Mohon tunggu...
Velly April
Velly April Mohon Tunggu... Relawan - Velly Aprilia Dianti

Terimaasih sudah membaca tulisan saya, semoga bermanfaat :) Email :vellybengkulu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Revolusi Industri 4.0 di Sektor Pertanian Indonesia

21 Mei 2019   02:32 Diperbarui: 21 Mei 2019   02:42 19570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Irigasi bawah tanah yang dimanfaatkan untuk tanah kering dengan sistem kerja mengatur kelembapan tanah sehingga tanah tidak gersang lagi dan dapat menjadi lembab sesuai dengan kebutuhan tanaman. 

3. Automatic Tractor

Sebuah teknologi dimana petani dapat mengontrol traktor dengan menggunakan remote, bahakan dapat dikoktrol dari rumah.

Selain itu untuk menunjukkan keseriusan pemeritah dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0, Pemerintah juga menerapkan kebijakan-kebijakan yag Pro petani. lantas selain dengan banyaknya kuliah pertanian di Universitas yang tersebar di Indonesia, apa lagi upaya pemerintah dalam membentuk SDM yang berkualitas demi mempersiapkan Revolusi Industri 4.0? adalah Politeknik Pembangunan Partanian atau POLBANGTAN yang di bawah naungan Kementrian Pertanian yang tersebar di beberapa wilayah indonesia. selain itu salah satu ciri nyata mulai majunya pertanian Indonesia sat.

Ini dibuktikan dengan indonesia meng ekspor beberapa hasil pertanian, seperti nanas lampung yang sudah tembuh pasar Spanyol dan China, Lada biji yang di ekspor ke Malaysia dan Vienam,  dan lida mertua yang tembus ekspor ke Korea dan Singapura. kalian dapat memantau kemajuan pertanian Indonesia di Instagram @Kementrianpertanian.

Jika dilihat dari manfaatnya, memang Revolusi Industri 4.0 memiliki dampak yang baik bagi petani, pun bagi masyarakat umum yang dapat mengonsumsi hasil pertanian yang Berkualitas. Walaupun sudah ada beberapa capaian pemerintah dalam Penerapan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian. di sisi lain ada pula tantangan yang harus dihadapi, diantaranya :

1. Perlunya perbaikan infrastruktur 

Untuk menerapkan Internet of Thing (IoT) memerlukan akses internet yang baik, sementara itu di seluruh indonesia tidaklah semua akses internetnya berjalan dengan baik. contohnya saja di daerah saya di Bengkulu Utara berdasarkan pengalaman akses internet di tengah kota saja jaringan 4G sering macet apalagi di derah pertanian yang terletak jauh dari kota. selain itu Infrastruktur yang lain adalah akses jalan, baik menuju kabupaten maupun menuju perkebunan akses jalan sangat penting. namun faktanya jalan dari kota Bengkulu ke kabupaten Bengkulu utara saja masih sangat kurang baik. bagaimana tauke mau membeli hasil petani jika jalan menuju Bengkulu utara saja masih banyak lubang, sempit, bahkan ada jembatan yang hanya bisa dilalui 1 mobil saja tidak bisa dilalui oleh 2 mobil yang saling berlawan arah. apalgi jalan menuju perkebunan, hanya bisa dilalui oleh sepeda motor dan mobil khusus kebun.

2. Perlunya biaya 

Alat teknologi yang canggih bukan murah harganya, apalagi luasnya wilayah perkebunan dan pertanian indonesia membutuhkan alat yang banyak. Revolusi Industri 4.0 dalam bidang pertanian nampaknya sudah berjalan di bebrap wilayah kota besar. namun belum di Bengkulu, saat Ini bahkan petani di daerah Bengkulu masih menggunakan alat yang tradisional seperti cangkul, membajak sawah menggunakan kerbau hingga menggunakan parang, hal tersebut merupakan pengalaman yang saya temukan di daerah Bengkulu bahkan di kota.

3. Petani yang belum melek teknologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun