[Disunting melalui artikel FST UNAIR] yang pertama, protein Cas9 dipasangkan dengan RNA pemandu yang membawa informasi tentang sekuen DNA yang menjadi target. Kompleks ini lalu mengikat target sekuen DNA dan memotong gen yang ditargetkan. Setelah itu, DNA bisa dimodifikasi dengan cara, menggantikan sekuen yang telah dipotong dengan sekuen DNA baru yang telah deprogram atau mengandalkan mekanisme perbaikan DNA itu sendiri yang bisa menambah atau mengurangi materi genetik. Sebagai contoh Cas9 dari Staphylococus aureus bisa menarget bagian genom yang tidak bisa ditargetkan oleh Cas9 dari Streptococous pygenes. Semakin banyak Cas9, maka semakin banyak organisme yang bisa direkayasa.
Melihat bahwa infeksi HIV erat dengan perubahan genetik, metode pengeditan kromosom DNA ini memiliki kemampuan yang menjanjikan untuk penanganan HIV. Tetapi karena sedikitnya uji klinis yang dilakukan pada pembuktian teknologi ini, sehingga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut agar teknologi CRISPR-Cas9 ini dapat menjadi penemuan teknologi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit genetika yang sangat berguna untuk kehidupan di masa sekarang. Selain untuk penyembuhan HIV dan penyakit genetika lainnya, CRISPR-Cas9 juga digunakan untuk pembudidayaan gen pada tanaman.
Apa hubungan CRISPR-Cas9 dengan infeksi HIV?
Seperti yang kalian ketahui, di atas juga sudah dijelaskan bahwa teknologi CRISPR-Cas9 dapat membantu menyembuhkan secara total penyakit genetik. Dengan teknologi ini, ilmuwan bisa mengubah DNA manusia seperti menghapus dan mengubah material genetik tertentu.
Untuk permasalahannya pada kasus penyembuhan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) ini sangatlah susah disembuhkan, karena HIV belum dapat dihilangkan secara total dari tubuh orang yang terinfeksi. Sebab, HIV merupakan retrovirus yang mampu mengintegrasi atau menyambungkan materi genetiknya pada sel inang. Mengenai hal ini, sel darah putih pada tubuh manusia khususnya pada sel yang Bernama CD4+. Karena sel CD4+ merupakan sel yang diinvasi akan menjadi tempat HIV bereproduksi. HIV akan merusak sel tersebut dan menginstruksikan untuk memproduksi lebih banyak HIV untuk menginvasi sel lainnya. Mengapa harus sel CD4+ yang diinvasi? Karena sel ini sangat rentan terhadap infeksi oportunistik. Dengan kata lain, infeksi ini mengambil kesempatan dari lemahnya daya tahan tubuh, untuk bisa berkembang. Ilmuwan memberikan rekayasa genetika sebagai haraoan untuk mengahpus sel HIV dari tubuh yang terinfeksi dengan pengeditan DNA yang dinamakan CRISPR-Cas9.
Adakah obat untuk menyembuhkan infeksi HIV dengan memanfaatkan teknologi CRISPR-Cas9?
Jawabannya belum ada, tetapi dari obat ini lebih mengarah ke pencegahan untuk memperlambat perkembangan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV). ARV ini bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan virus HIV yaitu sel CD4+, sehingga ARV berguna untuk memperlambat reproduksi HIV yang ada di sel CD4+. Namun pengembangan teknologi CRISPR-Cas9 memberikan solusi dan harapan terbesar tetapi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi karena masih banyak menuai kontroversi serta pertimbangan bioetika. Untuk sementara ini, pencegahan HIV AIDS menggunakan beberapa jenis obat ARV yakni Efavirenz, Etravirine, Nevipine, Lamivudin, dan Zidovudin. Untuk tubuh orang yang terinfeksi oleh virus HIV ini, dianjurkan mengonsumsi obat ARV sesuai resep dokter yang bersangkutan.
Disclaimer: Tulisan aritikel ini merupakan opini dari penulis dengan mengembangkan dari artikel yang sudah ada sebelumnya.
Referensi