.-K. (2006). Zufriedenheit ausländischer Studierender an deutschen Hochschulen: Eine empirische Untersuchung am Beispiel ostasiatischer Studierender. Hamburg: Verlag Dr. Kovac.
10. Schnitzer, K. (1999). Wirtschaftliche und soziale Lage der ausländischen Studierenden in Deutschland: Ergebnisse der 15. Sozialerhebung des Deutschen Studentenwerks (DSW). Bundesministerium für Bildung und Forschung. Langenhagen: poppdruck.
11. UK Higher Education International Unit (2012). International higher education in facts and figures: Winter 2012-13. UK HE International Unit.
http://www.international.ac.uk/media/2199705/international_facts_and_figures_winter_2012-13.pdf.
12. Unesco Institut for Statistic (2012). Global Flow of Tertiary-Level. http://www.uis.unesco.org/Education/Pages/international-student-flow-viz.aspx.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun