Mohon tunggu...
Lovely Christi Zega
Lovely Christi Zega Mohon Tunggu... Psikolog -

Untuk informasi terkini, terlengkap, dan terpercaya hubungi ketok magic kenalan terbaik anda.... - Pemilik majalah online a-and-o.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jilbab dan Jubah Panjang

4 Februari 2016   16:55 Diperbarui: 6 Februari 2016   19:47 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Ratna. Mukanya kalem, berkulit putih, dan untuk ukuran perempuan badannya cukup tinggi. Ia aktif di organisasi keagamaan yang menerapkan peraturan dengan ketat. Dengan jilbab dan jubah panjangnya, kita tak akan tahu sifat sebenarnya jika ia diam saja.

Ketika itu, kami berdelapan. Rahmat yang lucu tapi tidak menggemaskan. Jika dipadankan, lebih cocok seperti tokoh Dono dalam grup lawak Warkop DKI. Dodi yang dominan. Meski demikian, ia suka melucu. Sering ketika melucu, ia menyebut nama Rahmat, yang akan dengan riang gembira menyambut lelucon Dodi, apapun itu. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya lelucon yang dilontarkan itu-itu saja. Tapi entah mengapa, setiap lelucon terasa lucu dan menyegarkan. Seperti Rahmat, kami semua juga menyambut lelucon Dodi dengan gembira.

Selain mereka, ada juga Olin dan Elyn. Mereka bukan kembaran. Nama mereka saja yang mirip. Olin beragama Kristen dan keturunan suku wilayah Indonesia timur. Elyn seorang muslim dan keturunan betawi. Kulit sawo matang Olin dan kulit kuning langsat Elyn tidak membuat mereka sangat berbeda karena mereka memiliki sifat yang mirip: sama-sama suka berbicara ceplas-ceplos, suka tertawa, dan suka melucu.

Lalu ada Idris. Ia, selain Rahmat, adalah yang paling senior diantara kami. Seperti kami semua, ia juga suka melucu. Leluconnya terutama dilontarkan ketika harus berhubungan dengan pihak operasional. Maklum, tugasnya membuat ia harus berhubungan banyak dengan pihak operasional. Dan pihak operasional, selain akrab dengan Idris, juga sering menyampaikan dengan santai dan terbuka keluhan mereka terkait dengan tugas Idris.

Selain itu ada Nensy. Seorang pengurus gereja yang sangat sibuk. Sepertinya, kalau ia tidak harus bekerja, ia bisa tinggal di gereja selama 24 jam, 365 hari penuh. Dalam bekerja, ia memperlihatkan kemampuan multi tasking: input data sambil menelepon dan mengorganisir kegiatan pemuda gereja. Sebagai orang gereja yang baik, ia menyumpah serapah dengan kata-kata seperti, "Jeruk!". Sama seperti kami semua, ia juga suka melucu dan turut tertawa menyambut lelucon orang lain.

Lalu, saya. Paling akhir masuk dibandingkan dengan mereka semua. Namun paling awal keluar kerja dibandingkan mereka semua.

Itulah kami berdelapan. Tentu saja seperti tim kerja lainnya kami juga memiliki atasan. Atasan-atasan kami silih berganti. Tapi ya pekerjaan dan tugas kami tetap sama. Tentu saja ketika kami bekerja, kami tidak selalu melucu. Selain karena tugas kami bukan sebagai pelawak, pekerjaan kami juga sangat banyak. Ada saat-saat dimana kami capek, stres, bahkan tegang karena pekerjaan. Adalah hal yang lumrah bagi kami bekerja hingga larut malam. Jika kami pulang, tidak jarang satpam bertanya pada kami sambil bercanda, "Ngapain pulang? Kan besok pagi dateng lagi?".

Seperti kami semua, Ratna juga gemar bercanda dan tertawa. Lalu diantara kami berdelapan, siapakah teman dekat Ratna? Ia adalah Nensy. Perbedaan agama dan kefanatikan mereka akan agama tidak membuat mereka saling menjauh, bahkan justru membuat mereka dekat.

******

Hubungan kami terjalin kembali sejak aku menjenguknya. Ia dulu adalah adik kelasku. Aku sudah menaruh hati padanya sejak dulu. Namun sayang, ia menolakku.

Suatu kali ku dengar kabar bahwa ia sedang sakit keras. Sakit ginjal. Suatu hal yang jarang terjadi untuk umurnya yang begitu muda. Semula ia menolak, tapi dengan gigih ku perlihatkan padanya bahwa aku ingin merawatnya. Bulan berganti tahun, ia tak kunjung membaik juga. Namun aku tetap yakin bahwa ia milikku. Ku lamar dia dan kami pun menikah.

Aku tahu bahwa aku tak akan memiliki keturunan darinya. Hingga suatu kali ia berkata, "Pung, Ratna iklas kalo Ipung mau nikah lagi karena Ratna ga bisa hamil." Hatiku makin luluh dibuatnya.

Tahun terus berjalan dan kondisinya tidak juga membaik. Aku pun memutuskan untuk keluar dari pekerjaan dan berjualan siomay. Ya, aku ingin meluangkan waktuku sebisa mungkin untuk merawatnya.

******

Wajahnya tenang dan tampak seperti tersenyum. Usai sudah perjuangannya selama ini. Tuhan, kuatkan aku tanpanya.

******

Mengenang seorang rekan kerja yang hanya ku kenal sebentar. Semoga dirimu khusnul khotimah dan Tuhan menguatkan keluarga, terutama suami, yang ditinggalkan.

Terimakasih untuk Pak Laksono, seorang rekan kerja yang tetap kontak dengan Ratna hingga saat akhirnya.

Tulisan ini telah diedit dengan mempertimbangkan keberatan dari pihak keluarga almarhum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun