Mohon tunggu...
Vellen Melodya
Vellen Melodya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siapakah yang Lebih Adaptif, Hewan atau Tumbuhan?

21 September 2017   17:10 Diperbarui: 21 September 2017   17:28 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

planttissuesystems-59c38efc7a70f1667930d763.jpg
planttissuesystems-59c38efc7a70f1667930d763.jpg
Organisme hidup seperti tumbuhan dan hewan merupakan organisme multiseluler. Yang artinya tubuh mereka tersusun dari begitu banyak sel yang memiliki sifat, fungsi dan bentuk yang sama sehingga membentuk suatu jaringan. Dengan kata lain sel pada tumbuhan dan hewan yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama akan berkumpul membentuk jaringan tertentu. Antara jaringan hewan dan tumbuhan terdapat perbedaan yang terletak pada penyusunnya.

Jaringan pada tumbuhan tersusun dari jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa) yang didasarkan pada aktivitas pembelahan sel selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan meristem adalah jaringan yang aktif membelah diri secara mitosis untuk menam-bah jumlah sel tubuh. Biasanya adalah sel muda yang belum mengalami diferensisasi dengan bentuk yang sama ke segala arah.

Ciri-ciri dari jaringan meristem adalah memiliki sitoplasma yang banyak karena membutuhkan banyak energi untuk membelah, ukuran sel pada jaringan meristem kecil, dinding sel tipis, bentuk sel tidak beraturan, tidak ada ruang antar sel, dan nukleus besar dengan tujuan agar dapat menyimpan lebih banyak DNA. Jaringan meristem terbagi lagi dilihat dari asal dan posisi. Dari asal, jaringan terbagi menjadi meristem primer dan sekunder. Meristem primer berasal dari promeristem atau dari sel embrional yang terdapat pada ujung batang dan akar. 

Meristem ini menyebabkan terjadinya pemanjangan (pertumbuhan primer). Meristem sekunder berasal dari jaringan primer yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Meristem sekunder menyebabkan pertumbuhan ke samping, contohnya kambium, felogen, dan perisikel. Dilihat dari posisi dibagi menjadi meristem apikal di ujung, meristem interkaler di ruas-ruas batang, dan meristem lateral di samping batang atau akar. Sementara jaringan permanen atau dewasa terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem dan sifatnya tidak bisa kembali (irreversible). Berdasarkn fungsinya dibedakan menjadi 4 yaitu epidermis, parenkim, penyokong, dan vaskuler (xilem dan floem).  

Jaringan hewan terdiri dari jaringan benih (germinal) dan jaringan tubuh (somatis). Jaringan somatis meliputi jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang melapisi permukaan luar (epitelium), membatasi organ dengan rongga (endothelium), dan membatasi antar organ (mesotelium). Jaringan ikat adalah jaringan yeng mengikat jaringan-jaringan untuk membentuk organ dan mengikat organ-organ untuk membentuk sistem organ. 

Jaringan ikat merupakan lapisan mesoderm yang membentuk jaringan mesenkim pada perkembangan awal embrio. Jaringan ikat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni jaringan ikat cair, sejati, dan penyokong. Jaringan otot adalah jaringan yang dapat berkontraksi dan berelaksasi untuk melakukan suatu gerakan dan diperlukan banyak pembuluh darah kapiler. Macam-macam jaringan otot ada tiga, yakni otot polos, lurik, dan jantung. Terakhir adalah jaringan saraf yang tersebar luas di dalam tubuh terutama pada otak dan sumsum tulang belakang yang tersusun dari sel penyokong dan sel saraf.

Selain susunan jaringan yang berbeda baik tumbuhan ataupun hewan harus melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya agar bisa bertahan hidup atau yang disebut adaptasi. Terdapat 3 macam adaptasi yaitu adaptasi morfologi, tingkah laku, dan fisiologi. Adaptasi morfologi adalah perubahan bentuk tubuh ataupun struktur yang terlihat secara jelas tanpa bantuan alat. Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi setiap bagian tubuh dan melibatkan zat di dalam tubuh. Sementara adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian tingkah laku seperti saat mencari makanan ataupun melindungi diri.

Dari teori yang telah disampaikan mengenai jaringan hewan dan tumbuhan memperlihatkan bahwa jaringan yang mereka miliki menunjang kehidupan mereka dan cara mereka untuk hidup. Selain itu baik tumbuhan atau hewan, keduanya memerlukan adanya adaptasi untuk bertahan di lingkungan baru yang dapat mempengaruhi kondisi badan mereka. Terdapat perbedaan antara adaptasi tumbuhan dan adaptasi hewan. Lalu muncul pertanyaan lebih bisa beradaptasi mana antara jaringan hewan dan tumbuhan. Jawabannya jaringan hewan lebih bisa untuk beradaptasi dibandingkan dengan jaringan tumbuhan. Jawaban itu didasarkan oleh beberapa alasan yang ada.

Alasan pertama yaitu hewan dapat melakukan gerak aktif atau gerak berpindah tempat yang dapat diamati dengan kasat mata. Sementara tumbuhan hanya melakukan gerak pasif atau gerak untuk tumbuh dan tidak terlihat dengan kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Selain itu karena gerakan pada tumbuhan tergantung dari impuls atau rangsangan yang mengenai sel atau jaringan ataupun organ tumbuhan tersebut. 

Gerak aktif pada hewan disebabkan karena hewan memiliki jaringan otot, sementara pada tumbuhan jaringan tersebut tidak ditemukan. Jaringan otot mengandung sel khusus yang dapat menjalankan fungsi untuk kontraksi atau pergerakan. Dimana otot dapat menghasilkan pergerakkan seperti gerakan anggota badan, denyut jantung, peristaltik usus, menahan postur tubuh untuk posisi tertentu, dan menghasilkan panas untuk mempertahankan temperatur tubuh. 

Dimana gerak aktif pada hewan dapat membuatnya bisa lebih menyesuaikan diri sebagai contoh saat tanaman mangga dan harimau yang berhabitat di darat diletakkan di padang gurun. Pasti diantara kedua makhluk hidup tersebut akan mengalami kematian namun mangga akan lebih dulu mati dibandingkan dengan harimau. Hal ini karena harimau dapat berpindah tempat untuk mencari mangsa. Sementara tumbuhan hanya bisa diam di satu tempat dan memanfaatkan sisa-sisa zat yang diperlukan di dalam tanah tersebut. Dimana zat yang diperlukan untuk keberlangsungan hidup nya tidak akan selamanya ada di tanah tersebut yang membuat tumbuhan secara perlahan kehabisan nutrisi.

Alasan kedua karena hewan dapat melakukan adaptasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan tumbuhan. Baik adaptasi untuk melindungi diri, mendapatkan mangsa ataupun untuk reproduksi. Hewan memiliki kebutuhan berupa oksigen, air, iklim, makanan, tempat tinggal dan reproduksi yang baik. Sementara tumbuhan memerlukan nutrisi, karbondioksida, air dan cahaya. Untuk itu semua keduanya mengalami adaptasi morfologi namun pada kenyataannya adaptasi yang dilakukan oleh hewan jauh lebih terlihat. Adaptasi itu seperti perubahan bentuk paruh, gigi, mata, bulu, dan tulang yang berongga. Hal ini karena jaringan pada hewan lebih fleksibel dibandingan jaringan pada tumbuhan. 

Perubahan paruh seperti paruh yang berat untuk burung pemakan biji atau paruh runcing untuk burung pemakan madu. Sementara tulang berongga dimiliki oleh burung yang membuatnya lebih ringan saat terbang sedangkan hewan darat memiliki tulang yang lebih rapat. Adaptasi lainnya dapat dilihat dengan adanya bulu pada hewan. Beberapa hewan seperti bison akan menumbuhkan mantel bulunya untuk melindungi dari suhu musim dingin. Dan saat cuaca membaik bulu mantel itu akan dilepaskan. 

Contoh lainnya yaitu landak yang tubuhnya ditutupi oleh bulu tajam yang akan melindunginya dari predator. Sementara tumbuhan tidak bisa melakukan adaptasi untuk melindungi diri dari predator. Adaptasi untuk melindungi diri dari predator seperti cicak memutuskan ekornya saat merasa terancam, musang yang memiliki kelenjar bau sehingga membuat predatornya melarikan diri, dan bunglon yang dapat merubah warna badan sesuai tempat dia berada. Sementara pada tumbuhan seperti pada semak azela di Jepang, ilalang, pohon Akasia yang dapat mengeluarkan zat bersifat racun bagi hewan herbivora. Selain itu tumbuhan juga mengeluarkan bau khas pada bunga yang dapat mengundang serangga untuk melakukan penyerbukan yang merupakan proses perkembangbiakannya.

Alasan berikutya masih berhubungan dengan sel yang menyusun jaringan. Sel yang membentuk jaringan pada hewan jauh lebih flkesibel karena tidak adanya dinding sel sementara pada tumbuhan jaringannya terbentuk dari sel yang memiliki dinding sel. Dinding sel pada tumbuhan akan membuatnya lebih susah untuk merubah bentuk menyesuaikan lingkungan dibandingkan dengan hewan. Selain itu adanya dinding sel membuat tidak semua zat bisa diterima oleh sel tumbuhan. Jadi hal itu akan mempersulit tumbuhan untuk memenuhi semua kebutuhannya di lingkungan yang mengalami perubahan. Sementara hewan akan teteap dapat memenuhi kebutuhan ketika lingkungan sekitarnya mengalami perubahan. Dimana ketidakmampuan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan akan sel-sel pada tubuhnya mengalami kerusakan satu per satu dan menyebabkan kerusakan jaringan.

Alasan keempat yaitu adanya jaringan saraf pada hewan yang tidak dimiliki oleh tumbuhan. Hal itu karena jaringan saraf pada hewan memiliki kemampuan iritabilitas atau kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Meskipun pada kenyataannya tumbuhan juga dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Namun jaringan saraf yang menyusun sistem saraf membuat hewan memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam memberikan respon terhadap rangsang dari dalam ataupun dari luar tubuh. 

Selain itu tumbuhan tidak memiliki alat indra seperti yang ada pada manusia dan hewan. Alat indra yang terdapat pada hewan berfungsi untuk memberi tanggapan secara langsung terhadap rangsang. Alat indra yang memberi tanggapan terhadap rangsang seperti, mata menerima rangsang cahaya, telinga menerima rangsang suara, hidung menerima rangsang bau, dan kulit menerima rangsang sentuhan. 

Rangsangan itu berasal dari perubahan kondisi lingkungan di sekitar mereka. Contoh pentingnya alat indra untuk beradaptasi adalah hewan kelelawar yang menggunakan indra pendengarannya untuk mencari mangsa pada malam hari. Jadi dua hal itu membuat respon yang diberikan oleh hewan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan respon yang diberikan oleh tumbuhan. Dari cepatnya respon yang diberikan oleh hewan tentu hal tersebut akan mempercepat hewan memutuskan apa yang harus mereka lakukan atau bentuk adaptasi apa yang harus dilakukan.

Maka dapat disimpulkan bahwa sel hewan lebih bisa beradaptasi terhadap lingkungannya dibandingkan dengan sel tumbuhan. Hal itu disebabkan oleh beberapa alasan yang sudah disebutkan. Pertama karena hewan memiliki jaringan otot yang membuat hewan dapat melakukan gerak aktif atau gerak berpindah tempat. Sementara pada tumbuhan jaringan tersebut tidak ditemukan dan membuat tumbuhan hanya bergerak secara pasif atau gerak tumbuh. Kedua, hewan dapat melakukan adaptasi jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tumbuhan yang adaptasinya terbatas. 

Adaptasi hewan bertujuan untuk melindungi diri dari predator, mencari makanan, dan melakukan reproduksi secara tepat. Alasan berikutnya karena karena sel-sel yang menyusun jaringan pada hewan tidak memiliki dinding sel sementara sel-sel penyusun tumbuhan memiliki dinding sel yang membuatnya tidak bisa menerima semua zat yang ada. Sehingga hal itu akan membuat tumbuhan mengalami kesulitan untuk menerima kondisi lingkungan yang baru. Alasan terakhir karena pada hewan terdapat jaringan saraf dan alat indra dan keduanya tidak dimiliki oleh tumbuhan. Meskipun pada kenyataannya tumbuhan juga menanggapi perubahan lingkungan yang terjadi meskipun tidak secepat tanggapan dari hewan. Hal itu karena ada jaringan saraf yang membentuk sistem saraf yang bersifat tanggap terhadap rangsang dari dalam ataupun dari luar tubuh.

Daftar Pustaka :

(2017, September 19). Retrieved from https://www.academia.edu/22674322/STRUKTUR_TUBUH_DAN_GERAK_PADA_MAKHLUK_HIDUP

(2017, September 14). Retrieved from http://www.myrightspot.com/2016/06/jaringan-tumbuhan-dan-jaringan-hewan.html

(2017, September 14). Retrieved from https://www.academia.edu/9400870/Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_Tumbuhan

(2017, September 14). Retrieved from https://www.academia.edu/24857607/Jaringan_tumbuhan

(2017, September 21). Retrieved from https://www.academia.edu/5063867/MEMPELAJARI_JARINGAN_PADA_HEWAN_DAN_TUMBUHAN

(2017, September 21). Retrieved from https://www.academia.edu/9313442/Jaringan_pada_hewan

(2017, September 21). Retrieved from https://www.academia.edu/8775644/Jaringan_pada_Hewan_Biologi_Kelas_XI_Jaringan_pada_Hewan_By_Wawang_Armansyah

(2017, September 18). Retrieved from http://bookbuilder.cast.org/view_print.php?book=26258

(2017, September 18). Retrieved from http://www.bbc.co.uk/nature/adaptations

(2017, September 18). Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Adaptasi

(2017, September 16). Retrieved from https://www.academia.edu/8844325/Jaringan_Hewan_Lengkap_

(2017, September 16). Retrieved from https://www.academia.edu/27530605/STRUKTUR_DAN_FUNGSI_JARINGAN_HEWAN

(2017, September 16). Retrieved from https://www.academia.edu/15827945/Jaringan_Hewan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun